AKTUALIA

Memaknai Hidup dan Semakin Bersyukur

Berbagi Kasih

Rabu 10 April 2019, pkl. 09.00 beberapa anggota panitia Paskah paroki St. Yosep Purwokerto berkumpul di gereja. Dimotori oleh pak Yudi dan pak Mardi (sie Sosial Panitia Paskah), kami bersemangat untuk mewujudkan program karya sosial di tempat yang telah ditetapkan yaitu :
1. Sekolah Luar Biasa Kuncup Mas
2. Panti Asuhan Bunda Serayu
3. Panti Wreda Catur Nugroho, Kaliori

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Suasana hangat berkumpul bersama teman-teman di ruang sekretariat berakhir karena kita harus segera berangkat agar pkl. 11.00 bisa pas sampai di Panti Wreda Kaliori.

Semangat dan sukacita semakin lengkap karena Romo Kristiadji memberikan berkat atas sumbangan berupa berbagai rupa barang, juga berbagai makanan . Kami semua,  Panitia Paskah 2019 pun diteguhkan dengan berkat .

Perjalanan ke Banyumas seperti piknik singkat. 30 menit perjalanan banyak cerita dengan sesama teman. Tanpa terasa kami sudah sampai di Banyumas .
Sesampainya di SLB Kuncup Mas, tim semakin lengkap karena Romo Sumanto akhirnya bisa bergabung, dan kita disambut oleh Kepala SLB Kuncup Mas, Bapak Tjatur Budi Pranowo S.Pd dan staf.

Sambil menyimak sambutan pak Tjatur, saya berusaha mengingat kembali ketika sebagai Rotarian berkali kali berkunjung ke SLB Kuncup Mas 15 tahun yang lalu. SLB ini memang dibantu oleh Rotary Club of Satria pendiriannya, hingga saat ini.

Pak Tjatur juga cerita bahwa Wanita Katolik RI setiap bulan mengirim santunan untuk makanan tambahan dan honor guru. Rupanya Bu Pur (Ketua Wanita Katolik RI cabang Purwokerto Timur) rutin berkunjung.

Tentu banyak pihak yang telah membantu, namun berulang kali disampaikan perhatian gereja Katolik Banyumas, Wanita Katolik RI Cabang St. Yosep Purwokerto Timur dan Cabang Banyumas.

Sebagai wujud kepedulian dan partisipasi, saya menanyakan apakah yang menjadi harapan dan kebutuhan dalam waktu dekat.

Kebutuhan guru SLB yang semakin sulit didapatkan, sehingga rasio standar tidak dapat dicapai. 1 guru yang seharusnya mengajar 5 murid terpaksa mengajar lebih banyak. Juga kebutuhan ruangan kelas.

Mengingat masih ada agenda kedua, maka perjumpaan harus berakhir. Kami pun pamit. Dengan diantar pak Tjatur, kami keluar kompleks dan foto bersama. Beliau sempat cerita bahwa tanah di samping sedang dalam rencana dibeli untuk SLB Kuncup Mas dengan bantuan Rotary Club of Satria sebagai rencana perluasan .

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Selanjutnya kita menuju Panti Asuhan Bunda Serayu yang letaknya bersebelahan dengan Gereja Katollik Banyumas.

Kehadiran kami disambut oleh seorang ibu yang disebut Budhe sambil menggendong anak kecil, serta 1 bocah lucu yang disapa Romo Manto, si Kriwil. Rupanya MoMan sudah fasih dengan anak-anak di Bunda Serayu. Bagi saya ini adalah kali yang pertama.

Suasana tertegun dan haru menyaksikan 29 anak-anak yang menjadi asuhan di Bunda Serayu. Mereka sehat-sehat dan kebersihannya terjaga.

1 hal yang saya tangkap, keceriaan sebagaimana anak-anak pada umumnya seperti kurang terekspresi.

MoMan dan kami mencoba menyapa, merangkul sebagai tanda kasih, namun barangkali terlalu singkat sehingga belum bisa membangkitkan rasa dekat anak-anak pada kami yang hadir di tengah mereka. Ada juga beberapa anak yang ceria dan mau berkomunikasi singkat.

