Hari Minggu Biasa XIII (30 Juni 2019)
1Raj. 19:16b,19-21; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Gal 5:1,13-18; Luk. 9:51-62
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Luk 9: 62)
Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih di dalam Tuhan Yesus
Selama tidak kurang dari tiga tahun Yesus mengajar dan melakukan mukjizat-mukjizat di tengah masyarakat. Ada banyak orang berada di sekitar Yesus dan mengikutiNya. Kita bisa mengklasifikasikan kesetiaan dan kepatuhan dari para pengikutNya.
- Kesetiaan dan kepatuhan dari kedua belas rasul yang selalu berada di dekatNya
- Kesetiaan dan kepatuhan dari 72 murid yang mengikuti pengajaran, namun belum tentu selalu di dekatNya
- Masyarakat banyak yang selalu mengikuti Dia, namun hanya untuk melihat dan mendapatkan mukjizat dari Yesus.
Marilah kita coba refleksikan diri kita masing-masing : “Termasuk kategori yang manakah aku?” Kiranya dari ketiga kategori tersebut kita lebih sering masuk pada kategori yang ketiga. Di dalam tugas pelayanan gereja ataupun sebagai pelayan masyarakat, kita masih sering melakukan dan mengharapkan imbalan dan “mukjizat” dari Tuhan, walaupun mungkin lewat pemberian atau bantuan yang diberikan orang lain. Walaupun imbalan itu hanya sebuah pujian.
Kita sering mendengar bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama di hadapan Tuhan. Tetapi mengapa manusia memiliki keberuntungan dan kesuksesan yang berbeda? Kita sering melupakan bahwa setiap orang diberikan karunia dan talenta yang berbeda dari Tuhan. Sebagai manusia yang hidup di tengah masyarakat, maka sifat kedagingan kita masih sangat tinggi. Nafsu iri, dengki dan serakah masih sering meliputi hati kita, terutama keinginan hidup enak dan nyaman, jika perlu lewat jalan pintas dengan melanggar aturan atau norma yang berlaku. Sering karena dorongan kedagingan, kita menggadaikan kesetiaan kita sebagai muridNya.
Yesus sering menegur orang banyak, karena mereka meskipun sudah diajarkan tetaplah “bebal” dengan tidak mengikuti dan mengerti apa yang telah diajarkan. Apakah kita juga ingin menjadi bagian dari orang bebal tersebut, sehingga tidak layak jadi pengikutNya?
Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih di dalam Tuhan Yesus
Namun rupanya Tuhan sungguh adil. Sebagai Gembala yang baik, Ia telah mengaruniakan kepada masing-masing orang bagiannya sendiri. Yesus berkuasa memberikan karunia, tetapi Yesus berkuasa untuk mengambilnya kembali sesuai kehendakNya.
Marilah kita renungkan “Apa sebaiknya yang harus kita lakukan?” Sederhana saja, serahkan kehidupan kita kapada Tuhan! Marilah kita selalu berusaha seoptimal mungkin tanpa melanggar rambu, sesuai dengan talenta yang kita miliki. Kita minta karunia yang kita butuhkan, karena Dia maha pemberi. Setia, tetap setia dan selalu setia kepadaNya, tidak lagi menoleh-noleh ke belakang. Kalau orang Jawa bilang “Madep mantep nderek Gusti” atau dengan ungkapan yang lebih heroik lagi “Pejah gesang nderek Gusti”.
Marilah berdoa, Tuhan Yesus yang terkasih penebus dunia, kami ini umatMu dan tetap ingin jadi pengikutMu. Tetapi agar persatuan kami dengan Dikau semakin erat, kini kami sujud di hadapanMu dan menyerahkan diri kepadaMu. Berilah kami daya untuk tetap dan selalu setia kepadaMu. Amin!
Berkah Dalem
Hieronimus Soedjarwo
Lingk. St. Andreas
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu