Rabu, 27 Maret 2019 tim kerja Kerasulan Awam Paroki St. Yosep Purwokerto mengadakan Sarasehan dalam rangka menyiapkan umat Sanyos ikut Pemilu 2019. Adapun tema yang diusung adalah “Menjadi Pemilih Cerdas dan Bermartabat”. Narasumbernya adalah KPU Banyumas dan Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Purwokerto.
Hasil survei
Sekitar 70 umat memenuhi undangan sarasehan ini dengan cara konfirmasi kehadiran lewat formulir online, sekalius menjawab pertanyaan survei terkait Pemilu 2019. Bukti kehadiran diberikan dengan menunjukkan QRCode yang dikirim ke email yang diisikan dalam formulir tersebut. QRCode itu dipindai oleh petugas registrasi (penerima tamu). Setelah santap malam sederhana, umat menuju ke ruang St. Yohakim.
Pukul 19.00 doa pembukaan dipimpin oleh Bpk Ign Sumantyara, tim kerja Kerawam St. Yosep. Rm Valentinus Sumanto kemudian menyampaikan sambutan sekaligus memaparkan hasil survei terhadap para calon peserta sarasehan. Survei diadakan tanggal 25-27 Maret 2019. Ada 69 respon valid (95,8%) dari total 72 respon yang masuk sampai dengan hari Rabu, 27 Maret 2019, pkl. 15.00. Ada 11 respon lagi yang masuk setelah itu namun sudah tidak diolah dan dianalisa datanya.
Dari data hasil survei itu diketahui ada 10 pemilih pemula (14,5%) dan 59 responden (85,5%) pernah ikut pemilu. Apakah mereka sudah masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT)? 61 responden (88,4%) sudah masuk DPT, 6 responden (8,7%) belum masuk DPT, sedangkan 2 responden (2,8 %) belum tahu atau belum cek adakah namanya dalam DPT.
Terkait prosedur Pemilu 2019, sebanyak 53 atau 76,8% responden sudah mengetahuinya, sedangkan 15 atau 21,7 % responden tidak mengetahuinya. Dan ada 1 responden memberikan jawaban lain terkait KTP nya yang luar kota tetapi tidak sempat urus formulir A5.
Sebagian besar responden, yakni 58 atau 84,1% sudah mengetahui partai peserta Pemilu 2019, tetapi masih ada 10 responden (14,5%) yang belum tahu. Dan ada 1 reponden (1,4%) yang baru mengetahui sebagian dari partai peserta Pemilu 2019.
Pengenalan terhadap para calon Presiden-Wakil Presiden, DPD, DPR RI, DPR Provinsi dan Kabupaten/Kota ternyata masih kurang memadai. Hanya 42 (60,9%) responden yang sudah mengenal mereka. 17 (24,6%) responden belum mengenal mereka. Ada 4 (5,8%) responden yang baru mengetahui sebagian calon, sedangkan 2 responden menyebut secara jelas, baru sedikit calon yang dikenal / diketahui data diri mereka. Secara eksplisit pula, 3 responden (4,3%) menyatakan hanya mengenal Capres-Cawapres. Dan 1 responden menjawab belum mengetahui semua, terutama para calon DPD dan calon legislatif.
Meskipun pengetahuan tentang prosedur, partai peserta pemilu dan para calon DPD serta legislatif belum optimal, namun 68 responden atau 98,6% menyatakan siap mengikuti Pemilu pada tanggal 17 April nanti. Hanya ada 1 responden (1,4%) yang menyatakan tidak siap ikut Pemilu 2019.
Data ini menunjukkan bahwa calon pemilih belum sepenuhnya memenuhi kriteria cerdas dan bermartabat. Oleh karena itu sosialiasi atau sarasehan tentang pemilu sangat dibutuhkan agar umat paroki St. Yosep yang akan menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019 nanti dapat menjadi pemilih cerdas dan bermartabat. Pemilih cerdas menentukan pilihan bukan secara asal-asalan atau sekedar suka tidak suka, namun atas dasar pertimbangan rasional, data yang memadai dan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan pemilih yang bermartabat dapat menentukan pilihan secara bebas, sesuai hati nurani dan tidak terpengaruh ataupun menjadi pelaku praktik-praktik yang mencederai demokrasi.
Terlibat dalam politik untuk bonum commune
Bpk Agus Wahyudi dari Komisi Kerawam Keuskupan Purwokerto mengajak peserta sarasehan untuk menyadari identitas dan tugas atau panggilan sebagai orang Katolik untuk terlibat mengusahakan kebaikan bersama (bonum commune). Salah satu bentuk keterlibatan itu adalah dengan menyalurkan hak pilih dalam Pemilu untuk menentukan pemimpin politik (Presiden/Wapres, DPD, dan DPR). Juga, menentukan penyelenggara negara yang representatif, akuntabel dan berlegitimasi, Tentu masih terbuka banyak bentuk keterlibatan lain di bidang politik namun keikutsertaan sebagai pemilih dalam Pemilu menjadi sangat penting dan menentukan bagi negara kita.
Keterlibatan umat Katolik dalam politik merupakan tanda keselamatan dan penyelamatan (sakramen) yang didasarkan pada Inkarnasi (Allah masuk dalam kehidupan manusia untuk menyelamatkan). Politik tentu bukan sekedar urusan kekuasaan namun dimengerti secara luas sebagai segala upaya untuk mengelola tata pemerintahan, kehidupan masyarakat, bangsa dan negara agar tercapai kesejahteraan bersama.
Rencana aksi
Secara garis besar, Pak Agus Wahyudi memaparkan peta politik Indonesia menjelang Pemilu 2019 dan kondisi pemilih, khususnya pemilih milenial.
Direkomendasikan beberapa rencana aksi yang dapat dilakukan oleh umat Katolik terkait Pemilu:
- Bersikap kritis terhadap berita bohong & ujaran kebencian
- Proaktif mau meluangkan waktu untuk mengecek nama di daftar pemilih di DPT. Kunjungi https://lindungihakpilihmu.kpu.go.id/
- Mempunyai informasi yang cukup terkait kandidat yang akan dipillih dan partai politiknya. Mengikuti dan mengawasi proses pemilu. Mengawasi penghitungan suara di TPS (mendaftarkan diri sebagai pengawas TPS).
- Memilih secara rasional, artinya mengenal calon yang akan dipilih dan partai politiknya memilih pemimpin yang beriman, inklusif, mempertahankan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 . Memilih calon yang mempunyai rekam jejak yang baik, memperjuangkan kepentingan umum dan aspirasi Gereja Katolik.
- Memilih dengan mencoblos nomor, atau nama orang pada surat suara. Apabila tidak ada orang yang layak dipilih, dapat memilih gambar Partai.
- Memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena tekanan atau pesanan tertentu.
- Pemilu Serentak, Rabu 17 April 2019, bertepatan dengan Pekan Suci. Umat dihimbau untuk tetap merayakannya di Paroki masing-masing.
- Datang ke TPS untuk memilih (mencoblos) anggota DPRD Kab/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD serta Presiden/Wakil Presiden
Selanjutnya Bpk Agung Basuki dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas memberi penjelasan teknis Pemilu 2019. Antara lain, ditunjukkan dan dijelaskan 5 surat suara yang akan dicoblos oleh setiap pemilih.
Sesi tanya jawab berlangsung menarik dan mencerahkan, meski dalam waktu yang terbatas.
Selain sarasehan di paroki, kegiatan sosialisasi seputar Pemilu 2019 juga diselenggarakan di lingkungan-lingkungan atas inisiatif pengurusnya. Semoga kegiatan sosialiasi dan sarasehan ini membantu umat Sanyos untuk menjadi pemilih cerdas dan bermartabat untuk menentukan pemimpin / penyelenggara negara dan demi terwujudnya Indonesia yang lebih maju.
Credit photos & images: Yohanes Purwanto dan ForGes
Kategori:KPKC, Seputar Pemilu