Partisipasi dalam gerakan Earth Hour
Sabtu, 30 Maret 2019 pukul 20.30-21.30 WIB, sebagian umat lingkungan St. Ignatius Paroki St. Yosep Purwokerto berkumpul di kapel Maria dan berdoa rosario bersama untuk bumi. Malam itu, seusai latihan koor di Gereja, sebanyak 32 umat St. Ignatius menanggapi himbauan dan ajakan untuk berdoa rosario.
Meskipun himbauan itu disampaikan oleh Vikaris Episkopal Romo Andang L. Binawan, SJ untuk umat Keuskupan Agung Jakarta, namun umat lingkungan St. Ignatius yang berada di wilayah paroki St. Yosep Keuskupan Purwokerto pun ikut melaksanakannya.
Kegiatan doa dan renungan dilaksanakan untuk mengisi waktu 1 jam yang disebut Earth Hour (Jam untuk Bumi). Gerakan mematikan lampu dan alat elektronik yang dilaksanakan serentak di seluruh dunia merupakan suatu gerakan simbolik. Gerakan rutin tahunan yang digagas WWF (World Wildlife Fund) ini bukan sekedar untuk menghemat energi, namun menjadi gerakan yang menyampaikan pesan kepada warga dunia untuk sadar dan peduli kepada keadaan bumi kita yang semakin rusak.
Kebersamaan dalam doa Rosario untuk dunia
Setelah lampu-lampu di kompleks gereja paroki St. Yosep dipadamkan, umat lingkungan St. Ignatius menyalakan lilin, memegang rosario dan mendaraskan untaian 50 Salam Maria. Turut bergabung pula Romo Valentinus Sumanto Winata, Pr., Frater Yohanes Yoyok dan 2 warga dari lingkungan St. Yakobus. Adapun tema renungan dan rosario Earth Hour adalah Bersama Maria, berdoa untuk dunia.
Dalam kegelapan yang diterangi oleh lilin-lilin kecil di sekitar kapel dan lilin besar di samping patung salib Yesus di depan patung Bunda Maria, menambah kekhusyukan doa.

Doa Rosario Earth Hour oleh umat lingkungan St. Ignatius di kapel Maria Paroki St. Yosep Purwokerto (300319)
Doa rosario dipimpin oleh Yohanes A. Nunung Winarta dengan peristiwa sedih. Peristiwa sedih diambil untuk merenungkan sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Selain itu peristiwa sedih dalam rosario tepat mengungkapkan keprihatinan kepada bumi tercinta yang sudah kita rusak. Renungan cukup panjang namun warga tetap semangat dan khusyuk mengikutinya.
Doa dan renungan dalam Rosario Earth Hour ini dapat dibaca di artikel berjudul “Rosario Untuk Bumi 30 Maret 2019”
Dari doa menuju aksi nyata
Doa Rosario dibuka dan ditutup dengan nyanyian “Ndherek Dewi Maria”. Dalam setiap peristiwa dipanjatkan doa-doa oleh pemandu. Dan tepat 1 jam doa Rosario umat lingkungan St. Ignatius untuk bumi selesai.
Meski baru pertama kali diadakan, Rosario untuk bumi ini sungguh amat mengesan dan bermakna. Umat tergerak untuk semakin mencintai dan melestarikan alam ciptaan Tuhan yang sangat indah.
Semoga kebersamaan dalam doa dapat kita wujudkan juga dalam tindakan nyata untuk saling mengasihi bukan hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada seluruh ciptaan Tuhan. Tindakan nyata itu sekaligus menjadi perwujudan rasa syukur kepada Tuhan yang begitu besar kasih-Nya kepada kita. Amin.
LESTARI BUMIKU, DAMAI NEGRIKU.
Penulis:

Y.A. Nunung Winarta
(Lingkungan St. Ignatius)
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Staling