HARI MINGGU PRAPASKAH I (10 MARET 2019)
Ul. 26:4-10; Mzm. 91:1-2,10-11,12-13,14-15; Rm. 10:8-13; Luk. 4:1-13
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan dicobai.” (Luk 4:1-2)
Sahabat Yesus yang terkasih,
Pak Roso adalah seorang pedagang sembako. Tokonya setiap hari buka dari pagi sampai malam. Pembelinya sangat ramai. Dengan kondisi toko seperti itu, Pak Roso masih mengeluh omset hariannya tidak cukup untuk beli barang dagangan toko. Pak Roso pun mencari solusi untuk meningkatkan penghasilan tokonya. Ia mencari orang pintar minta penglaris untuk tokonya. Sejak piara penglaris, toko Pak Roso tambah maju, tambah berkembang pesat. Bahkan toko di sebelahnya yang sudah lama tutup, ia beli dan dijadikan satu dengan tokonya. Seiring berjalannya waktu, Pak Roso pun dijuluki pedagang sukses di kotanya.
Kesuksesan Pak Roso tidak bertahan lama, karena suatu pagi, Pak Roso mengalami serangan stroke dan seluruh badannya lumpuh total. Maka seluruh kegiatan toko dilimpahkan ke anak sulungnya yang baru lulus kuliah. Si anak yang belum mengerti seluk-beluk ilmu dagang, pelayanannya kepada pembeli tidak ramah. Pembeli satu persatu pindah ke toko lain. Akhirnya toko Pak Roso menjadi sepi pembeli dan gulung tikar alias bangkrut. Bahkan tokonya pun dijual untuk biaya berobat Pak Roso.
Dari kisah kehidupan ini ada dua pesan untuk kita renungankan. Pertama, Pak Roso terlalu sombong, tidak pernah bersyukur akan berkat-berkat yang Tuhan berikan kepadanya. Kedua, Pak Roso terlalu serakah, meskipun sudah diberi rejeki berlimpah, tetapi masih merasa kurang. Ia berani menduakan Tuhan; berkerjasama dengan Iblis untuk memperkaya dirinya. Kesombongan dan keserakahan Pak Roso telah membawa dia ke jurang kehancuran. Semua jerih-payah usahanya bertahun-tahun menjadi sia-sia. Semua harta kekayaan yang dia kumpulkan tidak bisa ia nikmati, habis untuk biaya berobat.
Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, jangan pernah tergoda oleh rayuan Iblis. Apa yang Iblis tawarkan kepada kita tidak gratis. Apabila kita menerima tawarannya, maka seluruh hidup kita akan dikuasainya. Kita hidup di dunia memang butuh roti, butuh materi dan kesuksesan. Jika kita tetap percaya dan tekun berusaha, Tuhan akan penuhi semua kebutuhan kita. Oleh karena itu, bersandar kepada Tuhan adalah kemenangan. Seperti Yesus yang setia kepada Bapa-Nya, dan bersandar penuh kepada Bapa-Nya. Ia tidak memberi kesempatan untuk Iblis menguasai diri-Nya.
Tuhan Yesus 40 hari berpuasa di padang gurun adalah sebagai wujud nyata pemberian diri-Nya bagi Allah. Di masa Prapaskah ini, Gereja juga mengajak kita berpantang, berpuasa dan berbuat kasih. Semua ini kita lakukan sebagai wujud nyata pemberian diri kita bagi Tuhan. Maka selama di masa prapaskah ini, kita juga diharapkan berani membersihkan hati dan pikiran kita dari sampah-sampah hawa nasfu; amarah, iri hati, kesombongan, kemunafikan; minta dihormati, minta ditinggikan. Semua ini adalah sifat-sifat Iblis yang harus kita bersihkan sebagai wujud nyata pertobatan kita. Kita juga diajak berani bermati raga, merendahkan hati di hadapan Tuhan. Supaya kita dipenuhi cahaya kasih Tuhan, mampu mengasihi sesama kita tanpa membeda-bedakan si kulit hitam atau si kulit putih.
Sahabat Yesus yang terkasih,
Di dalam kehidupan kita sehari-hari ada bermacam-macam godaan di sekitar kita. Kiranya kita pun harus belajar dari Tuhan Yesus yang tidak memberi kesempatan untuk Iblis merayu-Nya. Kita kuatkan doa mohon tuntunan dari Roh Kudus, supaya kita dimampukan menolak rayuan-rayuan Iblis. Dimampukan mengendalikan diri dan melawan kedagingan kita. Mari kita hidupi masa prapaskah ini dengan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, Bapa Yang Maha Rahim.
Tuhan memberkati
DY. Chandra
Lingkungan St. Mikhael
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu