Berdoa bagi kesuburan panggilan
Purwokerto, Sabtu – Minggu, 11-12 Mei 2019 bertepatan dengan Hari Minggu Panggilan sedunia, Delapan orang frater bersama dengan satu Romo Projo Keuskupan Purwokerto yakni, Romo Antonius Galih Arga Wiwin, Pr datang ke Paroki St. Yosep Purwokerto Timur untuk mengadakan aksi panggilan.

Dialog romo Galih dan 2 frater dalam misa Minggu Panggilan di Paroki St. Yosep Purwokerto (110519)
Aksi panggilan yang dibawakan oleh para frater dan Romo Galih dirangkai dalam perayaan Ekaristi bersama dengan umat dimulai pada hari Sabtu, 11 Mei 2019, Pukul 18.00. Dalam homili saat perayaan Ekaristi Romo Galih mengajak dua orang frater, yakni Frater Domi dan Frater Rio untuk mensharingkan pengalaman panggilan mereka masing-masing. Dalam Sharing mereka mengisahkan bahwa ketertarikan mereka untuk menjadi imam berawal dari suatu keprihatinan bahwa imam di Keuskupan Purwokerto masih sedikit sedangkan jumlah umat yang dilayani banyak.
Romo Galih juga menambahkan bahwa dari 17 frater Keuskupan Purwokerto 13 diantaranya berasal dari luar Keuskupan Purwokerto. Itu artinya panggilan di Keuskupan Purwokerto masih sangat sedikit. Di akhir Homili, Romo Galih mengajak umat untuk mendoakan panggilan para calon imam dan imam, agar panggilan untuk menjadi imam di Keuskupan Purwokerto semakin subur.
Seusai ekaristi bersama dengan umat, acara dilanjutkan bersama dengan OMK (Orang Muda Katolik) yang dikemas dalam acara “Nongkrong Bareng Joker (Projo Purwokerto)”.

Aksi Panggilan Para Frater Projo Purwokerto dan Medan bersama dengan OMK VOLTUS (11/5)
Dalam acara tersebut para frater mengisi dengan perkenalan imam projo/seminari, sharing panggilan dan games. Kemudian para frater mengajak peserta masuk dalam kelompok kecil untuk sharing panggilan. Acara hari sabtu ditutup dengan doa dan foto bersama.
Aksi teatrikal untuk dukung panggilan
Pada hari Minggu, 12 Mei 2019 Pukul 07.00 Romo Galih dan para frater memulai aksi panggilan dengan perayaan ekaristi. Dalam homili para frater menampilkan sebuah teater dengan judul “Bawor arep dadi Romo”.
Teater ini mengisahkan keinginan Bawor yang ingin menjadi Romo namun dilarang oleh kedua kakaknya, Petruk karena sebagai keluarga mereka tidak boleh terpisah satu sama lain. Lebih-lebih karena saat itu, Semar sedang sakit. Sementara Gareng mendukung keputusan Bawor untuk menjadi Romo, karena sebagai saudara mereka harus saling mendukung keputusan satu sama lain. Perbedaan pendapat ini menimbulkan keributan di antara mereka, hingga akhirnya Semar datang untuk menengahi mereka. Semar akhirnya memberikan peneguhan bahwa sebagai saudara mereka memang harus saling mendukung satu sama lain, termasuk bila Bawor ingin menjadi Romo.
Aksi teatrikal yang dibawakan oleh para frater dalam homili ini hendak mengajak umat untuk juga memberi dukungan kepada siapapun yang terpanggil untuk menjadi imam bahkan bila mereka itu adalah anak mereka sendiri.
Romo Galih dalam kesempatan aksi panggilan ini juga menyampaikan keprihatinannya atas panggilan di Keuskupan Purwokerto. “Keuskupan Purwokerto merupakan Keuskupan dengan wilayah yang cukup luas dengan jumlah umat sekitar 60.000 jiwa. Sedangkan imam projonya hanya ada 45. Maka, gambarannya 1 imam akan melayani sekitar 1000 sampai 1500 umat. Ini tidak ideal. Maka Gereja kita memang membutuhkan imam, bruder, suster, dan awam yang dengan sungguh-sungguh tergerak untuk melayani Gereja.”
“Ada tiga hal yang dapat ditempuh agar panggilan di Keuskupan Purwokerto dapat semakin subur. Pertama, umat dengan sungguh-sungguh mendoakan panggilan. Kedua, ada gerakan bersama Gereja untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya panggilan bagi Gereja. Ketiga, umat dapat memberikan dukungan dalam bentuk apapun karena biaya pendidikan untuk menjadi imam memang tidak sedikit. Maka, di kesempatan minggu panggilan ini Gereja mengajak kita semua untuk memberikan dukungan dalam bentuk apapun doa, finansial bagi perkembangan panggilan, iman di Keuskupan Purwokerto ini.” demikian Romo Galih menambahkan.
Setelah perayaan Ekaristi PIR dan PPA berkumpul di ruang Yoakim untuk mengikuti acara bersama dengan para frater. Acara dibuka dengan doa, perkenalan dari para frater, games, dan kemudian peserta dibagi kedalam kelompok kecil untuk mendengarkan sharing panggilan dari para frater.
Semoga dengan kegiatan ini, semakin banyak benih-benih panggilan yang bertumbuh di Paroki St. Yosep, sehingga Gereja Katolik di Keuskupan Purwokerto juga semakin berkembang.
Penulis:

Fr. Yohanes Yoyok Hardiyanto
Frater Pastoral di Paroki Sanyos
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki