Itu sebagian obrolan di wa grup St. Lusia saat aku sedang mengikuti rapat pleno panitia HUT Sanyos. Kulemparkan lagi woro-woro di wag Lusia karena mbak Upie mengatakan tidak ada satu peserta pun yang mendaftar.
Malah sempat diputuskan untuk ditutup saja, mengingat sudah H-3 dari batas waktu pendaftaran tetapi tidak ada calon peserta yang mendaftar. Mungkin karena padatnya acara paskah yang beruntun membuat kegiatan ini kurang direspon.
Tetapi keputusan itu ditolak oleh Romo Kristiadji yang menyusul hadir dalam rapat itu. Dia mengatakan rencana penutupan atau pembatalan itu sebagai keputusan kontra produktif bagi keseluruhan acara. Yang harus dilakukan adalah bagaimana membuat orang berminat untuk ikut, bukan menutupnya. Masih ada kesempatan untuk menjaring peserta.
Sambil mengikuti rapat, ku monitor obrolan wag yang makin seru. Satu sama lain saling menanggapi dengan positif ajakan ini dan Bonny gerak cepat langsung menciptakan yel-yel nya. Kami membahas kapan dan di mana akan latihan, kostum dan atributnya, bikin list peserta atau langsung kumpul, dan seterusnya.
Akhirnya kami berkumpul hari Kamis 25 April 2019 untuk memulai latihan. Hadir 14 orang di hari pertama ini, termasuk Pak Dheny Ketua Lingkungan St. Lucia (meski pada hari H batal tampil karena sakit). Kami menghafalkan lirik serta gerakan yel-yel. Latihan berjalan lancar.
Keesokan harinya kami menyiapkan kostum. Boleh membawa apa saja yang mungkin bisa dipakai untuk atribut. Ada rok dari karung goni, tali rafia, gitar kardus, dll.
Latihan hari kedua penuh canda dan gelak tawa melihat atribut yang akan kami pakai. Dibalik penatnya fisik karena jadwal kegiatan yang padat, latihan yel-yel ini membuat kami terhibur juga.
Minggu 28 April 2019, aku terbangun karena bunyi alarm yang kupasang. Puji Tuhan karena bisa bangun tidak terlambat pagi ini dan dalam keadaan sehat setelah semalam ikut lembur dengan panitia HUT di kelurahan.
Setelah sarapan dan dandan ala kadarnya, aku berangkat ke kelurahan. Di sana sudah banyak orang yang datang. Aku langsung menuju ke samping aula-tempat kami sepakat untuk berkumpul dan mengenakan kostum.
Tak lupa melakukan pemanasan suara sebelum berangkat, meskipun dengan setengah volume alias bisik-bisik.
Setelah acara doa bersama, menyanyikan lagu Indonesia dan pelepasan burung pipit, bendera start dikibarkan dan kami mulai jalan.
Matahari mulai meninggi demikian pula semangat kami. Saking semangatnya kami menyanyikan yel-yel dengan keras sepanjang jalan.
Kami berhenti sebanyak 3x untuk penilaian oleh juri. Pertama di gang dekat SDN3. Perhentian kedua di depan lapangan Mars. Perhentian ketiga setelah finish di kelurahan Purwokerto Wetan.
Ada cerita seru ketika kami sedang berjalan. Selain selfie di depan toko Liez floris, saat melewati toko Sela – milik salah seorang teman lingkungan – kami iseng menyeberang jalan untuk mampir dan menyanyikan yel-yel di depan tokonya. Tidak disangka, dia meladeni keisengan kami dengan memberi satu toples cokelat.
Sepanjang jalan banyak anak-anak peserta jalan sehat yang ikut menikmati cokelat ini, sampai saat finish cokelatnya tinggal beberapa biji.
Cuaca semakin panas, keringat sudah bercucuran. Untung di beberapa pos disediakan galon untuk mengisi ulang botol minum. Akhirnya sampai juga di kelurahan lagi.
Meski kepanasan dan kelaparan, kami masih meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat untuk penjurian ketiga.
Lega rasanya sudah selesai dan bisa beristirahat sambil menikmati sarapan soto. Tinggal menunggu hasil penjurian terhadap 8 peserta lomba Yel-yel dan Kostum.
Saat yang dinanti pun tiba, mendengar MC menyebutkan juara ketiga… juara kedua… juara pertama Lusiaaa… horeeee… bergegas kami menuju panggung. Di sana didapuk (didaulat) untuk membawakan yel-yel lagi meski personilnya sudah tidak lengkap dan tanpa kostum.
Rasanya gembira dan puas karena kerja keras dan usaha kami membuahkan hasil.
Maaf sebesar-besarnya kepada Romo Kristiadji, karena kelancangan kami menyebutkan namanya dalam yel-yel. Tidak mengurangi rasa hormat, ini wujud tanda kedekatan dan cinta kami pada Romo Kris dan konteksnya candaan sehingga menambahkannya dalam yel-yel kami.
Konten awal yel-yel seperti ini :
Yelnya:
*Pemimpin*: (dieja) L U S I A. *Bersama*: dibacanya LUSIA.
*Pemimpin*: mana smangatmu.
*Bersama*: jreng jreng jreng jreng jreng jreng…
*Bersama*: (irama refren Bojo Galak)
Lusia kita dukung bhineka
Lusia pendukung Pancasila
Kompak dan slalu semangat
Karna kita satu Indonesia
*Pemimpin*: dung plak ting ting
*Bersama*: joss
Mangan klanting atos
Pancasila yok joss
Indonesia yok joss
Ha e ha e ha e ha e
Hoooookk Yaaaaa
*Pemimpin*: Lusia….
*Bersama*: jossss…
Tapiii… mungkin juga karena menyebut nama Mo Kris jadi menang? Hahahaa.. Kalau begitu mari kita nikmati hadiahnya dengan ngopi bareng grup yel-yel Lusiaaa…
Foto dan video oleh Herdyan, selengkapnya dapat dilihat di sini
Penulis:

Natalia Anie
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Staling
Mantap jiwa 👍👍👍
SukaSuka
Mantap 👍👍👍
SukaSuka