Pada hari Rabu – Kamis, 21-22 Agustus 2018 di rumah retret Hening Griya Baturaden, Wanita Katolik RI Dewan Pengurus Cabang Santo Yosep Purwokerto mengadakan rekoleksi yang bekerjasama dengan Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas.
Hari pertama acara dibuka oleh Ibu Ketua Wanita Katolik RI DPC Santo Yosep Purwokerto kemudian ibadat pembukaan oleh Bapak Bartolomeus Purnomo. Pak Pur memaknai apa pentingnya beristirahat, bermenung dan berdoa sebagai kesempatan untuk memperoleh tenaga, meningkatkan kualitas hidup, refleksi pengalaman dan mohon petunjuk Allah.

WKRI DPC St. Yosep Purwokerto foto bersama RD Sheko dan Bp Purnomo (210818)
Acara inti hari pertama dibawakan oleh RD. Sheko Swandi Marlindo MB, Romo Moderator WKRI DPD Purwokerto. Sesi 1 mendalami Sejarah Wanita Katolik: bagaimana pendiri Wanita Katolik RI R.Ay. Maria Soelastri Soejadi Darmasepoetra Sasraningrat memperjuangkan kaum wanita yang menjadi buruh pabrik untuk mendapatkan hak hak upah yang adil, perlindungan bagi kaum perempuan dan kesejahteraan kaum perempuan. Wanita Katolik memperjuangkan nilai-nilai Pancasila di tengah keluarganya seperti mewariskan Iman kepada anak anaknya dan mengajarkan kepada anak anaknya sifat kemanusiaan. Kemudian pada sesi 2 pendalaman tentang Spriritualitas Wanita Katolik RI yang terkandung pada lagu Mars Wanita Katolik :
- Wanita
adalah ciptaan Allah yang diciptakan untuk menolong yang sepadan dengan laki laki/kehendak Allah yang menempatkan perempuan sepadan dengan laki laki. Wanita Katolik diingatkan akan identitas dasar sebagai perempuan dengan segala kekuatan dan keterbatasannya dan tugas sebagai penerus keturunan.
- Katolik
Semangat dasar kekatolikan adalah universalitas dalam mengimani Kristus yaitu semangat kasih, iman dan pengharapan. Nilai nilai Pancasila sejajar dengan nilai nilai kekatolikan.
- Berjiwa bekerja
Cita cita sekaligus idealis untuk bekerja tanpa melupakan tugas utama sebagai isteri dan ibu bagi anak anaknya.
- Menolong sesama
Tujuan yang hendak dicapai Wanita Katolik RI, dengan berbagai cara bahkan dengan kehadiran dan peranan WKRI dibanyak kesempatan dan situasi menjadi cara menolong sesama. WKRI diajak menghadirkan diri menjadi berkat bagi semua saja yaitu keluarga, gereja dan bangsa.
- Menegakkan Negara Indonesia
Ikut menjaga Ibu Pertiwi.
- Berlandaskan dasar suci Pancasila
Komitmen kebangsaan bahwa satu satunya ideologi adalah Pancasila.
- Wanita Katolik se Indonesia serentak menghimpun tenaga
Adalah ajakan bagi Wanita Katolik terlibat ambil bagian dalam perjuangan yang sama dan wadah yang sama.
- Menyusun dunia tentram sentosa, jiwa dan raga selalu bahagia
Adalah cita luhur menunjuk cita cita kebangsaan dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945.
- Berjuang berkorban membela Gereja, Negara dan Bangsa
Adalah semangat melandasi dinamika dan gerak WKRI. Gereja, Bangsa dan Negara medan perjuangan WKRI secara bersama dan konsisten.
- Selalu berusaha sepenuh jiwa melambangkan obor suci bercahaya
Adalah niat melandasi Yesus sendiri yang memiliki totalitas dalam menghadirkan diriNya sebagai cahaya dunia melalui kata, sikap dan tindakan-Nya. Wanita Katolik diundang untuk menjadi cahaya ditengah kegelapan persoalan hidup dalam Gereja, Bangsa dan Negara khususnya di keluarga dan bagi sesama perempuan.
- Inti Keluarga
Kedudukan perempuan dalam keluarga yaitu sebagai inti. Ini tidak bisa digantikan oleh siapapun. Waniat Katolik tidak boleh melupakan kedudukan dalam seluruh gerak dinamikanya.
- Mendidik putera nan cinta negara
Adalah tugas dan tanggung jawab perempuan yang berkeluarga terhadap anak anaknya agar tidak melupakan kewajiban mereka terhadap Negara.
- Berkarya membentuk dunia sejahtera, cita cita kemakmuran Indonesia
Adalah penegasan ulang mengenai cita cita Wanita Katolik RI yang tidak terpisahkan dari cita cita Negara kita.
Pukul 21.00 acara hari pertama ditutup dengan doa malam.

WKRI Cab St. Yosep Purwokerto awali rekoleksi hari kedua dengan senam pagi (220818)
Hari ke dua, rekoleksi tidak saja untuk menyegarkan rohani saja tetapi juga jasmani oleh karena itu ibu ibu diajak untuk senam pagi. Pukul 08.00 acara dimulai untuk sesi 3 yang dibawakan oleh bapak Drs. Bartolomeus Purnomo. Tema pada sesi ini adalah “BERHUBUNGAN DENGAN SUKSES”. Ibu-ibu diharapkan menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab dan berkepribadian sebagai mahluk individu serta dapat berinteraksi dengan masyarakat. Ibu ibu diajak untuk dapat mengenal diri sendiri, apa kekurangan dan kelebihan melalui tulisan tangan masing masing. Kemudian dalam kelompok didiskusikan apa kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga dalam berorganisasi dapat saling mengisi kekurangan dan menyumbangkan kelebihan para anggotanya. Diskusi kelompok diakhiri dengan saling mendoakan teman sekelompok atas kelebihan dan kekurangan masing masing.
Sesi ke 4 dibawakan oleh RD. Agustinus Dwiyantoro tentang UHF yaitu “You Help Family”. Di masyarakat ada 2 macam keluarga yaitu :
- Keluarga sehat dicita-citakan dan dihidupi sejak keluarga dibentuk baik karena nilai nilai yang dihidupi maupun tindakan atau perbuatan tercermin dari cita cita.
- Keluarga sakit ada di sekitar kita yang butuh sapaan dan perhatian agar tidak ditinggalkan atau dijauhkan melainkan tetap terpelihara dalam kasih dan persekutuan.
Wanita memiliki “21.000” kata dibandingkan Pria yang hanya “7.000” kata dan menjadi berkat, bukannya “kutuk”. Bukan karena “lebih” bila menolong sesama melainkan karena kekurangan-kekurangan, “sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya” (Mrk 12:44)
Romo Agustinus Dwiyantoro menerangkan hukum perkawinan katolik ( Prinsip utama dan pertama, Tribunal Keuskupan, Kemurahan Rohani, Validitas perkawinan, halangan , konsensus dan tata peneguhan) kepada ibu ibu dan contoh contoh kasus yang dibahas secara bersama sama.
Prosedur membantu pelayanan :
- Mendengarkan kisah perkawinan secara jernih (jujur- rendah hati – tidak memaksa – masalah percaya)
- Menguraikan perkara : jalan damai (positif) atau jalan negatif
- Mengkonsultasikan/menyampaikan informasi kepada Romo Paroki
- Membantu menemani
Jadi sebagai Wanita Katolik harus dapat membantu keluarga keluarga sakit untuk menguraikan masalahnya dimana wanita mempunyai “21.000” kata bukan menjadi “kutuk” dengan membumbui persoalan keluarga sakit dengan kata kata tetapi menjadi “berkat” bagi keluarga sakit dengan membantu menyelesaikan persoalan persoalannya.

Setelah misa penutup rekoleksi, WKRI DPC St. Yosep foto bersama RD Ag. Dwiyantoro (220818)
Pukul 12.00 Rekoleksi Wanita Katolik RI Dewan Pengurus Cabang Santo Yosep ditutup dengan misa oleh Romo Agustinus Dwiyantoro.
“Aku WK, Kamu WK, Kita WK…….”
- Semoga dengan menyepi, merenung dan berdoa kita semakin mengenal, menghayati spritualitas WKRI.
- Sebagai mahluk individu, mahluk sosial kita dapat berinteraksi sukses dengan orang lain.
- Sebagai wanita dengan 21.000 kata kita akan menjadi berkat bukan kutuk bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan gereja.
Penulis:

Sinta Indriani
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Kategorial