DINAMIKA

Ziarah St. Monika dan Perjumpaan Yang Meneguhkan

Berjalan dalam kebersamaan

Minggu, 18 Nopember 2018 dini hari, Ibu-ibu St Monika mulai berdatangan ke Gereja Paroki St Yoseph untuk bersiap diri mengadakan perjalanan ziarah. Walau saat itu Purwokerto diguyur hujan, 26 Ibu-ibu tetap semangat dan ceria memasuki bus yang telah siap di depan gereja. Ibu Lusi (sie kerohanian) memimpin doa untuk memohon berkat perlindungan Tuhan. Tepat pukul 00.30 WIB kami berangkat menuju tujuan pertama Taman Rohani Anggrunggondok (Taroanggro) Reco, Wonosobo didampingi oleh Rm Kristiadji, MSC.

Tepat pukul 03.00 WIB, rombongan tiba di dusun Anggrunggondok, desa Reco, Kretek, Wonosobo. Karena bus tidak diperbolehkan masuk sampai lokasi taman rohani, maka harus parkir di area minimarket tepi jalan besar. Ibu-ibu turun dari bus dan berjalan kaki melalui jalan yang menanjak sejauh kurang lebih 300 meter. Walau beberapa Ibu yang sepuh harus berjuang namun kebersamaan dan saling menyemangati di antara Ibu-ibu, membuat semua dapat sampai di lokasi Taroanggro.

Kedatangan Ibu-ibu yang cukup heboh membuat Rm Edy Taran MSC (yang bertugas pelayanan di Taroanggro) terbangun dan menyambut kami. Kami dipersilahkan duduk sambil menunggu Rm Edy merebus air untuk membuat minuman kopi dan jahe hangat. Kesempatan ini digunakan untuk bercengkerama, juga membicarakan beberapa program kerja PWK St. Monika yang akan datang.

Menikmati keindahan alam ciptaanNya

Tepat pukul 04.30 WIB kami berangkat menuju Posong untuk melihat sunrise dari lereng Gunung Sindoro. Dengan menggunakan 2 minibus kami menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Sesampai di Posong, cuaca cukup cerah namun agak berawan sehingga sunrise tidak terlalu nampak jelas. Kondisi itu tidak mengurangi semangat Ibu-ibu untuk segera mencari lokasi yang baik untuk berfoto bersama maupun berswafoto dengan ponsel cerdas masing-masing.

Ibu-ibu terlihat sangat gembira dan mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan. Cukup seru pula aksi Ibu-ibu yang saling membantu untuk mengambil foto yang terbaik dengan ponsel cerdas. Setelah puas berfoto ria, kami menikmati tempe kemul hangat khas Wonosobo yang nikmat. Tak butuh waktu lama, tempe kemul itu ludes kami santap.

Setelah sekitar 1,5 jam menikmati keindahan alam di Posong, kami kembali menuju Taroanggro. Sesampai di Taroanggro, kami bersiap untuk mengadakan devosi jalan salib yang dipimpin oleh Ibu Stefani (Ketua PWK St. Monika Paroki Sanyos). Renungan di setiap perhentian dibawakan secara bergantian oleh beberapa Ibu. Selesai jalan salib, kami berfoto bersama di taman doa Petronela, lalu berdoa secara pribadi di kapel Adorasi.

Setelah itu, kami sarapan bersama menikmati sayur bobor daun labu, lauk ayam goreng dan sambal yang nikmat. Selanjutnya kami bersih-bersih diri dan bersiap-siap untuk melanjutkan peziarahan.

Sebagian Ibu-ibu St Monika foto di GMKATepat pukul 10.00 WIB kami meninggalkan kompleks Taroanggro dan menuju ke Gua Maria Kerep Ambarawa. Sekitar 2 jam kemudian, kami tiba di area parkir bis Ambarawa. Sebagian Ibu-ibu mampir menikmati pecel di warung yang berada tepat di pinggir jalan seberang terminal bis. Ada juga beberapa Ibu yang langsung menaiki angkot menuju kompleks Gua Maria Kerep.

Setelah berdoa secara pribadi, berfoto, makan siang dan berbelanja oleh-oleh, kami kembali menumpang angkot menuju ke terminal bus Ambarawa. Tepat pukul 14.00 kami melanjutkan perjalanan ke Wisma Emaus Girisonta untuk mengunjungi Bapa Uskup Emeritus Julianus Sunarka SJ.

