Minggu, 16 Juni 2019, sebanyak 37 anak-anak calon penerima komuni pertama bersama orang tua mereka masing-masing mengikuti rekoleksi di Ruang St. Anna dan ruang Yoakim Paroki St. Yosep Purwokerto. Rekoleksi ini menjadi akhir dari pendampingan bagi para calon komuni pertama yang telah dijalani kurang lebih 6 bulan, baik di pusat paroki maupun di Stasi Sokaraja. Rekoleksi anak-anak didampingi oleh Fr. Yohanes Yoyok Hardijanto, sedangkan para orang tua didampingi oleh tim Kerasulan Keluarga dan Romo Kristiadji MSC. Meskipun yang akan menerima komuni pertama adalah anak-anak, mengapa orang tua mereka juga mesti mengikuti rekoleksi ?
Tugas pertama dan utama ortu sebagai pendidik iman anak
Tujuan dari rekoleksi bagi orang tua dari anak-anak calon penerima komuni pertama ini adalah untuk mengingatkan atau menyegarkan kembali tugas utama orang tua kristiani. Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka (bdk. Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis 3), termasuk dalam hal iman. Ini berarti orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan terlibat dalam proses pendidikan iman anak- anaknya. Orang tua sendiri harus mempraktekkan imannya, berusaha untuk hidup kudus, dan terus menerapkan ajaran iman dalam kehidupan keluarga di rumah.
Secara konkret aktivitas pendidikan iman kepada anak-anak dapat dilaksanakan melalui dua kegiatan, yaitu: mewariskan atau mengomunikasikan pemahaman atau pengetahuan iman Katolik dan penerapan kebiasaan-kebiasaan Katolik.
Ada 4 pokok pewarisan iman Katolik yang perlu dikomunikasikan, yaitu:
- Apa yang harus kita imani sebagai orang Katolik sebagaimana terumuskan dalam Syahadat Para Rasul,
- Bagaimana iman itu diungkapkan atau dirayakan terutama melalui perayaan Tujuh Sakramen
- Bagaimana kita mewujudkan iman dalam kehidupan konkrit dengan tuntunan Sepuluh Perintah Allah dan Dua Hukum Kasih, serta
- Bagaimana berelasi dengan Yang kita imani terutama melalui doa, dengan contoh doa istimewa: Doa Bapa Kami.
Ada 10 kebiasaan Katolik yang perlu diterapkan oleh orang-orang Katolik: (1) Berhimpun pada hari Minggu, (2) Membaca Kitab Suci, (3) Melaksanakan Ibadat Harian, (4) Berdoa bersama dalam Keluarga, (5) Berdoa secara pribadi, (6) Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat, (7) Terlibat dalam masyarakat, (8) Berpuasa dan berpantang, (9) Memeriksa batin dan (10) Mengaku dosa di hadapan imam.
Dua kegiatan inilah yang disampaikan oleh koordinator Tim Kerja Katekese Paroki St. Yosep Purwokerto ketika memberikan kata pengantar di awal rekoleksi. Hadir 39 peserta yang merupakan orang tua dari anak-anak calon penerima komuni pertama. Rekoleksi ini didukung oleh tim kerja Kerasulan Keluarga, tim pujian dan 3 orang anggota Tim Kerja Katekese.
Proses komunikasi dan pewarisan iman
Sesi Pertama rekoleksi orangtua calon komuni pertama dipandu oleh Koordinator Tim Kerasulan Keluarga, yaitu Pasutri Mikhael Yoyok yang membahas tentang pengalaman melaksanakan tugas sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka hal iman atau sederhananya membahas tentang pengalaman mendampingi iman anak. Mengawali sesi ini Mas Yoyok mengungkapkan bagaimana beliau mengomunikasikan atau mewariskan iman kepada anak-anaknya dan bagaimana menerapkan kebiasaan-kebiasaan Katolik dalam kehidupan keluarganya.
Ada berbagai tantangan yang dialaminya dalam mendampingi iman anak-anaknya. Dan ada bermacam-macam cara yang dicoba untuk melaksanakan tugas pertama dan utamanya dalam mendampingi iman anak-anaknya. Tidak selalu mudah dan tidak selalu mulus, bahkan seringkali harus menghadapi berbagai gejolak, rintangan dan tantangan dalam mendampingi anak-anaknya. Proses pendampingan masih terus Pasutri Yoyok-Anas laksanakan dengan kemampuan yang ada dan mohon bantuan berkat rahmat Allah.
Selanjutnya para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok untuk berbagi pengalaman dalam mendampingi iman anak, bagaimana mengomunikasikan atau mewariskan iman kepada anak-anaknya dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan Katolik dalam keluarganya. Dalam pleno salah seorang peserta diminta oleh pemandu untuk membagikan pengalaman suka dan duka dalam mendampingi iman anak. Dengan gayanya yang khas, Mas Yoyok meneguhkan ungkapan-ungkapan pengalaman dari para peserta dengan membagikan pengetahuannya dan pemahamannya dalam pendampingan iman anak, yang disertai dengan contoh-contoh pengalaman konkritnya. Di akhir sesi mas Yoyok meminta para orangtua untuk menuliskan komitmen mereka dalam mendampingi iman anak pada selembar kertas yang telah disediakan.
Menjadi pribadi yang dikasihi
Sesi kedua rekoleksi orangtua calon komuni pertama didampingi oleh Romo Kristiadji, MSC. Di tengah berbagai kesibukan dan irama kehidupan yang begitu cepat, terkadang para orang tua mengalami “kelelahan”, relasi menjadi kurang hangat dan masing-masing larut dalam “hiruk pikuk” di era teknologi informasi. Selain itu banyak “suara sumbang” yang pada intinya adalah penolakan diri.

Rekoleksi Ortu dan Anak calon penerima Komuni Pertama di Paroki Sanyos (160619)
Diinspirasi oleh buku Henri Nouwen (“Diambil, Diberkati, Dipecah, Dibagikan : Spritualitas Ekaristi Dalam Dunia Sekuler; Kanisius, 2018) Romo Kris mengajak para orang tua untuk “istirahat”, hening batin untuk mendengarkan bisikan lembut dari Allah: “Engkau Kukasihi”. Itulah kebenaran hakiki diri kita sebagai pribadi-pribadi yang dikasihi Allah. Kita bukan hanya dikasihi Allah, tetapi juga berproses untuk “menjadi pribadi yang dikasihi Allah”.
Keluarga menjadi tempat atau komunitas pertama kasih Allah itu dialami dan proses menjadi pribadi yang dikasihi itu terjadi. Proses itu terjadi melalui 4 kesadaran yang diwariskan Yesus dalam ekaristi: diambil, diberkati, dipecah dan dibagikan. Allah sudah memilih dan menetapkan pasangan pria dan wanita yang kemudian menjadi orang tua. Kepada mereka juga sudah ditetapkan dan dipilihkan anak-anak. Terbentuklah keluarga Kristiani yang terdiri dari pribadi-pribadi yang dipilih Allah untuk dikasihi dan diberkati. Masing-masing diundang untuk saling “menyatakan keterpilihan” itu dan saling memberkati (meneguhkan). Proses menjadi pribadi dan keluarga yang dikasihi juga mesti melalui proses “dipecahkan” (berkorban) agar dapat saling berbagi waktu, tenaga, pikiran dan hati. Termasuk di dalamnya membagikan kasih, iman dan harapan. Para orang tua dipanggil untuk menjadi pribadi yang dikasihi Allah dan sekaligus mengasihi Allah serta anak-anak yang dipercayakan Tuhan.
Jesus, I’m coming
Dalam waktu yang bersamaan anak-anak calon penerima komuni pertama didampingi Fr Yoyok di ruang St. Anna. Tema yang direnungkan bersama adalah “Jesus I’m Coming”. Tema ini diambil dengan tujuan agar anak-anak sungguh mampu dan siap datang menyambut Tubuh dan Darah Tuhan untuk pertama kalinya. Penerimaan komuni pertama akan dilangsungkan dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang jatuh pada hari Minggu, 23 Juni 2019.
Dalam rekoleksi, anak-anak diajak untuk menyadari bahwa Tuhan mencintai mereka. Cinta Tuhan itu hadir melalui orang-orang terdekat mereka, yakni orangtua, saudara, dan juga teman-teman. Setelah itu, frater mengajak anak-anak untuk mampu membagikan cinta yang telah mereka terima dari Tuhan. Sebab, sebagai pribadi yang dicintai dan penuh cinta mereka juga perlu untuk membagikan cinta itu bagi semua orang. Perwujudan cinta itu salah satunya adalah dengan menjadi Putra dan Putri Altar.
Beberapa permainan kelompok diikuti dengan penuh semangat oleh anak-anak. Mereka juga dibantu untuk memaknainya. Di sesi ketiga, Frater Yoyok mengajak anak-anak untuk menulis surat kepada orangtua mereka. Surat yang mereka tuliskan berisikan ungkapan cinta anak-anak bagi orangtua. Surat ini juga menjadi ungkapan terimakasih dari anak-anak kepada orangtua yang telah merawat mereka.
Surat Cinta dan Komitmen
Di akhir acara rekoleksi, para orangtua dipertemukan dengan anak-anak mereka. Dalam kesempatan ini anak-anak membacakan surat cinta kepada orangtua dan orangtua mengungkapkan komitmennya kepada anaknya. Suasana menjadi haru beberapa saat, kemudian berubah menjadi sukacita. Terlihat mereka saling berpelukan dan orang tua mencium anak-anak mereka. Sukacita bergelora dalam hati karena mengalami kasih Tuhan sungguh nyata di dalam keluarga.
Lagu “Aku Diberkati” menjadi pujian penutup rekoleksi ini. Semoga Allah memberkati para orangtua agar mampu melaksanakan tugas menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Mereka diharapkan dapat mewariskan atau mengomunikasikan pemahaman iman Katolik dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan Katolik dengan penuh kasih di dalam keluarga. Akhirnya keluarga yang mengalami dipilih dan diberkati Allah akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang siap melayani dan berbagi berkat bagi sesama. Selamat menyambut tanda Cinta Tubuh Dan Darah Kristus.
Penulis:

Bartolomeus Purnomo
Koord. Tim Kerja Katekese Paroki Sanyos
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki