Pengantar
Paroki Purwokerto Timur memiliki pelindung Santo Yosep. Sejak berdiri sebagai paroki mandiri, sebelumnya wilayah paroki Katedral, 14 April 1964, paroki ini semula berada di jalan Kenanga berpindah ke jalan Kaliputih no 2. Sebagai paroki mandiri, teladan Santo Yosep menginspirasi persekutuan umat beriman kala itu. Demikian pula hingga saat ini, semangat teladan Santo Yosep perlu terus dihidupi agar makin menjadi jiwa persekutuan umat beriman.
Memang pada awalnya penghormatan kepada Santo Yosep tidak dikenal di dalam Geraja selama berabad-abad. Hal ini dilatarbelakangi oleh suatu kekuatiran bahwa tekanan yang berlebihan pada kedudukan Yosep dapat menimbulkan anggapan umum bahwa Yosep adalah ayah kandung Yesus. Namun dalam praktek sekarang, Gereja justru menghormati Yosep karena kekudusan dan martabat Maria sebagai Bunda Yesus, Putra Allah.
Sri Paus Pius IX (1846-1878) pada tanggal 8 desember 1870 menetapkan Yosep sebagai pelindung Gereja Universal. Dalam litani Santo Yosep, Yosep dilukiskan sebagai pelindung bagi para buruh/karyawan, keluarga, para perawan, orang-orang sakit dan orang-orang yang telah meninggal. Ia juga dihormati sebagai tokoh doa dan kehidupan rohani, pelindung para fakir miskin, para penguasa, Bapa-bapa keluarga, imam-imam dan kaum religius serta pelindung para peziarah.
Pada tahun 1937, Sri Paus Pius XI (1922-1939) mengangkat Santo Yosep sebagai pelindung perjuangan Gereja melawan komunisme ateistik. Dan pada tahun 1961, Sri Paus Yohanes XXIII (1958-1963) memilih Yosep sebagai pelindung surgawi Konsili Vatikan II. Nama Yosep sendiri mulai dimasukkan dalam Kanon Misa pada tahun 1962.
Pada abad ke delapan dan Sembilan, tanggal 19 Maret ditentukan sebagai Hari Raya utama Santo Yosep. Pada tahun 1955, Sri Paus Pius XII (1939-1958) memaklumkan pesta Santo Yosep Pekerja yang dirayakan pada tanggal 1 Mei. Pesta ini menekankan martabat pekerjaan dan keteladanan Santo Yosep sebagai seorang pekerja dan untuk menyatakan kembali keikutsertaan Gereja dalam karya penyelamatan Allah.
Spiritualitas St Yosep
Spiritualitas St. Yosep dapat dibaca di sini.
Mengapa Novena St Yosep ?
Menggali spirit teladan Santo Yosep dalam menantikan kegembiraan akan penebusan Yesus Kristus melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya mengajak kita semua menelusuri keimanan kita. Meski tidak ada hal yang menunjukkan kehidupan Santo Yosep dalam minggu sengsara, atau akhir kehidupan Yesus, sebagai top message Sukacita Injil, toh menjalani novena Santo Yosep ini tidak akan mengacaukan kita hanya melihat kronologis waktu kehidupan orang kudus. Bukan hanya peristiwa inkarnasi Yesus melainkan kemuliaan Yesus. “Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya”(Yoh 20:29).
Kita mengalami kebahagiaan Santo Yosep, yang mengantarkan Yesus, mewujudkan diri sebagai Putra Bapa. Santo Yosep telah bahagia kekal karena penghayatan sederhana dan tersembunyi kehidupannya. “Ia harus makin besar tetapi aku harus makin kecil”(Yoh 3:30). Seperti Yohanes baptis yang tampil dan kemudian tertelan bumi (kematian), memberi kesaksian, demikian pula hidup Yosep adalah kesaksian bahwa Ia menjadi pengantara rahmat Allah. Ia makin kecil dan menghilang tertelan bumi. Kebahagiaan kekal membawanya melepaskan segala kelekatan karena status orangtua Yesus. Yosep melepaskan itu semua, bahwa wangsa Daud pun tidak menjadi milik yang dipertahankan. Baginya yang utama adalah melaksanakan kehendak Allah. “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk 11:28).
Selama ini kita melakukan olah kerohanian dalam bentuk novena Santo Yosep dengan memusatkan pelaksanaan novena di gereja paroki. Untuk tahun ini, kita akan melakukan olah rohani ini di lingkungan-lingkungan. Semangat dasar yang mau disasar adalah agar spiritualitas Santo Yosep ini semakin menjadi milik dan sumber kehidupan rohani semakin banyak umat paroki ini. Selain itu, novena ini merupakan salah satu bentuk devosi umat beriman maka sebagai sebuah devosi, pelaksanaannya tidak harus disatukan dengan perayaan ekaristi. Maka novena kali ini akan dibuat dalam bentuk ibadat sabda yang dipimpin oleh prodiakon paroki. Ini sekaligus menjadi salah satu bentuk pemberdayaan prodiakon agar semakin trampil dalam memimpin ibadat-ibadat lainnya.
Novena Santo Yosep ini juga dibuat dengan berbagai maksud lain:
Pertama, kita diajak untuk makin mempersembahkan keluarga sebagai pondasi dan komunitas basirs paling dasar kehidupan menggereja kita. Pengungkapan dan perwujudan iman dengan melakukan olah kesalehan lain seperti devosi pada pelindung paroki, serta wujud kasih seperti kepedulian sosial, kepekaan pada yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel, makin membantu kita mewujudkan diri dalam pertumbuhan iman kita baik pribadi, keluarga, paguyuban kita.
Kedua, kita diajak makin menyelami misteri keselamatan Allah, karya penebusan-Nya melalui peristiwa-peristiwa yang sering tersembunyi. Kebahagiaan atau sukacita kemuliaan Tuhan menggerakkan kita untuk mengalami karya besar Allah dalam diri Santo Yosep. Kita perlu memiliki kesalehan hidup yang mendalam sebagai ciri khas hidup bersama kita. Sebagai umat beriman yang berlindung dibawah naungan Santo Yosep, maka selayaknya spiritualitas Santo Yosep ini semakin mengakar dalam hidup rohani kita.
Ketiga, kita diajak makin berani bersaksi di tengah masyarakat. Sebagai kawanan kecil, tersembunyi, kita memiliki kualitas hidup yang kuat. Setia, bersahaja dan bergembira akan memancarkan kesaksian kita. Dampak dari kesalehan hidup umat beriman ini dapat dialami di tengah kehidupan sekitar baik dalam kegiatan di tengah masyarakat maupun melalui tugas dan pekerjaan kita. Saling memperhatikan, mempedulikan dan mendoakan satu sama lain. Menjadi pesekutuan umat beriman yang berdaya karena mampu tumbuh, berkembang dan berbuah dalam persaudaraan. Dan di sinilah kita bisa mewujudnyatakan tema besar garapan karya pastoral kita, “Diutus Menjadi Berkat”
Penutup
Marilah kita mengambil peran dalam memperkembangkan kesalehan hidup kita baik dalam kehidupan pribadi kita maupun dalam paguyuban umat beriman kita. Melalui novena Santo Yosep kita makin menyelami karya keselamatan dalam diri Yesus Kristus. Kita berjuang mengembangkan ciri utama persekutuan kita, hidup berparoki kita. Devosionalia, sebagai olah kesalehan hidup iman kita makin menghadirkan keselamatan. Bukan hanya karena kepentingan kita merayakan penebusan Yesus melainkan tugas perutusan kita. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kami senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20).
Apa yang diperintahkan Yesus kepada kita supaya kita ajarkan? Yesus mengatakan bahwa “Semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu.” (bdk Yoh 15:11-12). Sukacita itu kita dapatkan melalui Roh Penolong yang diberikan kepada kita. “Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:26). Roh itu diberikan setelah kemuliaan Yesus.
Purwokerto, 24 Februari 2019
Ibadat Novena St. Yosep dapat dilihat di sini atau diunduh di sini
Kategori:Uncategorized