HARI MINGGU PASKAH VII – Hari Komunikasi Sedunia (2 Juni 2019)

Kis. 7 : 55-60 ; Mzm. 27:1-7-8.9abc.13-14; Wah. 22:14.16-17,20; Yoh 17:20-26

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yoh 17:21)

Bapak/ibu/saudara/i terkasih

Membaca dan mendengarkan Injil hari ini saya teringat akan lagu yang selalu di putar setelah Camp Waberkat maupun Camp Priskat. Lagu tersebut berjudul “Jadikan Kami Satu”. Coba kita perhatikan dan renungkan syair lagu tersebut.

Kami rendahkan diri di hadapanMu,

membawa hancur hati saat berseru.

Agar kami saling melengkapi tubuhMu.

Seperti Kau dan Yesus adalah satu.

Jadikan kami satu, seperti kerinduanku.

Agar dunia tahu bukti nyata dari kasihMu.

Sebelum kami pergi membritakan kasihMu.

Mulailah dari kami lebih dulu, jadikan kami satu.

Kesatuan kita sebagai anggota-anggota Nya dengan Yesus dan Allah Bapa menjadi kerinduan bagi kita yang percaya kepadaNya. Kerinduan kita ini rupanya juga menjadi kerinduan Tuhan Yesus yang juga menginginkan hal yang sama yang dimohonkan kepada Bapa melalui doaNya. Itulah harapan Yesus supaya kita tetap bersatu. Sungguh sangat beruntunglah kita yang didoakan oleh Tuhan Yesus demikian. Doa yang dipanjatkan Tuhan Yesus juga menunjukkan betapa dekatnya, betapa intimnya relasi Tuhan Yesus kepada BapaNya di surga.

Doa menjadi ungkapan rasa syukur, pujian, permohonan kita kepada Tuhan. Sebagai orang beriman doa sudah semestinya sebagai nafas kehidupan. Yang hanya akan berhenti saat kita juga berhenti bernapas. Namun terkadang dalam kesesakan hidup, nafas kehidupanpun serasa berhenti dan doapun ikut terhenti. Dalam hal ini Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita sebaliknya. Saat menghadapi detik-detik di mana Ia akan ditangkap, disiksa, disalibkan, justru Yesus menjalin komunikasi yang intim dengan BapaNya. Ia berdoa di taman Getsemani. Inilah yang semestinya kita warisi bahwa dalam keadaan apapun, hendaklah selalu ingat Tuhan. Dialah yang selalu kita andalkan. Melalui doa-doa kita, jalinan relasi dan komunikasi kita dengan Tuhan semakin dipererat.

Doa Yesus dan persatuanNya dengan Bapanya tidak menjanjikan keberhasilan setiap saat dan di mana-mana. Justru doa menjamin bahwa dalam keadaan apapun orang tetap beriman dan mempunyai kekuatan. Doa Yesus membuat kita tetap waspada dan rendah hati. Dalam kesadaran seperti ini kita semakin memahami betapa berharganya saat hening, waktu doa, bacaan rohani dan sendiri bersama Tuhan. Dengan demikian kita akan merasakan betapa bahagianya dapat menjalin relasi dan komunikasi yang intim dengan Tuhan.

Bapak/ibu/saudara/i terkasih

Minggu ini adalah Hari Komunikasi Sedunia. Kiranya sangat tepatlah bacaan Injil hari ini yang menekankan komunikasi untuk mewujudkan persatuan. Yesus mendoakan umat kesayanganNya agar terjalin persatuan dan kesatuan. Seperti kesatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus. 3 (tiga) pribadi menjadi satu. Karakter Yesus ini ingin disampaikan kepada para pengikutnya untuk tetap bersatu, jangan sampai dipecah belah dan dipisahkan karena kepentingan politik, pribadi, agama dan lain-lain.

Gereja Katolik harus selalu menjaga persatuan antar para umat dan sosial. Jejaring sosial digunakan secara cerdas untuk menggerakkan komunikasi, membagi sukacita dalam kasihNya yang mempersatukan, memberi kesejukan dan kedamaian. Gereja juga memberi kesaksian hidup sebagai satu tubuh dengan Kristus sebagai Kepalanya. Kita semua adalah sesama anggota, sebagai saudara dalam Tuhan.

Berkah Dalem

Laurensua Moerdaninggar S

Lingk. St. Paulus