Senin, 3 Desember 2018, beberapa orang muda paroki St. Yosep memenuhi undangan Tim Formatur DPP untuk memantapkan diri sebagai calon anggota Dewan Pastoral Paroki. Tercatat 13 orang muda yang siap memberikan diri untuk melayani dalam kepengurusan DPP. Sayangnya, malam itu beberapa dari mereka berhalangan hadir.
Pak Upik (panggilan akrab Yulius Supriyana), selaku Sekretaris Tim Formatur memberikan kata pengantar setelah doa pembukaan. Intinya, orang muda diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengambil bagian dalam tugas pelayanan di paroki. Sedangkan Pak Sri Budi selaku ketua Tim Formatur memberi peneguhan bahwa pelibatan orang muda dalam kepengurusan DPP adalah bentuk apresiasi dari paroki atas potensi dan semangat yang dimiliki orang muda.
Siap bergerak dari “aku” ke “kita”
Surat Para Bapa Sinode untuk Orang Muda dan ringkasan hasil sinode yang diadakan 3-30 Oktober 2018 di Roma menjadi inspirasi untuk direnungkan bersama dalam acara pemantapan ini.
Baca juga: Surat Para Bapa Sinode Untuk Orang Muda
dan Ringkasan Dokumen Akhir Sinode Tentang Orang Muda 2018
Beberapa poin penting ditekankan oleh Rm Kris dalam surat dan dokumen tersebut. Antara lain tentang panggilan dan misi (tugas perutusan) yang melekat pada diri orang muda katolik untuk siap “berjalan bersama” menuju kekudusan. Episode para murid di Emaus menjadi inspirasi yang meneguhkan untuk siap berjalan bersama, terbuka mata dan segera pergi tanpa menunda. Untuk itu perlu proses diskresi (pembedaan/penegasan roh) dan pendampingan agar keterlibatan dalam tugas pelayanan di paroki menjadi proses perjalanan menuju kekudusan. Siap bergerak dari “aku” ke “kita” dalam bimbingan Roh Kudus.

Tim formatur menyimak sharing omk calon DPP (foto: titin)
Menanggapi surat tersebut, orang muda yang mau menjadi calon DPP kemudian membagikan apa yang menjadi cita-cita/impian, pengalaman di Paroki Sanyos dan harapan mereka terhadap paroki. Terungkap cita-cita sebagai seorang akuntan, wirausahawan, pebisnis, programmer yang humanis, unggul dan profesional. Cita-cita itu diapresiasi dan perlu didukung oleh paroki, salah satunya dengan memberi ruang bagi pengembangan diri dalam berbagai dimensi lewat keterlibatan atau proses berjalan bersama umat paroki Sanyos. Selain dinamika pembinaan di OMK Voltus, keterlibatan dalam kepengurusan DPP juga menjadi sarana pertumbuhan keutamaan kristiani (iman, harapan dan kasih), kepemimpinan dan organisasional.
Pengalaman yang dominan dialami di paroki Sanyos adalah kebersamaan, kekompakan, persaudaraan dan saling meneguhkan. Hal itu bukan hanya dialami ketika terjadi peristiwa yang menyenangkan, tetapi juga saat menghadapi pengalaman yang kurang mengenakkan, seperti kehilangan teman yang meninggalkan komunitas. Proses refleksi/introspeksi diri, diskresi dan menentukan pilihan sikap serta tindakan terjadi di situ.
Harapan diungkapkan pula agar paroki terus bertumbuh dan mendukung perkembangan diri orang muda dalam mewujudkan impian mereka. Semoga DPP dan umat Sanyos dapat berjalan bersama orang muda, saling mendukung dalam membangun paguyuban umat beriman di paroki Sanyos.
Konteks pemberdayaan menuju paguyuban umat yang hidup dan dewasa
Menanggapi sharing pengalaman orang muda tersebut, Pak Sri Budi menegaskan bahwa dalam perjalanan bersama itu perlulah usaha untuk saling menyesuaikan diri, saling belajar, menghargai perbedaan tetapi tetap seiring sejalan. Itu diibaratkan seperti rel yang tetap berdampingan menghantar kereta sampai ke tujuan.
Kegiatan pemantapan OMK calon DPP ini sebenarnya merupakan salah satu bagian dari proses pemberdayaan umat paroki Sanyos yang selama ini berlangsung. Pemberdayaan para pengurus DPP dan Stalingkat rutin diadakan, bukan hanya setelah menjadi pengurus, namun sudah dilakukan sejak proses perekrutan. Para Calon anggota DPP periode 2019-2022 juga dipersiapkan dengan pembekalan. Secara khusus juga dilakukan pembekalan bagi para calon Prodiakon sebanyak 6 pertemuan dan dipungkasi dengan rekoleksi pada hari Rabu, 5 Desember 2018. Diharapkan, persiapan yang baik akan membantu pengurus DPP dan Prodiakon dalam menjalankan tugas pelayanan nantinya. Akhirnya pengurus DPP dan Prodiakon dapat memberdayakan umat Sanyos untuk menjawab kebutuhan dan harapan bersama.
Dengan semangat pemberdayaan, pembentukan kepengurusan DPP dan Prodiakon periode 2019-2022 ini ditangani oleh Tim Formatur. Prosesnya diawali dengan sosialisasi, rekrutmen melalui lingkungan dan kelompok kategorial, penjaringan nama-nama, pemantapan dan akan diakhiri dengan pembekalan bersama. Pelantikannya direncanakan pada Minggu, 20 Januari 2019.
Pelayanan sebagai pengurus DPP dan Prodiakon merupakan perwujudan keutamaan kristiani dalam perjalanan bersama menuju kekudusan. Segala karunia berupa potensi dan kesempatan yang dianugerahkan Tuhan diberdayakan lewat pelayanan sebagai DPP dan Prodiakon untuk bersama umat membangun paguyuban yang hidup dan dewasa. Pelayanan menjadi kesempatan untuk berproses dari “aku” ke “kita” karena di situlah semangat berbagi, pemberian diri dan pengorbanan melekat erat. Pelayanan bukan menjadi ajang untuk unjuk diri dan terpenuhinya kepentingan diri, namun menjadi kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama.
Pelayanan bukan hanya menguduskan diri tetapi menjadi kesempatan pengudusan bersama. Kepentingan bersama (keluarga, gereja dan masyarakat) adalah terwujudnya hidup bersama yang diwarnai oleh kasih, keadilan, damai, kesejahteraan, dijunjungnya martabat manusia dan keutuhan ciptaan. Itulah kondisi selaras dengan kepentingan/kehendak Tuhan, yang tidak lain adalah kondisi hidup kudus/suci. Suci juga berarti SUka CIta karena kita semua diselamatkan.
Acara Pemantapan Orang Muda Calon DPP Sanyos diakhiri dengan menyanyikan lagu “Here I Am, Lord” (Inilah Aku, Tuhan – jawaban Yesaya atas pertanyaan Allah, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”-Yes 6:8). Dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Nikolas Hu.
Selamat memberdayakan diri dan berjalan bersama seluruh umat menuju kekudusan lewat pelayanan sebagai anggota DPP dan Prodiakon. Berkah Dalem. *_* (xty)
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki