Rabu, 24 April 2019, Perhimpunan Warakawuri Katolik (PWK) Santa Monika Paroki St. Yosep Purwokerto yang diwakili 10 ibu dan didampingi Rm. Kristiadji, MSC berkumpul di gereja untuk anjangsana ke Novisiat MSC Karanganyar, Kebumen Jawa Tengah.
Berangkat pukul 07.00 WIB dengan menggunakan 2 mobil, rombongan Ibu-ibu tiba di Novisiat MSC sekitar pukul 09.00 WIB. Hampir bersamaan, tiba pula rombongan Ibu-ibu St. Monika Paroki St. Perawan Maria Purworejo sebanyak 12 orang didampingi Rm. Stefanus Tri Suprationo, MSC.
Perhatian, dukungan dan doa Ibu
Anjangsana ini sekaligus menjadi kegiatan atau aksi Paskah bersama St. Monika dari kedua paroki. Novisiat MSC menjadi tujuan anjangsana sebagai bentuk perhatian dan dukungan kepada para frater dalam menjawab panggilan Tuhan.
Bruder Cahyo MSC sebagai ekonom novisiat dan beberapa frater novis menyambut kami. Kemudian kami diajak berkeliling kompleks novisiat didampingi Fr Jeffrey MSC. Kami melihat-lihat bangunan gereja Paroki St. Yosep Pekerja, kapel, rumah retret dengan 12 kamar, ruang makan, ruang rekreasi dan kamar tidur para frater. Juga dapur, ruang cuci dan kamar para romo dan bruder pembina.
Di salah satu selasar, kami melihat jadwal kerja harian terpampang di dinding. Di bangunan induk yang terdiri dari dua lantai juga ada ruang perpustakaan. Kami juga sempat melihat taman doa dengan gua Maria di bagian belakang gedung. Ada pula Patung Hati Kudus Yesus yang terletak di taman tengah.
Sambil berkeliling, frater Jeffrey memberi penjelasan dan jawaban terhadap pertanyaan Ibu-ibu. Kami mempunyai kesan ruangan dan taman tertata rapih serta bersih. Selain itu kehidupan harian juga terjadwal dengan teratur.
Setelah sekitar 40 menit berkeliling kompleks kami menuju ke aula yang terletak di bagian depan. Ruang aula sudah didekorasi dengan nuansa Paskah. Terpampang di latar belakang panggung tema: “Jangan Takut. Bangkit Bersama Kristus”. Para Frater mengajak Ibu-ibu untuk bersukacita bersama. Ibu-ibu sungguh terhibur oleh penampilan para frater Novis yang membawakan beberapa lagu diiringi gitar, seruling, drum, keyboard dan angklung.
Selanjutnya perkenalan singkat Staf Pembina (Rm Marcel Subi, MSC dan Br. Paulus Tri Cahyo Sudaryanto, MSC) serta para frater Novis MSC. Romo Antonius Dwi Rahadi MSC selaku Magister tidak berada di tempat karena sedang membantu pelayanan Paskah di Siantan, Kalimantan Barat. Ibu-ibu PWK St. Monika Purworejo bersama 2 Suster dan PWK St. Monika Purwokerto Timur juga memperkenalkan diri masing-masing. Ibu-ibu St Monika Purwokerto Timur sempat menyanyikan Mars Santa Monika, sedangkan Ibu-Ibu St. Monika Purworejo menyanyikan lagu Hitam Manis diiringi gitar yang dimainkan romo Marcel.

Rm. Kristiadji, MSC dan Rm. Stefanus Tri Supriationo, MSC
Kemudian Romo Kristiadji, MSC dan Romo Stefanus Tri Suprationo, MSC diminta memberikan sambutan bersama. Kedua romo moderator St. Monika di paroki masing-masing ini kebetulan satu angkatan di novisiat (tahun 90-91). Ditegaskan kembali peran penting dari umat, termasuk Ibu-ibu St. Monika dalam mendoakan dan mendukung panggilan para frater. Bahkan doa untuk para imam dilakukan setiap hari oleh Ibu-ibu St. Monika. Ibu-ibu selalu berusaha meneladan Santa Monika yang sangat tekun mendoakan suami dan anaknya, Agustinus yang akhirnya menjadi seorang Santo.
Bagi para frater, doa dan dukungan itu mesti ditanggapi dengan kesungguhan dalam mengikuti proses pembinaan diri agar dapat menjawab panggilan-Nya dengan mantap. Dan akhirnya dapat menjadi imam dan bruder yang berspiritualitas hati dalam mengembangkan Kerajaan Allah.
Pesan Tuhan

Fr. Jeffrey Claudius, MSC
Acara kebersamaan dalam suasana Paskah itu juga diisi dengan menyaksikan video tentang kehidupan para frater di novisiat: antara harapan dan kenyataan. Dilanjutkan sharing pengalaman dari Fr. Jeffrey Claudius, MSC (sebagai Dekan komunitas novisiat). Frater yang berasal dari Keuskupan Agung Jakarta ini menjadi yang tertua (35 tahun) di antara frater lainnya. Dia telah lulus sarjana dan bekerja, baru memutuskan untuk menjawab panggilan Tuhan.
Dikisahkannya perjuangan untuk memilih jalan panggilan sebagai calon imam. Awalnya Mama frater Jeffrey kurang mendukung keputusan itu. Bahkan pada saat dia berpamitan, Mamanya tidak mau berbicara dengannya. Juga ada banyak godaan dari teman-teman yang bisa menggagalkan niatnya. Namun frater tetap bertekad untuk menjawab panggilan Tuhan lewat tarekat MSC. Fr. Jeffrey selalu teringat pesan sederhana Papanya (alm), “Yang penting berbuat baik, maka semuanya akan berbuah baik.”
Selama pembinaan di novisiat, para frater dilatih untuk semakin rendah hati, belajar melepaskan kepentingan diri / ego dan semakin berserah pada Tuhan. “Kami serahkan semua yang ada pada kami. Biarlah Tuhan pakai”, kata frater Jeffrey. “Sama seperti Ibu-ibu Monika, kami juga mencoba ber-refleksi : Tuhan berpesan apa pada saya ? Mama saya tidak berpesan apa-apa pada saya, tetapi Ibu-ibu yang saat ini datang untuk mendukung dan mendoakan kami, saya percayai sebagai wakil dari Ibu kami sendiri. Juga wakil Tuhan. Kami juga percaya dalam lubuk hati, Ibu kami di rumah pasti mendoakan kami, karena kami anak kandungnya. Keyakinan itu kami pegang sampai hari ini.” demikian sharing fr. Jeffrey.

Rm. Marcel Subi, MSC
Romo Marcel Subi, MSC juga sempat membagikan pengalamannya sebagai staf pembina di Novisiat. Penugasan dari pimpinan Tarekat MSC diterimanya sebagai perutusan untuk mendampingi para frater dalam membina diri dan menegaskan panggilan Tuhan. Disampaikan pula terima kasih atas kehadiran, doa dan dukungan dari Ibu-ibu St. Monika. Menurut Romo Marsel, “kunjungan Ibu-ibu St. Monika dari kedua paroki ini membuat kami seperti Elisabet yang bersukacita dikunjungi oleh Maria.”
Sebelum kebersamaan siang ini diakhiri, para frater menampilkan beberapa musik instrumentalia yang apik. Kemudian Bruder Cahyo, MSC mengakhiri pertemuan dengan doa penutup sekaligus doa makan. Makanan sederhana yang telah disiapkan Ibu-ibu St. Monika dinikmati bersama. Acara berakhir jauh melewati waktu yang direncanakan semula, pukul 11.00 menjadi pukul 13.00. Tetapi menurut Bu Retno, Ketua PWK St. Monika Purworejo itu tidak menjadi masalah. “Kami malah tidak menduga sambutan yang begitu hangat dan acara yang dipersiapkan dengan baik oleh Romo, Bruder dan para Frater. Meski lama, tetapi tidak terasa karena sangat menarik dan bermakna.”

Ibu-Ibu St Monika bersama Staf Pembina dan 16 Frater Novis MSC
Sebelum meninggalkan novisiat, tak lupa kami semua berfoto bersama di depan patung Hati Kudus. Semoga kami semua tetap dipersatukan dalam persaudaraan yang saling meneguhkan untuk menjawab panggilan dan tugas pelayanan mewartakan Kasih-Nya.
Setelah saling berjabat tangan, Ibu-ibu St. Monika melanjutkan perjalanan ke obyek wisata Mangrove Jembatan Api-Api di pantai Glagah, Kulonprogo, DIY. Sebagian besar Ibu-Ibu St. Monika Purwokerto Timur baru pertama kali mengunjungi tempat ini. Kami menikmati pemandangan pohon mangrove sambil menyusuri jembatan bambu, dan melihat pemandangan pantai di sore hari.
Kami sempat menikmati kelapa muda di warung sambil bercengkerama. Kemudian kedua Ketua St. Monika memberikan kesan dan pesan singkat, sebelum kami berpisah. Direncanakan untuk mengadakan kegiatan sosial bersama lagi di kesempatan mendatang.
Sekitar pukul 17.00 WIB, kami berpisah dan meninggalkan tempat wisata tersebut. Terima kepada semua yang terlibat dan syukur kepada Tuhan atas berkat kebersamaan dan sukacita yang kami alami hari ini.
Foto selengkapnya dapat dilihat di : Album Anjangsana St. Monika ke Novisiat MSC
Penulis,

Yetty Purnawan
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Kategorial