Lagi-lagi karena masih ada agenda ke Panti Wreda, akhirnya kami pamit, tanpa acara menyanyi, ataupun bermain yang menjadi kesukaan anak anak. Sebelum pamit, kami menyerahkan bantuan kepada Suster Theresa, JMJ.

Karena ketika rapat disepakati bahwa makan siang akan dilakukan di Banyumas sambil kuliner, maka diputuskan makan siang terlebih dulu. Juga agar kami tidak bolak-balik, mengingat rute perjalanan ke Panti Wreda yang letaknya di Kaliori.

Kami menikmati makan siang dengan sukacita. Ada yang memilih soto, juga bakmi. Demi mengejar waktu ke Panti Wreda Catur Nugraha yang rasanya sudah kesiangan, terpaksa Romo Manto ditinggal karena pesanannya belum siap. Padahal pesannya duluan,  tapi mungkin kokinya memasak pesanan Romo yang tanpa ayam terakhir ya Romo.  Maaf ya Mo… dahar (makan-red.) nya gak ditemani 🙏

Setibanya di Panti Wreda, alih-alih berjumpa dengan Suster Pimpinan, ternyata beliau sedang pergi. Oma dan Opa juga sudah makan siang. Mereka sudah mulai persiapan istirahat di ruangannya masing masing. Rencana mau menyuapi Opa dan Oma serta bernyanyi bersama di Aula batal deh …

Tuhan teramat baik, di ruang tamu akhirnya berkumpul beberapa Oma. Kami bisa ngobrol. Ada Oma Mia yang hobi nyanyi. Suaranya kenceng dan lucu. Akhirnya kami bukan menyuapi tapi malah dihibur oleh kekocakan Oma Mia yang nyanyi beberapa lagu, antara lain Kasih, Hidup Adalah Kesempatan, Siji Loro Telu, dan Eling Eling … sambil diajak joged oleh bu Yece .

Aziz pun tetap memainkan keyboard dengan meringis mencari cara agar nada yang diambil bisa mengimbangi suara Oma Mia yang keras dan mengambil nada” tinggi 😃🎵

Meski acara yang dirancang awal tidak terlaksana, rasanya acara pengganti terwujud tetap menarik, dengan sukacita, kocak dan mengharukan.

Akhirnya mengingat jadwal Opa Oma istirahat sudah tiba, kami pamitan meski masih ada rasa keinginan untuk mendampingi. Wajah-wajah gembira sesaat berubah, khususnya Oma Mia yang berubah jadi sedih.

Pengalaman karya sosial hari ini nampaknya akan bisa lebih memberi rasa, khususnya bila di panti Asuhan kami dapat memberikan penghiburan, berupa permainan dan kebersamaan menyanyi. Perlu sediakan ruang dan waktu yang cukup untuk menjalin keakraban dengan anak anak.

Karya Sosial hari ini bukan hanya mewujudkan Kasih dengan berkunjung dan menyerahkan sumbangan, namun juga menjadi kesempatan untuk semakin memaknai Hidup. Yakni dengan bersyukur. Alangkah indahnya bila kami dapat berkunjung kembali dan memberi waktu lebih banyak untuk mereka yang sungguh memerlukan kasih sayang dan perhatian.

Khusus tentang anak-anak PA. Bunda Serayu, saya sempat bisik-bisik dengan bu Inge, andaikan sesekali anak-anak diajak jalan-jalan wisata atau nonton film. Pasti mereka seneng ya…. Semoga itu bisa menjadi ide Karya Sosial di waktu mendatang.

Demikian tulisan singkat yang dibuat dalam perjalanan ke Jakarta sore ini.

Tetap Semangat 4 B ( Bersyukur, Berbakti dan Berbagi Berkat)

Salam Kasih,

Bu Kartika Widjaja.jpg

Kartika Widjaja, Ketua Umum Panitia Paskah 2019

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.