Itulah niat yang disampaikan oleh salah satu calon pasangan suami isteri, mewakili teman-temannya dalam kesan dan pesan di penghujung PPHB. Ungkapan itu langsung disambut tepuk tangan teman-temannya.
“Terima kasih kepada para pasutri yang telah mendampingi kami. Sharing-sharing yang bapak dan ibu sampaikan membuat kami semakin memahami arti cinta sejati dan kewajiban kami sebagai suami/istri nanti. Kami juga merasa semakin dekat dengan pasangan melalui diskusi dan sharing tentang rencana-rencana kami setelah menikah nanti,” imbuhnya.
- Kesan dan pesan wakil peserta
- Antusias mengikuti sesi
Ungkapan calon pasangan suami isteri tersebut membesarkan hati kami para pengampu dan pendamping. Ternyata PPHB semakin memantapkan hati dan niat calon pasangan suami isteri untuk siap menghadapi gelombang dan badai yang mungkin menghadang mereka dalam mengarungi bahtera rumah tangga nantinya. Semoga label “tidak mengenakkan” bahwa PPHB hanya formalitas untuk mendapatkan sertifikat agar dapat menikah di gereja, segera lenyap dari benak umat. Keyakinan bahwa PPHB dibutuhkan oleh calon pasangan suami isteri semakin menguat ketika mereka minta no HP beberapa pengampu untuk konsultasi lebih lanjut.
Berkat kehadiran tim pendukung, PPHB yang diselenggarakan 22 – 24 Mei 2019 dan diikuti oleh 7 pasangan calon pasutri memang tampak akrab. Ketika istirahat beberapa peserta saling berinteraksi bahkan ada peserta yang asik dengan pendamping dan pengampunya, termasuk dengan Romo. Sungguh menyenangkan rasanya saya menyaksikan keakraban tersebut.
- Tim Pendamping membangun suasana akrab
- Salah satu peserta sedang asyik dengan Romo Niko dan Pak Didik
Pada sesi Penghayatan Iman Dalam Keluarga, ada masukan/catatan kepada tim PPHB di mana tim perlu lebih mengolah lagi berapa waktu (menit) sharing yang dibutuhkan. Juga ada catatan tentang bagaimana pendampingan kepada calon pasangan suami istri yang beda agama dalam mengasuh anak secara katolik, atau juga bagaimana pendampingan kepada calon pasangan suami istri yang mengalami kekerasan pendidikan waktu masa kecilnya. Catatan / masukan ini menjadi bahan pertimbangan teknis untuk PPHB ke depan, yang mendukung pelaksanaan PPHB menjadi lebih berkualitas dan bermanfaat.
Sebagai ungkapan terimakasih, dalam acara penutupan salah satu peserta dengan talentanya menampilkan bakatnya yang luar biasa sebagai ilusionis. Acara penutupan menjadi sangat berkesan bagi semua. PPHB menorehkan kenangan indah bagi para pengampu dan para calon pasangan suami istri. Kenangan tersebut kemudian diabadikan dengan foto bersama. Semoga Tuhan melancarkan persiapan dan perjalanan hidup rumah tangga mereka selanjutnya. Amin.
Foto dan tulisan

Didik
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki, Uncategorized