DINAMIKA

Pelantikan Pengurus Dan Peresmian Lingkungan Santo Antonius Padua

Proses panjang lahirnya lingkungan baru

Pada hari Kamis, 13 Juni 2019 dilaksanakan peresmian lingkungan baru, St. Antonius Padua, Stasi Sokaraja. Sekaligus dilantik pengurus perdana dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh RD. Valentinus Sumanto Winata.

Perayaan ekaristi dilaksanakan di rumah di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto, Desa Klahang, Kecamatan Sokaraja, Banyumas. Dihadiri oleh 110 orang terdiri dari 98 dewasa dan 12 anak-anak, perayaan ekaristi berlangsung khidmat dan lancar. Turut hadir pula pengurus DPP Harian, tim kerja Teritorial DPP St. Yosep, frater, suster, Dewan Pastoral Stasi Sokaraja, Ketua lingkungan St. Maria Sokaraja dan Ketua lingkungan Yohanes Paulus II Kalibagor.

Syukur pada Allah, setelah melalui proses yang panjang lingkungan baru ini terbentuk sebagai hasil pemekaran dari lingkungan St. Maria Sokaraja. Beberapa kali pertemuan diadakan di paroki maupun di lingkungan induk untuk mematangkan rencana pemekaran. Bahkan jauh sebelumnya telah muncul wacana diadakannya pemekaran mengingat lingkungan St. Maria Sokaraja sudah terlalu banyak anggotanya. Sayangnya, wacana itu belum sempat ditindaklanjuti secara serius karena masih banyak pro kontra di tengah umat maupun pengurus lingkungan.

Sebelum dimekarkan, menurut data sensus umat per Oktober 2018 lingkungan St. Maria Sokaraja memiliki 72 KK dengan jumlah jiwa 227 yang terdiri dari 110 perempuan dan 117 laki-laki. Jumlah sebanyak itu menjadikan lingkungan St. Maria Sokaraja salah satu dari 5 lingkungan di paroki St. Yosep yang jumlah umatnya lebih dari 150 orang. 4 lingkungan lainnya adalah lingkungan Santa Maria, Santa Lucia, Santo Stefanus dan Santo Paulus. Meskipun lingkungan St. Maria Sokaraja sudah dibagi menjadi 4 blok, namun tingkat partisipasi umat dalam kegiatan lingkungan masih tergolong rendah (di bawah 10%). Oleh karena itu, dalam rangka pemberdayaan umat, Dewan Pastoral Paroki St. Yosep menetapkan program penataan lingkungan. Jumlah umat lingkungan yang terlalu banyak memang tidak ideal karena pelayanan (pengurus) kepada umat dan keterlibatan umat dalam kegiatan lingkungan menjadi tidak optimal.

Dalam beberapa kali rapat di tingkat Paroki, tim kerja teritorial mengundang para pengurus lingkungan untuk membahas program penataan lingkungan. Dalam rapat di hari Selasa, 18 Desember 2018 yang juga dihadiri oleh pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja (Pak Pomo Subagyo, Pak Herman dan Ibu Lili) diputuskan bahwa lingkungan St. Maria Sokaraja termasuk yang harus dimekarkan atau disiapkan untuk melahirkan lingkungan baru. Tujuannya tentu agar umat semakin berdaya, makin banyak yang berpartisipasi aktif dan pelayanan dari pengurusnya menjadi lebih optimal.

Menindaklanjuti hasil rapat tersebut, pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja membahas dengan serius hal-hal penting yang harus disiapkan untuk proses pemekaran. Antara lain dilihat kembali data umat secara lebih detil, personalia dan potensi umat, tingkat partisipasi, keadaan sosial ekonomi dan kondisi geografis.

Sosialisasi rencana pemekaran lingkungan oleh pengurus stasi Sokaraja

Sosialisasi rencana pemekaran lingkungan St. Maria Sokaraja oleh pengurus stasi (100119)

Akhirnya dalam rapat Tim Penataan Lingkungan tanggal 10 Januari 2019 pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja menyampaikan kesiapannya untuk dimekarkan menjadi 2 lingkungan. Diusulkan blok IV dan sebagian umat di blok I menjadi lingkungan baru, beserta batas wilayahnya.

