Kisah Inspiratif

Karena Pertolongan-Nya Ku Mampu

Tahun ini, wafat Tuhan kita Yesus Kristus diperingati pada Jumat, 19 April 2019. Berbagai macam bentuk kegiatan dalam memaknai kisah sengsara Yesus Kristus terlihat di paroki-paroki. Demikian pula halnya dengan OMK (Orang Muda Katolik) di Paroki Santo Yosep, Purwokerto Timur. Kurang lebih dua bulan mempersiapkan diri, berlatih dan menyesuaikan peran yang telah diminati. Akhirnya, pada Jumat Agung OMK Paroki Santo Yosep memberikan renungan kisah sengsara Jalan Salib yang dilaksanakan di Gereja Santo Yosep pada pukul 07.00 WIB.

Berikut ini pengalaman dari OMK Voltus yang terlibat dalam tablo / kisah sengsara:

Karena pertolongan Bunda

Kesan pribadi saya mengikuti tablo pertama kali adalah senang bercampur ragu. Merasa senang karena bisa mendapat teman baru dan pengalaman yang tidak terlupakan. Sedangkan, ragu kerena saya langsung memerankan peran utama di dalam tablo dengan menjadi Bunda Maria. Sungguh, ini bukan hal yang mudah. Sejak pertama latihan saya sungguh tidak bisa membawakan peran Bunda Maria dengan baik. Proses latihan terus berlanjut. Setiap malam saya mengikuti latihan dan terus berdoa semoga saya bisa membawa peran Bunda Maria dengan baik, sehingga orang-orang boleh melihat sosok Bunda Maria yang nyata pada saat tablo.

Tiba pada hari H tablo, saya mendapatkan pengalaman iman ketika pagi hari menjelang tablo, saya merasa gelisah dan nervous yang berlebihan. Saya memutuskan untuk berdoa di kapel Bunda Maria. Saya berdoa seperti halnya mengobrol dengan Bunda Maria. Saya meminta izin untuk memerankan peran Bunda Maria. Saya juga berdoa semoga saya bisa memerankan Bunda Maria dengan baik, tetapi bukan untuk mempertontonkan saya secara pribadi di depan banyak orang. Melainkan supaya umat bisa merasakan dan menyaksikan serta meneladani sikap Bunda Maria yang setia serta tabah pada saat Yesus putra-Nya disalibkan dalam visualisasi. Semoga peran itu dapat saya jalani dengan baik sehingga menyentuh hati serta menjadi berkat bagi umat yang menyaksikan. Itu saya harapkan terutama pada saat Bunda Maria mendatangi Yesus ketika Yesus jatuh pertama kali di bawah salib, dan pada saat penurunan mayat Tuhan Yesus dari atas salib di pangkuan sang Bunda.

Akhirnya, bukan karena kuat dan hebatnya saya, melainkan oleh kekuatan dan pertolongan dari Bunda Maria sendiri, sehingga peran Bunda Maria bisa dibawakan dengan baik dan menyentuh hati para umat yang menyaksikan tablo.

(Veby – Pemeran Maria)

~♥~

Berani Memanggul Salib

Yesus adalah putera Allah yang hidup sebagai manusia dan rela mati bagi kita manusia yang berdosa. “Tiada yang sampai kepada Bapaku tanpa melalui Aku”. Sudah selayaknya kita umat Allah yang Mahakuasa, berdoa kepada Bapa kita di surga agar mendapat berkat di setiap langkah hidup kita. Sebab Yesus pun selalu berdoa kepada Bapa, meminta berkat. Dan, mewartakan segala firman yang telah difirmankan Allah untuk kita.

Berawal dari sebuah pilihan teman-teman OMK VOLTUS pada bulan Februari, saya akhirnya dipilih untuk memerankan Yesus sang Juru Selamat manusia. Awalnya saya ragu untuk meng-iya-kan pilihan tersebut karena saya orang yang lemah, tak berdaya dan penuh dengan dosa. Lalu saya teringat akan firman Tuhan bahwa “Bukan orang sehat yang memerlukan dokter atau tabib, melainkan orang sakit.” Walaupun secara kasat mata saya terlihat sehat, tapi secara rohani saya sakit. Sakit karena banyak melakukan dosa dan terus menerus melakukan dosa. Hingga akhirnya, saya meng-iya-kan pilihan untuk memerankan Yesus sang Juru selamat manusia. Saya sadar, mungkin dengan memerankan ini saya semakin dekat dengan Yesus Sang Juru Selamat.

Yesus dalam tablo

Yesus di salib (foto: galih)

Selama berlatih tablo, saya masih banyak kesalahan karena masih bingung dan tidak tahu harus bagaimana melakukannya. Lalu, ada seseorang yang menyuruh saya untuk menonton film “The Passion of The Christ”. Dari situ, saya sedikit lebih tahu bagaimana saya harus memerankan Yesus yang rela mati bagi kita semua. Perlahan tapi pasti, dengan berbagai dukungan yang diberikan teman-teman OMK VOLTUS, saya semakin semangat untuk berlatih. Walau badan sakit karena saat berlatih harus benar-benar dicambuk dan memanggul salib yang besar. Tapi saya semakin sadar, bahwa saya sebagai manusia yang lemah harus mau memanggul salib setiap hari agar saya semakin dekat dengan Tuhan dan mau untuk menderita atas kesalahan yang saya lakukan setiap hari.

Setiap hari saya selalu memohon kepada Tuhan, agar saya yang lemah ini mampu untuk memerankan diri-Nya. Bukan untuk kepentingan saya semata, agar saya dinilai bagus di mata semua umat yang menyaksikan tablo atau pun teman-teman yang ikut berperan di tablo tersebut. Tetapi lebih kepada kesadaran saya dan teman-teman, bahwa hanya kepada Yesus lah kita harus percaya bahwa diri-Nya lah yang mampu untuk mengampuni segala dosa dan memberi berkat untuk setiap diri kita.

Edo -pemeran Yesus

~ ♥ ~

diedit oleh Fr Yoyok

foto oleh Galih

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.