DINAMIKA

Apa Yang Dapat OMK Berikan Untuk Indonesia (2)

Pergi dan berbuah

Pergi dan Berbuah

Pertemuan APP III dengan tema “ Pergi dan Berbuah” telah disepakati oleh Kokerma dan OMK untuk berdialog bersama dengan komunitas agama lain. Kami merencanakan dari jauh jauh hari untuk mengunjungi tiga tempat yang berbeda, yaitu (1) Griya Gusdurian, (2) Klenteng Hok Tek Bio, dan (3) Pura Awatara SPN. Tetapi, pada hari H, tiba-tiba saja Pak Made memberitahukan bahwa kami tidak bisa berkunjung ke SPN dikarenakan ada kegiatan gladi bersih menyambut Presiden RI yang akan datang ke Purwokerto keesokan harinya. Banyak dari kami yang kecewa atas hal tersebut karena kami sendiri sangat antusias untuk berkunjung ke Pura Awatara SPN yang jarang sekali terekspose keluar. Maka kami memutuskan untuk mengunjungi Griya Gusdurian dan Klenteng Hok Tek Bio saja. Berikut sharing kunjungan dari peserta yang mengikuti Pendalaman APP yang ke-3 ini.

Sharing dari Steven Sugiarto yang berkunjung ke Klenteng Hok Tek Bio:

Pertemuan APP III diselenggarakan pada hari Rabu, 3 April 2019 yang bertepatan dengan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Pertemuan APP yang menyungsung tema “Pergi dan Berbuah” kali ini cukup unik lantaran kami, para peserta APP diajak untuk mengunjungi tempat ibadah. Pertemuan ini dimulai dengan berkumpul di Wisma Margasiswa St Tarsisius Keuskupan Purwokerto untuk menjelaskan hal-hal teknis dan apa saja yang harus dilakukan. Kami dibagi menjadi dua kelompok besar dengan tujuan yang berbeda, yaitu Griya Gusdurian dan Klenteng Hok Tek Bio.

Pendalaman APP III di Klenteng.jpg

Sharing iman dan jalin persaudaraan di Klenteng Hok Tek Bio, Purwokerto (030419)

Setelah sampai, kami yang menuju ke Klenteng Hok Tek Bio langsung disuguhi aksi seorang pria paruh baya yang sedang berlatih di Pelataran Klenteng. Banyak dari kami sangat antusias dan ada seorang dari kami yang penasaran lalu mengikuti latihan singkat. Di sana kami menunggu Mas Budi selaku salah satu Rohaniawan Klenteng Hok Tek Bio. Setelah menunggu sebentar, akhirnya kami masuk ke dalam Klenteng. Perhentian pertama yaitu ruang ibadah yang ada di dalam Klenteng untuk melakukan sesi tanya jawab dengan Mas Budi. Para peserta yang ikut ternyata cukup aktif dan kritis dalam bertanya serta mencermati penjelasan dari Mas Budi tersebut. Setelah puas bertanya, kami diajak oleh Mas Budi untuk berkeliling melihat bangunan dan ruangan-ruangan di dalam Klenteng. Tidak jarang pula dari kami yang tanpa malu-malu bertanya mengenai beberapa pernak-pernik, meja persembahan, dan ornament yang ada di dalam Klenteng Hok Tek Bio.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kami harus kembali ke Margasiswa dan melanjutkan acara yang lain. Sebelum kembali ke Margasiswa, perwakilan dari panitia serta Mas Budi saling bertukar kenang-kenangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan saling menjaga tali persaudaraan, toleransi antar umat beragama dan hubungan baik antara orang muda katolik dengan pihak dari Klenteng Hok Tek Bio.

Merajut Persaudaraan di Tengah Kebhinekaan

(Tulisan Fr. Diakon Fikalis Rendy Aktor : berkunjung ke Griya Gusdurian)

 

“Saya bersyukur bisa belajar kekayaan ilmu agama lain!”. Itulah salah satu kesan mahasiswa yang ikut dalam pertemuan APP III kelompok Orang Muda Katolik dan Mahasiswa. Pertemuan APP III kali ini sangat istimewa karena dilakukan dalam konteks keberagaman dengan agama-agama lain. Bertepatan dengan peringatan Hari Isra Miraj Nabi Muhammad hari Rabu, 3 April 2019, Kokerma, OMK Voltus Purwokerto Timur, dan OMK3R Katedral Purwokerto bersama dengan Suster Ordo Praedicatorium berkunjung ke komunitas lintas iman yakni Komunitas Gusdurian Muda Banyumas dan Komunitas Kong Hu Chu di Klenteng Hok Tek Bio Purwokerto. Sejumlah 54 peserta hadir dengan antusias mengikuti pertemuan APP III ini. Mereka dibagi menjadi dua kelompok besar dan ditempatkan secara terpisah di Gusdurian Muda dan Klenteng Hok Tek Bio.

 

Dalam perjumpaan dengan komunitas Gusdurian Muda, para peserta diajak untuk berdiskusi dan dialog sarasehan. Dialog diawali dengan sharing kebiasaan, tradisi, dan pengetahuan agama Islam. Sesudah itu, juga ada respon timbal balik dari para peserta OMK dan Mahasiswa Katolik. Diskusi berjalan dengan sangat hangat dan banyak pengalaman serta pengetahuan yang memperkaya sisi intelektual dan keimanan/kerohanian, baik dirasakan oleh teman-teman Gusdurian Muda maupun para OMK dan mahasiswa Kokerma. “Saat diskusi tadi, saya kok ngerasa minder. Karena saya justru tidak tahu tentang ajaran agama saya sendiri dengan mendalam”, sharing salah satu peserta yang ikut dinamika diskusi dan sharing kelompok.

Dalam diskusi tersebut, hadir pula Sr. Laurentia, OP dan Sr. Hieronima, ADM dan wakil dari Gusdurian Muda Senior, Bapak Agus yang adalah anggota tim Komisi HAK Purwokerto. Usai sesi diskusi dan tanya jawab, akhirnya pertemuan ditutup dengan testimoni oleh Diakon Fikalis Rendy dari pihak Katolik dan Mas Nurcholis wakil anggota komunitas Gusdurian Muda Banyumas – Purwokerto.

Berbeda nuansanya dengan yang dialami para peserta yang berkunjung di Klenteng Hok Tek Bio. Ketika datang mereka diajak untuk berkeliling melihat kompleks Klenteng. Mas Budi sebagai pengurus dan penjaga tempat tersebut menjelaskan berbagai macam atribut yang terpasang dengan sangat rapi dan indah di sepanjang bangunan Klenteng. Sesudah berkeliling, para peserta juga diajak untuk memaknai kekayaan tradisi dan ritual orang-orang Klenteng. Tidak hanya berhenti sampai di situ. Mas Budi juga menerangkan secara detil makna di balik atribut dan upacara Kong Hu Chu. Kehangatan persaudaraan itulah yang membuat para peserta merasa diperkaya dengan barisan penjelasan dan hiburan ringan dari kisah-kisah yang diceritakan. “Saya orang keturunan Tionghoa. Tapi, jujur baru tahu tentang makna dari symbol-simbol yang dipasang di Klenteng”, tukas salah seorang peserta tertarik memaknai hal-hal kecil dalam hidupnya.

Usai dari Klenteng dan Griya Gusdurian, para peserta kembali ke Margasiswa untuk berefleksi bersama. Ada banyak kesan dan pesan yang sarat makna ditemukan ketika Gereja mau membukakan pintu bagi hadirnya keberagaman yang indah dan membuahkan persaudaraan, damai, dan kerukunan. Akhirnya, pengalaman berkunjung ke rumah ibadah yang lain menumbuhkan semangat para peserta untuk semakin dalam mempelajari ajaran-ajaran Gereja sebagai otokritik untuk semakin beriman secara penuh dan utuh. Nyatanya, perbedaan itu membawa keindahan dan bukan sebagai halangan untuk persatuan. “Ia yang telah memulai karya baik di antara kita, akan menyelesaikannya pula” (Filipi 1:6). Shallom!

100% Katolik, 100% Indonesia

(Sharing dari Elma Catharine Putri Menggana : pertemuan APP IV)

Pendamanan APP IV di STIKOM.jpg

Pendalaman APP IV di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto (120419)

Pendalaman Iman Aksi Puasa Pembangunan (APP) di tahun 2019 ini mengangkat tema “100% Katolik dan 100% Indonesia”. Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) bersama dengan KOKERMA, UMAKA Unsoed dan OMK VOLTUS mengadakan Pendalaman Iman APP IV di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto pada hari Jumat, 12 April 2019 pukul 17.00 WIB. Tema pada Pendalaman APP IV ini yaitu “Menjadi Pemilih Pemula”. Tema ini diangkat sebagai bahan pendalaman iman APP karena pada tanggal 17 April 2019 akan dilaksanakan Pesta Demokrasi yaitu Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Calon Legislatif DPD, Pemilihan Calon Legislatif DPR RI, Pemilihan Calon Legislatif DPRD Provinsi dan Pemilihan Calon Legislatif DPRD Kabupaten.

 

Di pendalaman APP IV ini, Bpk FA Agus Wahyudi, M.Si diundang sebagai narasumber untuk memberikan materi. Setelah pembukaan dan doa bersama, dilanjutkan dengan dinamika kelompok. Dalam dinamika kelompok ini, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok melalui nyanyian “Apa Kabar Mari Bergembira”. Masing – masing sudah berkumpul dalam satu kelompok yang terdiri dari 10 orang. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi sharing dalam kelompok. Sharing tersebut berisi bagaimana cara anak muda untuk mau ikut terlibat dalam pesta demokrasi? Hal itu bisa dilakukan dengan cara ikut ambil bagian dalam pemilu dengan mencoblos, tidak golput, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan money politic.

Sharing selanjutnya berisi bagaimana tipe pemimpin yang baik menurut para peserta? Kebanyakan para peserta menjawab tipe pemimpin yang baik menurut mereka adalah bisa mengayomi masyarakat, menjadi contoh yang baik untuk masyarakat, tidak membeda-bedakan kalangan mayoritas dengan minoritas, tidak korupsi. Itulah yang menjadi harapan kaum muda di dalam menyambut pesta demokrasi tersebut.

Melalui kegiatan pendalaman iman di masa Prapaskah ini, Orang Muda Katolik telah mewujudkan upaya nyata untuk membangun Indonesia. Kontribusi yang sederhana diberikan dalam bentuk pemahaman yang benar tentang Ke-Indonesiaan, jalinan persaudaraan dan toleransi dengan umat beragama lain dan keterlibatan dalam Pemilu (turut memilih pemimpin dan wakil rakyat). Itu semua menumbuhkan rasa cinta dan bangga kepada bangsa Indonesia. Semoga di masa mendatang, apa yang diberikan OMK untuk Indonesia semakin besar seiring tugas dan peran (sesuai profesi masing-masing) yang akhirnya dipilih oleh orang muda Katolik. Cara pandang yang benar tentang keberagaman dan benih-benih persaudaraan ini menjadi modal besar untuk membangun Indonesia di masa mendatang. Tuhan memberkati.

Penulis:

Elma Catharine Putri Menggana.jpg

Elma Catharine Putri Menggana

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.