Sebelum pemekaran lingkungan, umat di blok IV (Griya Karen Indah 1, 2 dan 3) terdiri dari 18 KK dengan 62 jiwa. Memang ada pro dan kontra di kalangan umat ketika rencana pemekaran disampaikan oleh pengurus lingkungan. Muncul pula berbagai kekhawatiran di tengah umat, antara lain apakah mampu menjadi lingkungan sendiri, siapa nanti yang bersedia menjadi ketua dan siapa pengurus-pengurus lingkungannya.

Mantap melangkah

Meski ada pro kontra dan kekhawatiran namun karena pertimbangan yang lebih penting dan bermanfaat, rencana pemekaran lingkungan tetap mantap dilaksanakan. Pada hari Minggu, 13 Januari 2019 seusai misa, bertempat di Aula Gereja Stasi Sokaraja umat dari Blok IV dan sebagian Blok I sepakat mengadakan pemilihan Ketua Lingkungan dan nama Santo/Santa Pelindung lingkungan.

Sebelumnya sempat diusulkan oleh Pak Pomo Subagyo dan Pak Herman bahwa ketua Blok IV yakni Bpk Antonius Sugiyatno (yang menggantikan Bpk. Antonius Fitz Johan Suparto) langsung menjadi ketua lingkungan yang baru. Tetapi, Bpk Antonius Sugiyatno keberatan. Dia mengusulkan supaya umat yang memilih sendiri siapa ketua yang diinginkan dengan 2 alternatif cara. Yang pertama, umat bebas memilih langsung siapa saja yang dikehendaki untuk menjadi ketua lingkungan. Yang kedua, pengurus menetapkan 3 nama calon ketua dan umat memilih salah satu dari ketiga calon tersebut.

Akhirnya disepakati alternatif kedua, umat memilih salah satu dari 3 kandidat yang telah ditetapkan, yakni Gregorius Susanto, Yohanes Jayus Rasul Budi Utomo dan Antonius Sugiyatno. Akhirnya terpilihlah Ketua Lingkungan yang baru : Antonius Sugiyatno.

Kemudian dilanjutkan pemilihan Nama Santo/Santa Pelindung Lingkungan. Sebelumnya diajukan 9 nama Santo/Santa Pelindung Lingkungan : St. Paskalis, St. Agustinus, St. Gabriel, St. Rafael, St. Kristoforus, St. Albertus Agung, St. Antonius Padua, Sta. Agnes dan St. Laurentius. Umat memilih nama yang dikehendaki secara tertulis. Setelah dilakukan penghitungan, ternyata yang terbanyak dipilih adalah Santo Antonius Padua. Santo Antonius Padua yang secara liturgis diperingati setiap tanggal 13 Juni terkenal sebagai Santo Pelindung barang-barang yang hilang. Seorang imam Fransiskan, pengkotbah ulung, banyak orang datang untuk dengarkan kotbahnya.

Pada rapat ketiga Tim Penataan Lingkungan 28 Januari 2019 di Ruang Padmowidjoyo Paroki Sanyos ditetapkan peta teritorial dan batas wilayah lingkungan St. Antonius Padua. Hasil rapat ini menjadi dasar untuk pembagian blok di Lingkungan Santo Antonius Padua, yakni menjadi 2 blok. Blok 1 dengan batas sebelah Utara Sungai Pelus terdiri dari umat yang berada di Jl. Imam Bonjol, Jl. Jend Suprapto, Ds. Sokaraja Lor, Ds. Karang Gedang, Ds. Sokaraja Wetan, Ds. Sokaraja Lor, Ds. Kedondong dan Ds. Kali Cupak Kidul. Jumlah kepala keluarga 26 KK dengan 65 jiwa. Sedangkan Blok 2 meliputi Griya Karen Indah 1, 2 dan 3 yang memiliki 18 KK dengan 62 jiwa.

Minggu, 3 Februari 2019 dengan tekad bulat kami memberanikan diri mengadakan rapat pembentukan pengurus lingkungan. Hasilnya :

Ketua I : Antonius Sugiyatno.
Sekertaris : Yohanes Rasul Jayus Budi Utomo.
Bendahara I : Theresia Yenny.
Bendahara II : Gregorius Susanto.
Koordinator Blok 1 : Yoseph Bunyamin.
Koordinator Blok 2 : Emanuela Hapsari Rahayu.
Tim Kerja Liturgi : 1. Petrus Parwoto.
2. Yudith Sri Wahyuni.
3. Yuliana Ratih Widhiarti.

Tim Kerja Sosial : 1. Agnes Yeni Supriyati.
2. Brigitha Monica Eniyati.
3. Antonius Fritz Johan Suparto.
4. Ignatius Gunawan.
5. Nurlinda.

Tantangan awal

Walaupun belum dilantik, pengurus mengikuti dinamika paroki yang sedang berjalan, yakni penyusunan program kegiatan tahun 2019. Sambil belajar berorganisasi, kami mulai melaksanan program dan kegiatan yang telah disusun. Tantangan pertama yang harus dihadapi pengurus adalah mengerahkan umat untuk mengikuti program dan kegiatan yang ditetapkan paroki Sanyos di bulan Maret dan April. Ada kegiatan novena Santo Yosep, Jalan Sehat HUT ke 55 Paroki, dan seminar Katolisitas di Paschalis Hall. Novena St. Yosep dapat terselenggara dengan lancar meski mengambil tempat di gereja stasi. (baca: Aku Seorang Prodiakones, Tak Sendiri).

Yang paling berkesan adalah keputusan untuk ikut memeriahkan Jalan Sehat HUT ke 55 Paroki Sanyos (28 April 2019) dengan mengirimkan tim lomba kostum dan yel-yel. Dengan gerak cepat di waktu yang sudah mepet, ketua lingkungan mengumpulkan umat dan membentuk 1 tim lomba kostum dan yel-yel pada Jumat malam, 26 April 2019. Tim yang beranggotakan 10 orang langsung mengadakan latihan di gereja Stasi malam itu juga. Ketua lingkungan memberi motivasi dan mengingatkan tim bahwa dalam suatu lomba janganlah mencari juara akan tetapi tampilkan yang terbaik serta jaga kekompakan. Puji Tuhan, akhirnya “Tim Padua Hu Ha.. Hu Ha..” mendapatkan Juara II Lomba Kostum dan Yel-Yel. Inilah hadiah perdana bagi lingkungan kami yang baru lahir dan belum diresmikan.

Baca juga: Kita Bineka, Kita Pancasila, Kita Indonesia (2)

Kemudian even yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan umat untuk mengikuti Seminar Katolisitas bertema “Aku Bangga Menjadi Katolik” dengan narasumber Mgr. Christophorus Tri Harsono Uskup Keuskupan Purwokerto.  Lingkungan St. Antonius Padua yang mendapat jatah dari paroki sebanyak 10 orang, dapat memenuhinya. Serunya, setelah tim lomba Kostum dan Yel-yel sampai di garis finish, kami langsung bergegas meninggalkan halaman kelurahan Purwokerto Wetan untuk menuju Paschalis Hall. Kami sempat bersih diri dan berganti pakaian di kamar mandi yang ada di paroki Sanyos. Sebelum acara seminar dimulai, kami sudah berada di lokasi dan siap mengikuti acara tersebut.

Baca juga: Bersama Mgr Tri Harsono Dalami Kekatolikan

Luar biasa Kuasa Tuhan bagi umat

Tibalah saatnya menghadapi kegiatan Misa Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Lingkungan Santo Antonius Padua. Setelah doa rosario di Rumah Bpk. Yohanes Rasul Jayus Budi Utomo (Minggu, 5 Mei 2019), umat lingkungan mengadakan rembuk bersama tentang rencana kegiatan Misa Peresmian Lingkungan dan Pelantikan Pengurus. Salah satu hasil rembuk adalah penentuan tempat kegiatan yaitu di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto, Ds. Klahang Sokaraja. Kemudian pada hari Minggu, 9 Juni 2019 segenap pengurus mengadakan rapat pleno di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto dengan pembahasan pemantapan dan pengaturan awal di lokasi acara.

Atas kemurahan dan kasih sayang Tuhan melalui keluarga Bpk. Antonius Koeswanto, perangkat desa yang dimotori oleh Bapak RT telah menyediakan dan meminjamkan tratag beserta kursi. Segenap umat Lingkungan Santo Antonius Padua dengan beberapa warga RT setempat bahu membahu mendirikan tratag tersebut dan menyiapkan tempat acara. Selanjutnya kami siapkan pula peralatan misa. Tak lupa kami mohon ijin kepada Bpk. Sulistiyono Kepala Desa Klahang untuk mengadakan kegiatan di wilayah lingkungan Ds. Klahang.

Tonggak sejarah sudah tertanam dan lembaran baru tertulis dengan tinta emas bahwa kegiatan Misa Peresmian Lingkungan Santo Antonius Padua dan Pelantikan Pengurusnya terlaksana tepat pada Pesta Pelindung Lingkungan, yakni 13 Juni 2019. Rangkaian acara misa dan ramah tamah dapat berjalan dengan khidmat, lancar penuh sukacita dan kehangatan persaudaraan. Sungguh luar biasa kuasa Tuhan bagi kami.

Dalam misa, sesaat sebelum dilantik, kami mengikrarkan janji. “Di hadapan Allah serta seluruh umat, kami berjanji dengan tulus hati akan menunaikan tugas kami sebagai pengurus gereja, selaras dengan kemampuan yang ada pada kami, yang telah kami terima dari Tuhan. Kami akan menyumbangkan waktu dan tenaga kami demi kesejahteraan dan perkembangan umat Allah di sini. Karena itu, kami akan menjalankan tugas kami dengan penuh tanggung jawab.”

Di akhir misa, sebelum berkat perutusan, Bpk. Yohanes Supriyanto (koordinator tim kerja Teritorial DPP Sanyos) memberikan sambutan singkat. Disampaikannya  ucapan selamat atas lahirnya lingkungan Santo Antonius Padua, sebagai hasil dari program pemekaran lingkungan. Semoga segenap pengurus dapat bekerja sama dengan baik untuk memuliakan nama Tuhan, siap bekerja di ladang Tuhan dan siap diutus menjadi berkat bagi umat dan masyarakat. Diharapkan pula umat dapat semakin bertumbuh dalam iman dan makin guyub.

Masakan Nusantara

Setelah misa, segenap pengurus lingkungan yang baru dilantik foto bersama Romo Manto. Umat dan para hadirin kemudian dipersilakan menikmati hidangan yang bernuansa kebinekaan. Sebelumnya ketua lingkungan mempunyai ide agar umat menyajikan hasil “masakan nusantara” mengingat keadaan umat yang berasal dari berbagai daerah dan suku di Indonesia. Selain itu kami juga menyelaraskan kegiatan dengan tema HUT Ke-55 Paroki Sanyos “KITA BINEKA, KITA PANCASILA, KITA INDONESIA”.  Alhasil, “Masakan Nusantara” dapat tersaji dengan menu “papeda”  (masakan khas Ambon yang diolah dari bahan dasar sagu) oleh Ibu Christina Maria Suri. Juga terhidang “tinutuan” atau bubur Manado oleh Ibu Nurlinda (asli Toraja). Tak kalah nikmat, masakan dan minuman khas Medan disajikan oleh Ibu Santi Agustina Hasugian.

Sebelum disantap bersama, Ketua Lingkungan dan Bpk. Suparmin menjelaskan berbagai kekhasan Masakan Nusantara tersebut. Secara khusus diperagakan cara makan “papeda” karena banyak umat belum mengetahui cara menyantapnya secara benar. Papeda yang seperti bubur ini cukup kental, licin dan biasa disajikan dengan kuah ikan ini tidak bisa disantap menggunakan sendok atau garpu melainkan harus disruput atau dihisap.

Satu persatu tamu undangan dan umat mulai mencicipi semua makanan yang telah dihidangkan. Sambil bercengkerama, semua yang hadir terlihat menikmati makanan nusantara tersebut. Tak terasa, waktu terus berjalan hingga jarum jam menunjukkan pukul 21:35 WIB. Romo, tamu undangan dan umat mulai berpamitan untuk kembali ke tempat masing-masing.

Kami, segenap Pengurus Lingkungan Santo Antonius Padua Sokaraja mengucapkan beribu-ribu terimakasih atas doa dan berbagai dukungan Romo, Frater, Suster, Bapak Ibu dan semua pihak dalam acara Peresmian Lingkungan dan Pelantikan Pengurus Periode 2019-2021 ini.  Semoga atas bimbingan Tuhan kami dapat menjalankan Tugas pelayanan ini dengan baik dan mantap. Umat lingkungan Santo Antonius Padua juga dapat bertumbuh dalam iman dan semakin menjadi berkat bagi keluarga, gereja serta masyarakat.

“Santo Antonius Padua, doakanlah kami.”

Penulis:

Antonius Sugiyatno

Antonius Sugiyatno
Ketua Lingk St. Antonius Padua

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.