RENUNGAN

100% Percaya

HARI MINGGU PASKAH II, Hari Minggu Kerahiman Ilahi (28 April 2019)

Kis. 5:12-16; Mzm. 118:2-4,22-24,25-27a; Why. 1:9-11a,12-13,17-19; Yoh. 20:19-31.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

 

“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. (ayat 29)

Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih,

Tanpa kita sadari, apa yang dialami Thomas, sering kali kita dapati dalam pelbagai aspek keseharian. Bahwa kita ragu bahkan tidak mempercayai suatu hal atau kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kita. Salah satu contoh yang belum lama berselang saya alami. Tim kerja Kerawam Sanyos mengadakan sarasehan tentang pemilu 2019. Biasanya untuk konfirmasi kehadiran, pengurus lingkungan diminta mengisi jumlah yang akan hadir (tanpa menyebut nama) lewat WA grup. Sebelum acara dimulai, barulah calon peserta membubuhkan nama, asal lingkungan dan tanda tangan di daftar hadir. Namun seringkali jumlah yang hadir jauh lebih sedikit dari jumlah konfirmasi di WA grup. Prediksi jumlah kursi dan konsumsi yang disiapkan meleset, terlalu banyak.

Untuk mengatasi hal itu, dibuatkan tanda hadir yang berbasis teknologi now. Setiap peserta dibuatkan QR Code lewat email pribadi, yang akan dipindai dengan aplikasi ‘Barcode Reader’. Hasilnya, konfirmasi kehadiran jauh lebih valid dan sesuai kenyataan, karena bersifat perorangan dengan identitas jelas. Lewat peristiwa ini, sebagai manusia, kita menyadari diri yang kurang sungguh berkomitmen sehingga kurang dapat dipercaya. Proyeksi pengalaman diri inilah yang terjadi pada Thomas sehingga kita menyangsikan dan menuntut tanda.

Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih,

Tidak seperti kita yang sering kurang berkomitmen, Yesus sebaliknya. Dia sungguh berkomitmen, total memberikan seluruh diriNya demi terwujudnya kehendak Bapa. Semua yang dipikirkan, dirasakan dan dikatakan / diajarkan, dilakukan-Nya sempurna sesuai kehendak Bapa. Maka dia bangkit pada hari ketiga sesudah wafatNya, sesuai yang dikatakan-Nya. Dia kini hidup dan tetap hadir dalam hidup kita. Apakah kita masih sangsi dan menuntut bukti seperti sikap Thomas, yang tidak langsung percaya begitu saja.

Iman. Mengimani Yesus sebagai Allah adalah bagian dari misteri kehidupan kita. Mengapa kita ada, mengapa kita hidup, sakit dan bahkan meninggal. Iman bukanlah hal pikiran/akal budi atau perasaan: mau atau tidak mau; suka atau tidak suka; ada bukti atau tidak ada bukti, seperti contoh tadi.

Dalam arti luas misteri adalah merupakan kebenaran-kebenaran yang menyangkut eksistensi maupun esensi yang tersembunyi dari pemahaman kita yang terbatas. Dan hanya melalui imanlah, kita dapat memahami dan menangkap makna tersebut.

Penampakan-2Dalam konteks inilah, kita dapat memahami kisah Injil hari ini. Para murid bersuka cita saat melihat langsung Yesus yang bangkit dan hadir ditengah-tengah mereka dengan bukti : ”….sambil menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya” (ayat 20). Namun tidaklah demikian dengan Thomas : “sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (ayat 25).

Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih,

Sikap iman Thomaslah yang menghalangi rasa suka cita akan Paskah Yesus. Perlu bukti duniawi yang otentik, terlihat/nampak nyata: ada sikap menutup diri. Apakah kita juga menutup diri akan kehadiran Yesus yang bangkit? Bukti apalagi yang kita butuhkan? Kita tidak terbuka terhadap kehadiran yang ilahi dan menyapa secara pribadi lalu mensyukurinya. Bahkan, mungkin menyangsikan dan menyalahkan Tuhan. Padahal kita sendirilah yang kurang percaya, lalu kerap bersungut-sungut dan meminta bukti nyata, termasuk dalam doa-doa kita.

Paskah adalah tanda nyata kehadiran Tuhan dalam diri kita, bersuka citalah. Dia yang  berkuasa atas kematian dan dosa dengan kebangkitanNya. Allelluia (Terpujilah Tuhan). Sadarilah dan hadirkanlah Tuhan dalam diri kita. Biarkanlah Dia yang berkuasa atas hidup kita. 100 % percaya pada Dia yang Maha Kuasa, Maha Baik dan Maha Tahu. Dia akan memberikan tanda kasih yang kita butuhkan tanpa kita harus menuntutnya. Mari belajar dari teladan spiritualitas Santo Yosep (Novena Santo. Yosep) : setia mendengarkan dan melaksanakan Firman Tuhan.

Marilah kita memohon petunjuk dan bimbingan Tuhan dengan berdoa : ‘Tuhan Allah yang Mahakasih. Putra-Mu, Yesus telah hidup, menderita bahkan mati di kayu salib…. dan bangkit; hanya karena mau menebus segala dosa umat manusia. Kami sangat menyadari bahwa sikap Thomas adalah sikap kami juga; yang tidak akan percaya sebelum melihat, sebelum ada tanda yang nyata. Hembuskanlah Roh-MU kepada kami, agar kami dikuatkan dalam perutusan kami sebagai saksi dan “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. (ayat 29). Kami siap diutus dan menjadi berkah bagi setiap orang : bersuka cita walau tidak melihat namun percaya. Ya Allah, ya Tuhan kami yang Maharahim, segala hidup kami yang rapuh ini, kami pasrahkan ke dalam tangan-Mu, karena hanya Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala abad. Amin.

Berkah Dalem

Yulius Yerry Wenur

Lingk. St. Paulus

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.