AKTUALIA

Kanonisasi 7 Santo-Santa Baru

Vatikan, Minggu, 14 Oktober 2018, Dalam perayaan Ekaristi Sinode Orang Muda Sedunia di Basilika Santo Petrus Vatikan, Italia, 14 Oktober 2018, Paus Fransiskus mengangkat tujuh orang menjadi orang kudus (santo dan santa). Tema Sinode Orang Muda kali ini adalah Orang Muda, Iman dan Diskresi Panggilan.

Mereka yang dikanonisasi oleh Paus Fransiskus terdiri, seorang paus, seorang uskup agung, dua imam diosesan/praja, dua suster, dan seorang awam/kaum muda:

1. Santo Paulus VI (Giovanni Battista Montini), Paus

2. Santo Oscar Arnulfo Romero Galdámez, Uskup Agung San Salvador, martir

3. Santo Francesco Spinelli, imam diosesan, pendiri Institut Suster Pengabdi Sakramen Mahakudus

4. Santo Vincenzo Romano, imam diosesan

5. Santa Maria Katharina Kasper, perawan, pendiri Institut Pelayan Yesus Kristus yang Miskin

6. Santa Nazaria Ignacia de Santa Teresa de Jesús (terlahir : Nazaria Ignacia March Mesa), pendiri Kongregasi Bala Tentara Salib Misioner Gereja

7. Santo Nunzio Sulprizio, seorang awam muda berkebangsaan Italia (19 th).

Misa kanonisasi 7 Santo-Santa baru 140818

Refleksi :

Panggilan pada Kekudusan

Pada bulan Oktober 2018 ini Gereja Katolik panen 7 orang kudus. Ketujuh orang kudus (santo/a) yang baru ini menjadi penegasan Gereja bahwa jalan kekudusan bisa dihayati dengan menjadi imam, biarawan/wati, dan awam. Siapa saja bisa menjadi kudus. Karena panggilan pada kekudusan ditujukan bagi siapa saja.

Dalam Seruan Apostolik Gaudete et Exsultate (Bersukacita dan Bergembiralah) tentang Panggilan menuju kekudusan dalam dunia masa kini (19 Maret 2018), Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa Allah menginginkan kita semua menjadi orang-orang kudus dan tidak puas dengan keberadaan yang hambar dan biasa-biasa saja. Panggilan terhadap kekudusan hadir dengan berbagai cara sejak perikop-perikop awal Kitab Suci. Tuhan berkata kepada Abraham : “Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kej 17: 1).

Panggilan menuju kekudusan dapat kita laksanakan pada zaman sekarang ini dengan seluruh resiko, tantangan, dan peluangnya. Sebab Tuhan telah memilih kita masing-masing supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya dalam kasih (Ef 1: 4). Baik dengan hidup selibat maupun menikah, setiap orang Kristiani dipanggil Tuhan untuk menghayati kekudusan.

Teladan Pasutri Zaman Modern

Pada bulan Oktober ini kita juga bisa mengenang pasutri yang diangkat Gereja untuk pertama kalinya menjadi orang kudus. Tahukah Anda siapa mereka? Saat Misa Hari Minggu Misi Sedunia pada tgl 21 Oktober 2001 sekaligus peringatan 20 tahun Anjuran Apostolik “Familiaris Consortio” (suatu dokumen Gereja tentang Peranan Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern), alm. Paus Yohanes paulus II mengangkat pasangan suami-isteri dari Italia menjadi beato/a.

Nama pasangan itu Luigi Beltrame (1880-1951) dan Maria Beltrame Quattrocchi (1884-1965). Hebatnya, saat upacara beatifikasi di Lapangan Santo Petrus Vatikan, ketiga anaknya yang masih hidup turut hadir. Mengapa mereka diangkat menjadi orang kudus? Salah satu tujuannya: supaya keluarga-keluarga sungguh yakin dan sadar bahwa hidup berkeluarga adalah juga jalan menuju kesucian.

Dalam khotbahnya, Sri Paus mengatakan: Pasangan suami-isteri ini menjadi beato/a bukan merupakan pasangan yang luar biasa, tetapi mereka menjalankan hal-hal yang biasa secara luar biasa.
Pasutri ini menikah di Kapel St. Katarina di Basilika Santa Maria Maggiore – Roma pada 25 November 1905. Pak Luigi Beltrame adalah seorang ahli hukum dan menjadi wakil Jaksa Agung Kehormatan. Sedangkan Ibu Maria Beltrame adalah katekis paroki, penulis, aktifis sosial, dan relawan perawat untuk Palang Merah saat perang di Ethiopia dan Perang Dunia II.

Mereka punya empat orang anak (dua cowok dan dua cewek). Keempat anaknya yaitu Filipo menjadi imam praja (15 Oktober 1906 – 20 Feb 2003), Stefania menjadi suster Benediktin di Milan (9 Maret 1908 – 1 Maret 1993), Cesare menjadi pertapa Trapis OCSO (27 November 1909 – 31 Desember 2008), dan Enrichetta menghayati hidup sebagai awam (5 April 1914 – 16 Juni 2012).

Pada akhir tahun 1913 saat mengandung anaknya yang terakhir, Maria Beltrame mengalami masalah dalam kehamilannya. Para dokter kandungan terbaik menasihati agar dia segera menggugurkan anaknya demi menyelamatkan setidaknya ibunya. Menurut diagnosis dokter, kemungkinan hidup anak di dalam rahimnya hanya 5%.

Luigi dan Maria menolak nasihat tersebut dan mereka mempercayakan segala sesuatunya kepada Penyelenggaraan Tuhan. Enrichetta lahir pada 5 April 1914 dengan lancar. Ternyata keduanya selamat. Si ibu sehat dan si bayi juga lahir selamat. Orang Jawa bilang: turas…metu waras.

Pasutri Luigi Beltrame dan Maria Beltrame Quattrocchi dimakamkan di Santuario Madonna del Divino Amore, Italia, sebuah tempat ziarah Maria terbesar di Roma. Mereka orang biasa, namun menjalankan hidupnya dengan luar biasa. Apa yang membuat mereka menjalankan itu semua?

Ada dua hal yang mendasari, yaitu: mencintai pekerjaannya dan berdoa dengan tekun. Bekerja ada beberapa tingkat makna: bekerja untuk sekedar mencari nafkah; bekerja untuk aktualisasi diri/mencapai cita-cita (ada kepuasan batin); dan bekerja untuk terlibat dalam karya penciptaan Allah (ex: bekerja di dalam bidang lingkungan hidup, kesehatan, sosial, pendidikan, keamanan, kepolisian, dsb). Pasangan suami-isteri itu menjalankan pekerjaannya sampai lapis / tingkat yang III.

Selain mencintai pekerjaannya, mereka juga berdoa dengan tekun (doa Rosario dan Ekaristi). Dengan berdoa rosario, mereka tidak hanya menyampaikan permohonan, tetapi ingin menimba semangat hidup dari Bunda Maria untuk berserah pada Tuhan dalam suka dan duka. Dengan rajin ikut Ekaristi, mereka berusaha menjadi pribadi yang bersyukur, sebagaimana arti ekaristi adalah puji-syukur.

Marilah kita mensyukuri jalan panggilan hidup kita masing-masing, baik sebagai imam, biarawan/wati, maupun awam. Semoga kita bisa menghayati panggilan hidup kita dengan mencintai karya atau pekerjaan kita sekaligus tekun berdoa Rosario dan ber-Ekaristi.

Penulis: Rm Y. Gunawan, Pr. (diedit oleh admin)

Sumber : Majalah PRABA, Oktober 2018.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.