HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS (23 Juni 2019)
Kej. 14:18-20; Mzm. 110:1,2,3,4; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor 11:24b-25)
Bapak/ibu/saudara/i terkasih,
Hari ini gereja katolik merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini terutama dilakukan untuk menghormati Ekaristi sebagai sesuatu yang sangat penting bagi umat Katolik. Mengapa Ekaristi sungguh menjadi hal yang sangat penting bagi kita umat Katolik? Pertama, Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan umat Katolik. Sebagai sumber hidup karena Ekaristi adalah pemberian diri Yesus yang memberi daya hidup atau sebagai makanan jiwa / rohani umat Katolik. Sebagai puncak kehidupan, Ekaristi merupakan perayaan syukur dan persembahan hidup umat Katolik yang dipersatukan dengan persembahan / korban Kristus sendiri.
Kedua, Pesan utama di dalam Ekaristi adalah Kristus yang sangat mengasihi kita umat-Nya; sebuah kasih yang begitu besar sehingga Dia memberikan diriNya sebagai makanan dan minuman agar kita tetap hidup. Itulah kasih tanpa pamrih dan diberikan secara cuma-cuma.
Di dalam setiap perayaan ekaristi kudus, pada saat konsekrasi kita selalu mendengar imam berkata “Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor 11:24b-25). Mengapa demikian? Karena Ekaristi kudus adalah kenangan yang hidup, kenangan akan pengorbanan Kristus yang telah menebus kita. Tuhan Yesus sendiri meminta peristiwa itu untuk selalu dikenang, untuk mengingatkan kita betapa besar rahmat yang kita terima setiap kali menyambut Ekaristi kudus itu. Sebab yang kita terima dan yang masuk ke dalam tubuh kita dan bersatu dengan jiwa kita adalah Tuhan Yesus sendiri, yaitu: Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya. Tubuh dan Darah-Nya yang rela Dia berikan kepada kita sebagai makanan dan minuman sejati dan kita menyambut seluruh pribadi Kristus dalam rupa roti dan anggur.
Bapak/ibu/saudara/i yang dikasihi Tuhan,
Setiap makhluk pasti membutuhkan makanan untuk dapat hidup. Bagi manusia, makanan dan minuman yang kita konsumsi memberikan berbagai macam fungsi yang mendukung pertumbuhan tubuh kita. Dengan demikian, makanan dan minuman adalah unsur vital bagi kehidupan fisik setiap manusia. Sementara agar jiwa kita selalu sehat dan bisa bertumbuh dengan baik, unsur vital apakah yang kita butuhkan? Ya, makanan jiwalah yang kita butuhkan; unsur vital bagi jiwa kita adalah Yesus sendiri, berupa Tubuh dan Darah Kristus, dengan tujuan supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal. Makanan rohani itu juga membuat kita semakin bertumbuh di dalam Yesus Kristus sehingga kita pun semakin mengenal dan mengalami kasih karunia Allah Bapa yang terus memelihara alam semesta termasuk manusia. Juga Roh Kudus yang terus menerus membaharui kehidupan kita. Tubuh dan Darah-Nya menjadi lambang totalitas jiwa dan raga dalam pelayanan-Nya kepada umat yang diselamatkan. Hal ini dinyatakan dalam menjalankan misi Bapa di Surga hingga rela mati di kayu salib. Tubuh jasmani dan rohani-Nya dikorbankan demi menyelamatkan umat manusia.
Menerima Tubuh dan Darah Kristus lewat Ekaristi kudus berarti kita belajar tentang cara memperoleh kehidupan kekal, yaitu bersatu atau tinggal di dalam Tuhan. Yesus sendiri berkata: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh 6: 54-56). Yang dimaksud oleh Yesus bukanlah secara harafiah kita makan daging dan minum darah semacam tindakan kanibal. Menyambut Komuni Kudus adalah menyambut Kristus sendiri yang hadir dan mau tinggal di dalam diri kita secara rohani. Hidup kita mestinya makin dijiwai dan diberi daya / roh Kristus yang menggerakkan seluruh pikiran, hati, sikap dan perbuatan kita.
Mari bapak/ibu/saudara/i terkasih, kita senantiasa mengasah kepekaan terhadap kehadiran Kristus dalam kehidupan kita. Salah satu caranya adalah dengan setia mengikuti Perayaan Ekaristi. Setiap saat, tanpa pernah berhenti, Kristus memberikan diri-Nya bagi gereja, menjadi santapan rohani bagi umat-Nya sebagai sumber kekuatan dan pengharapan bagi kita.
Dengan menyambut Ekaristi kudus kita boleh menyatu dengan Kristus dan boleh merasakan kebersamaan sebagai saudara. Makanan dan minuman rohani yang sama makin menyatukan kita di dalam Kristus. Menerima Ekaristi adalah menerima Kristus, Tubuh dan Darah-Nya, yang membagikan diri-Nya bagi keselamatan kita. Maka kita yang menerima-Nya harus bersedia pula membagikan diri kepada sesama. Atau dengan kata lain kita harus bersedia pula menjadi roti dan minuman untuk orang lain, melayani orang lain.
Berkah Dalem
Benediktus Widiyanto
Lingk. St. Stefanus
Kategori:Renungan Minggu