Perjumpaan yang meneguhkan

Sekitar pukul 15.00 WIB rombongan tiba di kompleks Wisma Emaus Girisonta, lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan Mgr. Narka (pukul 17.00 WIB). Sembari menunggu, kami berjalan menuju kompleks makam para Jesuit. Kami berdoa bersama untuk kebahagiaan abadi para uskup, imam dan bruder yang sudah wafat.

Tak lama kemudian Bapak Satpam memberitahu kami bahwa Mgr. Narka sudah bisa ditemui padahal jarum jam baru menunjukkan pukul 15.20 WIB. Kami pun segera dihantar ke ruang tamu wisma Emaus. Di situ Mgr. Narka sudah menanti dan menyambut kami dengan penuh kehangatan.

Ruang tamu telah dipersiapkan untuk berwawan hati dengan Mgr. Sunarka. Minuman dan makanan ringan juga telah tersaji di meja. Kami kemudian larut dalam perbincangan yang hangat, menyejukkan hati dan penuh canda tawa. Senang rasanya berjumpa kembali dengan Mgr. Narka yang kini terlihat lebih sehat dan segar.

Ibu Stefani mengawali perbincangan dengan memperkenalkan Perhimpunan Warakawuri Katolik (PWK) St. Monika Paroki St. Yosep yang baru berusia 1 tahun 3 bulan (diresmikan 13 Agustus 2017). Walaupun masih tergolong muda/baru, kami mengalami semangat kebersamaan, saling terbuka, saling melayani dan berbagi dalam kasih. Bu Stefani juga menceritakan program dan kegiatan yang dilakukan selama ini, seperti kunjungan orang sakit (anggota St Monika dan non anggota), panti asuhan, panti Sahabat Kita dan kunjungan ke TORSA (Tahun Orientasi Rohani St. Agustinus) Tegal. Selain itu ada pula program pemberdayaan anggota, rekoleksi dan doa khusus bagi para romo. Ziarah dan kunjungan ke Girisonta ini juga merupakan salah satu program kerja tahun 2018.

Baca juga tulisan tentang PWK St. Monika Paroki St. Yoseph Purwokerto

Bapak Uskup juga menceritakan kondisi dan kegiatan harian beliau di wisma Emaus. Sebelum itu, beliau memberikan tanggapan yang meneguhkan dan beberapa pertanyaan seputar kegiatan, jumlah anggota, berapa paroki yang sudah memiliki PWK St. Monika dan sebagainya. Bu Stefani dan beberapa Ibu lain memberikan jawaban, misalnya tentang  HUT ke 36 PWK St. Monika Keuskupan Purwokerto yang diadakan di Paroki Pekalongan, 26 Agustus 2018. Saat itu hadir sekitar 450 Ibu-ibu St Monika dari 13 Paroki.

Baca juga Hidup Ini Adalah Kesempatan

Ibu Sulastri (81 thn) juga mengharapkan doa dari Mgr. Narka agar Ibu-ibu dapat setia berdoa dan mendukung para Romo dengan niat tulus dan suci, tanpa pamrih. Menanggapi hal itu, Mgr. Narka berpesan agar Ibu-ibu Monika di Keuskupan Purwokerto dapat meneladan Santa Monika yang bertekun dalam doa bagi pertobatan suami dan anaknya, St. Agustinus. Kekuatan doa dari Ibu-ibu St. Monika sangat berarti bagi  panggilan dan pelayanan para Imam. Tak lupa Mgr. Narka juga menyarankan Ibu-ibu St. Monika se-keuskupan untuk sowan Bapak Uskup Purwokerto yang baru, Mgr. Christophorus Tri Harsono.

Di sela-sela perbincangan hangat, kami sempat bernyanyi bersama 2 lagu kesayangan Mgr. Narka, yakni “Di Tepinya Sungai Serayu” dan “Aku Masih Seperti Yang Dulu” (Pance F. Pondaag). Ketika ada beberapa syair yang terlupa, Mgr. Narka secara spontan menggantinya dengan syair dari beliau sendiri yang lucu dan membuat kami tertawa.

Tak terasa lebih dari 1 jam kami berbincang-bincang dan bernyanyi. Kemudian Mgr. Narka mengajak kami untuk berjalan melihat kompleks wisma Emaus, novisiat, rumah retret dan paroki yang seluas + 10 hektar. Kami juga sempat mengunjungi kamar para romo dan bruder yang tinggal di wisma Emaus dan Mgr. Narka memperkenalkan mereka. Para Romo terlihat gembira meski sudah purna tugas dan ada yang terbaring sakit di masa tuanya.

Mgr. Sunarka bersemangat dan tak tampak lelah saat bercerita dan berjalan keliling menemani kami. Beberapa Ibu menyampaikan kepadanya agar tidak perlu keliling seluruh kompleks agar tidak lelah. Beliau justru mempersilahkan Ibu-ibu yang sudah lelah berjalan untuk duduk sambil menunggu kami.

Tepat pukul 18.00 kami selesai berkeliling kompleks dan mengakhiri perjumpaan penuh makna ini dengan doa Angelus, menyanyi Nderek Dewi Maria dan memohon berkat Tuhan melalui Mgr. Narka. Kami berpamitan dan meninggalkan kompleks Wisma Emaus. Saat itu gerimis mulai turun, namun Mgr. Narka tidak beranjak, tetap berdiri di depan gerbang wisma sampai kami semua masuk ke dalam bus. Kami meninggalkan kompleks wisma Emaus dengan diiringi lambaian tangan Mgr. Sunarka. Kami sungguh merasakan kasih kebapaan dari seorang gembala yang telah mengabdikan diri bagi umat di Keuskupan Purwokerto selama 17 tahun.

Kesan dan harapan

Dalam perjalanan pulang, kami singgah makan malam di Parakan. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan kembali. Di dalam bus, Ibu Stefani mengajak Ibu-ibu St. Monika untuk merefleksikan pengalaman peziarahan maupun pengalaman kebersamaan di dalam kelompok St. Monika.

Beberapa Ibu kemudian dipersilahkan membagikan pengalaman masing-masing. Ada yang merasa sangat bersyukur atas kebersamaan yang dialami, baik dalam perjalanan ziarah ini maupun selama bergabung di kelompok St. Monika. Seorang Ibu yang sudah di atas 60 tahun mengalami kasih Tuhan yang menguatkannya sehingga dapat mengikuti ziarah meski awalnya ragu-ragu karena kondisi fisiknya. Kesan yang mendalam saat berjumpa dengan Mgr. Sunarka dan melihat kondisi para romo dan bruder di wisma Emaus diungkapkan oleh seorang Ibu lainnya. Baginya, para uskup, romo dan bruder yang telah mengabdikan hidupnya untuk melayani umat itu memberinya semangat untuk turut melayani.

Beberapa Ibu yang baru bergabung dalam kelompok St. Monika juga diberi kesempatan membagikan pengalaman mereka. Ada rasa syukur dan bahagia karena diperkenankan mengalami kasih dan persaudaraan dari Ibu-ibu. Mereka merasakan pula kebersamaan yang saling meneguhkan sebagai sesama single parent. Harapannya, Ibu-ibu St. Monika tetap semangat, rukun dan saling menguatkan dalam kebersamaan dan pelayanan di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.

Ucapan terima kasih dan pesan untuk tetap aktif terlibat dalam pertemuan rutin setiap minggu kedua dan berbagai program-kegiatan St. Monika disampaikan oleh Ibu Stefani. Setelah itu kami semua berdoa rosario yang dipimpin oleh Ibu Lusi Himawati. Kami bersyukur atas penyertaan Tuhan dan berdoa secara khusus di setiap persepuluhan Salam Maria untuk para Uskup, Romo-romo, Bruder dan Suster, untuk keluarga, untuk kedua romo di paroki St. Yosep, dan untuk seluruh umat paroki.

Beberapa lagu rohani dan tembang kenangan kemudian kami nyanyikan sebelum kami terlelap. Akhirnya kami tiba kembali dengan selamat di Purwokerto sekitar pukul 23.30 WIB. Demikianlah sekelumit pengalaman ziarah Ibu-ibu St. Monika yang dapat kami bagikan. Semoga bermanfaat. Berkah Dalem.

Foto-foto selengkapnya dapat dilihat di Album Ziarek Ibu-ibu St. Monika Sanyos

Penulis:

Bu Yetty Purnawan

Yetty Purnawan
Sekretaris PWK St. Monika Sanyos

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.