HARI MINGGU BIASA VIII (3 Maret 2019)
Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“ ….. keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (Luk. 6:42)
Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih,
Seorang teman yang sedang belajar memperdalam ilmu agama menyalahkan temannya yang kedapatan menerima uang suap dari rekanan. Nasehat dan dalil-dalil dari A sampai Z keluar dari mulut teman tersebut. Namun teman yang menyalahkan ini sesunguhnya bukanlah sosok karyawan yang baik pula, karena dia sering pergi meninggalkan pekerjaan untuk urusan-urusan pribadi. Apalagi kalau pimpinan sedang tidak di tempat, teman ini bisa seharian pergi dan baru kembali ke kantor menjelang absen pulang. Pernah dia ditegur oleh teman yang lain, tetapi bukannya berterimakasih sudah diingatkan malah memberikan segudang alasan sebagai pembenaran.
Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih,
Bacaan Injil hari ini menegur kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain. Di dalam Luk 6:42 Tuhan Yesus berfirman, “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Orang-orang munafik sangat sulit melihat kesalahan yang dilakukannya sendiri, namun sebaliknya dia dengan mudah menemukan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Sifat munafik sangat berbahaya, lebih berbahaya daripada musuh yang jelas-jelas terlihat. Karena kemunafikan adalah kejahatan dalam bungkus kebaikan. Munafik bisa seakan-akan baik bagaikan malaikat namun sesungguhnya dia menyimpan nafsu kejahatan setan. Seakan-akan menegur untuk kebaikan padahal ada maksud tersembunyi di baliknya. Bisa jadi itu untuk menutup-nutupi kesalahannya sendiri. Tuhan Yesus mengecam orang-orang munafik, dan mengatakan kepada mereka “celakalah”.
Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang terkasih,
Jika kita hendak menegur teman atau saudara yang berbuat salah haruslah didasari dengan hati atau niat yang baik. Bukan untuk menyalahkan atau menggurui tetapi lebih pada hasrat untuk menyalurkan rahmat kasih dari Tuhan. Dari hati yang baik akan mewujud dalam perkataan yang baik, nasehat yang baik dan perbuatan yang baik penuh dengan ketulus-iklasan ( Luk 6:43-45 ).
Mari kita lepas “kaca mata hitam” yang kita pakai untuk menilai orang lain, agar tidak nampak diri kita yang selalu benar dan orang lain selalu salah. Mari kita ganti dengan “kaca mata baru” yaitu kejujuran dan kerendahan hati agar kita tidak menjadi orang-orang Farisi atau ahli Taurat di Zaman Now ini.
Selamat menyambut masa Prapaskah saudara-saudariku. Selamat memasuki gladi jasmani dan rohani dengan berpantang dan puasa serta berbuat amal kasih.
Berkah Dalem.
Beny Santoso
(Lingk. St. Yohanes Paulus II)
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu