DINAMIKA

Umat St. Markus Memaknai Bulan Rosario Dalam Kebersamaan

Perjalanan ziarah yang membawa sukacita

Minggu, 21 Oktober 2018 dini hari umat lingkungan Markus sudah disibukkan dengan persiapan ziarah yang sudah ditunggu-tunggu, bisa dikatakan satu tahun yang lalu. Sesuai dengan kesepakatan pengurus dan panitia tepat pukul 02.59 WIB peserta ziarah sebanyak 53 orang umat dalam satu bus buatan tahun 2018 dapat diberangkatkan menuju tempat peziarahan. 53 orang peserta terdiri dari anak anak, bahkan ada balitanya, remaja / OMK  dan dewasa, juga tidak ketinggalan beberapa bapak dan ibu sudah berusia diatas 70 tahun.

Ziarah Ling Markus-di kompleks Makam Rm Sanjoyo

Umat Ling St. Markus di kompleks Makam Romo Sanjoyo Muntilan (211018)

Ziarah merupakan salah satu program rutin lingkungan, yang selama 3 tahun berturut-turut menjadi program unggulan dan selalu dapat dilaksanakan karena merupakan kebutuhan umat, hal ini dapat dibuktikan betapa jauh-jauh hari secara rutin setiap bulan mereka menyisihkan uang antara Rp. 10.000,00 sampai dengan Rp. 50.000,00. Untuk tahun 2018 ini biaya yang menjadi kewajiban peserta sebesar Rp. 175.000,00 per orang, dengan fasilitas makan 3 kali dengan tiga lokasi ziarah yaitu Makam Romo Sanjoyo Muntilan, taman doa Gantang, Sawangan Kabupaten Magelang dan Gua Maria Pereng Salatiga.

Dalam suasana sukacita setelah sebelumnya dibuka dengan doa mohon keselamatan dalam perjalanan, bus start dari depan Gereja Santo Yosep meninggalkan jalan Kaliputih menuju ke tempat Peziarahan Makam Romo Sanjoyo Muntilan. Sampai di Makam Romo Sanjoyo sekitar pukul 06.45 umat langsung masuk dan mengambil tempat beralaskan tikar dengan posisi menghadap makam Romo Sanjoyo. Secara khusyuk umat berdoa dalam suasana keheningan.

Seusai doa di makam Romo Sanjoyo, seluruh umat diajak untuk berjalan kaki menuju ke gereja Santo Antonius yang letaknya tidak jauh dari Kerkop Romo Sanjoyo dan satu kompleks dengan sekolah Van Lith. Pada pukul 07.30 umat peserta ziarah sudah masuk ke gereja Santo Antonius dan siap menyambut dan mengikuti Perayaan Ekaristi, yang dipimpin oleh Romo paroki setempat dengan tema homili kebenaran iman dikaitkan dengan budaya. Tidak lupa pengurus lingkungan Markus dan panitia memohon kelancaran perjalanan ziarah melalui intensi misa pagi itu. Setelah perayaan ekaristi berakhir, sebagai kenang-kenangan seluruh peserta foto bersama di depan altar Gereja Santo Antonius. Dari pengalaman pagi ini, umat sangat bersukacita dengan berjalan bersama menuju dan dari gereja sambil bercerita dan bersenda gurau.

Selepas dari Gereja Santo Antonius sekitar pukul 09.00 bus melanjutkan perjalanan ke Taman Doa Gantang Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Letak taman ini ada di jalan raya menuju ke Tempat Wisata Keteb. Jalan menuju ke taman doa tidak memungkinkan bagi bus parkir di sekitar jalan raya, maka umat, sesuai hasil komunikasi via telepon dengan Bpk Suryanto salah seorang warga katolik di sekitar taman doa,  kami sudah disiapkan 5 buah armada untuk menuju ke taman doa. Umat sangat dimudahkan di tengah terik matahari dan panasnya udara sehingga dalam waktu beberapa menit umat sudah sampai di taman doa Gantang.

Di taman ini umat langsung berbaur dengan para peziarah dari berbagai tempat. Umat St. Markus diberi kesempatan berdoa secara pribadi, baik di depan gua, di depan altar, di depan patung Bunda Maria maupun di tempat-tempat semacam pendopo yang sudah disediakan. Seperti Gua Maria Kerep Ambarawa, di taman doa ini pun dibuat patung Bunda Maria dalam ukuran besar, sehingga umat sangat tertarik untuk mengabadikan patung Bunda Maria. Di samping berdoa secara pribadi di taman doa ini, umat dapat mengambil momen tersebut sebagai kesempatan berfoto ria secara bersama maupun ber-swafoto.

Setelah puas berdoa dan berfoto, umat berjalan kembali menuju rumah bapak Suryanto yang berjarak sekitar 100 meter untuk menikmati makan siang bersama. Di sini pun suasananya sangat membahagiakan, karena dalam satu ruangan besar umat makan bersama-sama dan saling melayani, saling berbagi sambil ngobrol dan berkelakar satu dengan yang lain.

Setelah makan siang bersama yang ditutup dengan doa, 5 buah armada yang telah stand by, membawa umat menuju kembali ke parkiran bus yang berada di dekat jalan raya berjarak sekitar 3,5 km.

Rute peziarahan berikutnya adalah menuju ke Gua Maria Pereng Salatiga, berangkat sekitar pukul 13.00, kurang lebih perjalanan 90 menit. Sesampai di Gua Maria Pereng langsung mencari rute jalan salib, mengingat jalan salib diikuti oleh umat yang sudah lanjut usia. Di tempat peziarahan terakhir ini dilaksanakan jalan salib dengan buku panduan yang sudah disiapkan oleh panitia. Dari pemberhentian I sampai pemberhentian XIV, pemandu jalan salibnya beberapa umat secara spontan bergantian sehingga umat merasa dilibatkan dan tidak merasa jenuh. Dalam menapaki jalan salib yang harus melalui tangga demi tangga, umat tampak antusias. Tidak terkecuali umat yang berusia di atas 70 tahun pun dapat mengikuti jalan salib dengan mantap dan serius. Setelah jalan salib selesai, umat diberi kesempatan berdoa secara pribadi kurang lebih 15 menit.

Setelah dianggap cukup berziarah di Gua Pereng, maka perjalanan dilanjutkan menuju ke arah Ambarawa. Di Ambarawa ada satu obyek wisata yang sudah diagendakan panitia hendak dikunjungi Yaitu Eling Bening. Mengingat kondisi peserta dan waktu yang sudah hampir pukul 16.00 maka acara rekreasi ke Eling Bening disepakati untuk ditiadakan dan diganti dengan berkunjung ke pusat oleh-oleh yang berada di Bawen. Setelah umat masing-masing membeli oleh-oleh, perjalanan selanjutnya menuju ke terminal bus Ambarawa, untuk menikmati makan malam bersama. Makan malam bersama disiapkan oleh salah satu umat di Ambarawa yang berhasil dihubungi oleh panitia. Letak rumahnya berada di belakang terminal. Dalam suasana yang berbeda umat langsung menikmati hidangan makan malam secara prasmanan. Suasana makan malam yang santai dan umat sangat menikmatinya, dengan mengambil tempat duduk secara bebas ada yang di dalam rumah, di teras dan halaman depan. Yang juga menambah nikmat  pada makan malam adalah disiapkannya sup, kopi dan teh. Bahkan setelah makan warga secara bergantian bisa mandi dan ganti pakaian.

Kesan, pesan dan harapan umat

Dari perjalanan ziarah dalam memaknai bulan Rosario dengan berdoa dan berdevosi di tempat-tempat ziarah, beberapa kesan dan pesan umat yang mengikuti ziarah misalnya ibu Linawati, beliau mengatakan, “Puji Tuhan ziarek berjalan lancar dan semua sehat, rasa sukacita, penuh kebersamaan, tertawa renyah bu Boy (salah seorang warga yang sering melucu dan ceplas-ceplos) masih terngiang dan terlebih Tuhan menyertai perjalanan ziarah dari awal hingga kembali ke rumah masing-masing. Penyertaan Tuhan dalam  setiap tempat doa luar biasa. Saya merasa Tuhan sangat mengasihi dan mencintai kita sekalian (umat) dan saya rasakan terus, bahkan sesampai di rumah saya ceritakan dengan Bapak (Budhi Setiawan) dan Edwin anak saya. Tak henti-hentinya saya sharingkan pengalaman iman kepada mereka. Oleh karena itu saya mengharapkan ziarek setiap tahun tetap diadakan agar umat semakin bersatu bergandeng tangan”.

Senada dengan itu, Ibu Siska Bowo mengatakan, “kami sekeluarga berempat tiga kali berturut turut selalu ikut ziarah bersama warga lingkungan Santo Markus luar biasa. Walaupun lelah tapi happy. Semua berjalan dengan baik dan lancar dan semoga tahun depan dapat dilaksanakan kembali dengan umat yang ikut lebih banyak lagi dan ke tempat rekreasi juga”. Hal yang sama dirasakan juga oleh warga lingkungan Santo Markus yang saat ini berdomisili di lingkungan lain: Bapak Ibu Yanto, bapak ibu Antonius Sutarjo dan juga bapak Fadjar Krisna Yudha. Mereka merasakan persaudaraan dari umat Lingkungan Markus yang luar biasa. Walaupun saat ini mereka tinggal di lingkungan lain namun tetap sebagai saudara tanpa dibatasi secara teritorial. Mereka mengucapkan terima kasih dan siap bergabung dalam setiap kegiatan.

Selaku ketua lingkungan, Bapak Yohanes Supriyanto pun tidak ketinggalan angkat bicara. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga perjalanan lancar dan sukses serta selamat sampai rumah masing-masing. Tak lupa saya juga mohon maaf kepada umat atas kesalahan dan kekurangnyamanan selama ziarek berlangsung. Terima kasih secara istimewa kepada bapak ibu Yanto, bapak ibu Tarjo dan mas Fadjar Krisna Yudha, yang kami anggap masih tetap warga lingkungan Markus.”

Sebelum bus sampai di Jalan Kaliputih, Bapak Gabriel Margono selaku prodiakon menutup rangkaian kegiatan ziarek dengan doa syukur atas kelancaran perjalanan umat Lingkungan Markus.

Demikian peristiwa iman umat lingkungan Santo Markus dalam memaknai bulan Rosario, bulan Oktober dengan berdoa bersama di beberapa tempat peziarahan. Semoga catatan ini bermanfaat. Berkah Dalem.

Dukuhwaluh, 22 Oktober 2018

Penulis:

Pak Marwoto

Vincentius Marwoto,   Sie Liturgi Panitia Ziarek Ling Markus

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.