HARI MINGGU PASKAH III (5 Mei 2019)
Kis. 5:27b-32,40b-41; Mzm. 30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why. 5:11-14; Yoh. 21:1-19 (Yoh. 21:1-14)
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
Maka kata Yesus kepada mereka : “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menarik lagi karena banyaknya ikan. (Yoh 21:6)
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih
Injil yang kita dengar hari ini mengisahkan bagaimana keadaan para murid setelah Tuhan Yesus wafat di salib dan bangkit dari antara orang mati. Para murid yang dulunya sebagai nelayan, kembali beraktivitas seperti sediakala menjadi nelayan sambil menunggu hari yang dijanjikan yaitu turunnya Roh Kudus atas mereka. Kalau kita simak dari perikop ayat di atas, ada sesuatu yang mengerakkan para murid untuk taat dan melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang yang pada awalnya mereka tidak tahu kalau yang berbicara dan memerintahkan itu adalah Tuhan Yesus yang sudah bangkit. Ada suatu kuasa atau tenaga yang mengerakkan para murid untuk menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Dan setelah melakukan perintah-Nya serta melihat hasilnya mereka teringat akan peristiwa serupa yang pernah mereka alami bersama Yesus. Lalu salah satu dari mereka meyakini bahwa orang yang berada di pinggir pantai dan memerintah mereka adalah Tuhan Yesus. Begitu tahu bahwa orang berdiri di pantai dan memerintah nya adalah Yesus maka Petrus langsung berpakaian dan terjun ke danau untuk menghampiri Tuhan Yesus. (Yoh 21:7)
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih
Seringkali kita seperti murid yang merasa sendiri, ditinggalkan dan jauh dari Tuhan, tapi lewat kebangkitan Tuhan Yesus sesudah wafat di salib, kita semua diberikan/dihembusi oleh Roh Kudus untuk mau terlibat di dalam karya Tuhan di dunia ini dan mewartakan karya keselamatan serta kabar suka cita bagi semua makhluk. Seperti halnya Petrus, kita dimulai dari diri kita masing-masing sudah semestinya berani menanggalkan baju lama dan memakai baju baru. Artinya apa? Artinya dengan kebangkitan Yesus, hati, semangat (baju) yang lama, sedih, nglokro, mutungan kita ganti dengan baju/semangat yang baru yaitu sukacita, damai, semangat dengan penuh keberanian. Bersama kebangkitan Yesus sudah semestinya kita juga bangkit dan berani dalam mewartakan kabar suka cita yaitu karya keselamatan.
Saya teringat beberapa bulan saya mengalami keterpurukan dalam hal melayani dan pergi misa pagi harian. Saya waktu itu berpikir bahwa percuma dan tidak ada untungnya bagi saya. Tapi setelah saya merenung dan merefleksikan diri, akhirnya saya berani dan bangkit dari kemalasan saya itu. Saya juga teringat dari Kisah Para Rasul 5:41 “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”. Ayat inilah yang menguatkan saya untuk berani dan bangkit kembali. Maka oleh kebangkitan Yesus marilah kita semua terlibat seperti para rasul dalam karya keselamatan Tuhan.
Ya Allah, mampukan dan dampingi kami untuk ikut terlibat dalam pekerjaan-Mu. Untuk selalu memuliakan namaMu, bukan nama kami. Tariklah kami bila hati dan semangat kami kendor. Dengan suka cita kami turut bangkit dan berani menebarkan jala kasih-Mu lewat tugas dan pelayanan kami. Amin.
Berkah Dalem
Yohanes Suwasno
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu