Kisah Inspiratif

Tuhan, “EO” Top Markotop

Sejak masih remaja saya mengetahui  tentang Kursus Evangelisai Pribadi  (KEP) dari membaca di majalah rohani. Yang terlintas saat membaca tentang KEP adalah setelah lulus jadi katekis relawan… ”Waduh harus jadi katekis… ogah ah… Bicara saja gagap , mau mengajar ..he ..he..he”. Langsung terbayang bapak yang katekis saat mengajar katekumen.

Tahun 2014, saat melintas di teras belakang gereja Sanyos, tampak sebuah buku tergeletak di meja yang ada di sana. Sepintas saya lihat  judulnya, ada tulisan EVANGELISASI… Hanya saya lirik buku tersebut. Beberapa hari kemudian, ketika saya melintas di teras belakang lagi… Ternyata buku itu masih tergeletak di meja. Perlahan saya hampiri buku itu, dan mulai membukanya. Ada sebuah nama di sampul buku tersebut. Wow… ternyata itu adalah buku pedoman KEP, kursus yang cukup mahal itu. Saya kemudian membawa buku tersebut ke sekretariat paroki.. Dan bertanya perihal buku tersebut. Saya minta ijin membawa pulang buku Pedoman KEP tersebut. Penjelasan dari sekretariat paroki, buku tersebut milik peserta KEP yang sudah tidak memerlukannya lagi. Oh… beruntung sekali saya bisa pinjam buku KEP.

Setelah mendapat ijin dari sekretariat paroki, saya bawa pulang buku itu. Kemudian saya  baca  dan mencoba mempelajarinya. Ternyata saya tidak memahami sebagian isi buku itu. Hanya sebagian saja yang saya paham. Butuh ketekunan dan niat luar biasa kalau mau belajar sendiri.. he..he..he… Menyadari hal itu, maka ”Harus ikut kursus ini, kalau mau belajar tentang evangelisasi pribadi.’, kata batin saya.

Di tahun 2016 saya mendengar tentang KEP. Ingin ikut, tetapi kesehatan tubuh saya tidak memungkinkan dan musim hujan. Saya hanya berdoa dalam hati, ”Tuhan, nanti kalau ada KEP lagi, tolong dijadwalkan di musim kemarau ya, saya pingin ikut dan saya mohon rahmat kesehatan”.

Flyer KEP angkt IV

Formulir Pendaftaran KEP Angkatan IV

Awal April 2019, diumumkan di Beranta Paroki tentang KEP dan peminat harap hubungi panitia. Saya langsung hubungi panitia, teman sendiri. DIbalas via WA jadwal dan penjelasannya. Kemudian saya cek amplop dana ziarah, hasil menyisihkan secara rutin setiap bulan. Saya ambil tabungan pribadi dana ziarah, karena bagi saya ikut KEP adalah salah satu fase dalam peziarahan saya di dunia. Dengan target manfaat ikut KEP adalah untuk diri sendiri dulu. Kemudian semoga menunjang dalam tugas pelayanan saya, syukur-syukur bisa bermanfaat untuk sesama. Ternyata dananya cukup, berarti dana beres. Tinggal ijin suami. Semua penjelasan dari panitia di WA saya kirimkan ke suami, dengan keterangan: ”Saya ingin ikut KEP”. Setelah suami membaca semua tentang KEP, kami diskusi kecil dan “deal” saya ikut KEP. “Biayanya, akhir bulan ya”, kata suami. “Sudah beres kok, saya sudah menabung”, jawab saya. Keesokkan harinya saya daftar sebagai peserta KEP IV.

Beberapa hari kemudian ada pesan via WA dari ketua lingkungan. Intinya, minta pendapat tentang nama umat yang akan diajukan untuk ikut KEP dan ada subsidi dari stasi untuk 1 orang setiap lingkungan. Tanpa mempelajari latar belakang calon, saya langsung setuju dengan nama yang diajukan. Karena siapapun calonnya, itu layak ikut KEP dan Tuhan punya cara sendiri dalam memanggil utusanNya. Pikir saya, teman satu lingkungan yang ikut KEP itu bisa menjadi teman seperjalanan yang dikirim Tuhan bagi saya. Maklum, lumayan jauh jarak dari rumah ke Paschalis Hall (tempat KEP) dan waktu kursus ada yang sampai malam hari.

Saat rapat Dewan Pastoral Stasi (DPS) ada tawaran dana subsidi untuk ikut KEP bagi saya, lumayan sebenarnya jika diambil…he…he..he… Kemudian saya ada pemikiran lain, jika beasiswa dari stasi ini saya limpahkan ke orang lain, maka teman yang ikut KEP tambah 1 orang. Saya putuskan, dana dari stasi itu saya limpahkan ke orang lain. Seorang teman lebih berharga daripada uang. Dan temanku yang ikut KEP tambah satu.

Dan sungguh, Tuhan adalah event organizer (EO) hidupku yang TOP MARKOTOP, segala sesuatu diaturNya dengan sangat manis untukku :  KEP di musim kemarau, dicukupiNya segala keperluanku untuk ikut KEP (biaya, teman seperjalanan, dan rahmat kesehatan). Satu lagi, beberapa hari menjelang KEP dimulai, jalur terpendek dari rumah menuju Paschalis Hall yang tadinya jalannya seperti sungai kering itu sudah dilakukan pengaspalan kembali.

Ini semua adalah berkat luar biasa dari Tuhan bagiku.

Terima kasih Tuhan atas semua berkatMu. Ku mohon bimbingan Roh Kudus dalam perjalananku meyelesaikan KEP bersama teman-teman… Amin.

Bunda Maria, dampingi dan doakanlah kami.

Ditulis pada Pesta Santa Maria Mengunjungi Elisabet oleh:

Margaretha Tri Rahayu

Margaretha Tri Rahayu, Lingkungan St. Antonius Padua

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.