RENUNGAN

Roti Hidup Jaminan Hidup

Hari Minggu Biasa XX (18-19 Agustus 2018)

Ams. 9:1-6; Mzm. 32:2-3,10-11,12-13,14-115; Ef. 5:15-20; Yoh. 6:51-58

Diterbitkan oleh Tim Kerja Kitab Suci – DPP. Santo Yoseph Purwokerto 

“Barangsiapa makan  roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (ay 58b)

Kebutuhan utama manusia hidup adalah makan, supaya tubuhnya tetap sehat dan terawat. Karena itu, manusia siang malam sibuk bekerja keras, mencari duit supaya bisa beli makanan untuk dimakan, supaya tubuhnya tetap sehat, dan dapat  mempertahankan hidupnya di dunia.

Di jaman super canggih sekarang ini, banyak makanan enak-enak ditawarkan; makanan dari restoran bintang lima sampai warteg kaki lima, berlomba saling menawarkan menu special sampai menu buat yang isi dompetnya pas-pasan. Semua ini dilakukan, karena kebutuhan utama manusia hidup adalah makan. Maka jangan heran, bisnis kuliner bertumbuh subur di mana-mana, dari Sabang sampai Merauke.  Tetapi perlu diingat juga, tidak semua makanan memberi sehat untuk tubuh manusia. Justru banyak manusia yang mati muda karena pola makannya salah. Apa lagi di jaman sekarang ini, rata-rata makanan mengandung bahan kimia, salah satu contoh; tanaman padi, supaya cepat panen, supaya subur, supaya berbuah lebat dan berisi, maka dipupuk dengan pupuk kimia. Dan kimia dalam beras itu, setelah dimasak jadi nasi dimakan oleh manusia. Bisa dibayangkan, jika kimia itu sedikit demi sedikit masuk  di dalam tubuh manusia, apa yang akan terjadi kemudian…?

Roti Hidup-1Hari ini Injil Yohanes berbicara tentang makanan. Menurut Yesus ada dua macam makanan yang dimakan oleh manusia: makanan yang dapat binasa (Yoh 6: 49),  dan makanan yang memberi hidup sampai kekal. (Yoh 6: 51) Makanan yang dapat binasa adalah makanan kebutuhan jasmani, makanan yang dimakan manusia sehari-hari. Makanan-makanan ini hanya untuk kebutuhan tubuh manusia, supaya tubuh manusia bisa tetap sehat dan terawat, tetapi tidak memberi hidup, yang memberi hidup adalah roh. Makanan yang memberi hidup untuk roh adalah Tubuh dan Darah Kristus. Yesus menyatakan, bahwa Dia adalah ‘Roti Hidup’. Roti Hidup ini adalah makanan rohani. Manusia yang makan Roti Hidup ini, menurut Yesus, ia akan hidup selama-selama. Sebab Roti Hidup ini adalah Yesus Kristus sendiri. Dialah Sang Pencipta Hidup, Sang Pemberi Hidup. Maka bagi manusia yang percaya kepadaNya, yang mau menyambutNya, dan makan tubuhNya dan minum darahNya, ia menerima Sang Hidup dalam hidupnya. Roh Kristus yang terdapat dalam Tubuh dan DarahNya itu akan menghidupi orang yang memakanNya; Roh Kristus akan menghidupi  roh manusia yang menyambutNya, Ia bersatu dengan menusia itu, tidak terpisahkan.

Sahabat Yesus terkasih.

Manusia hidup ada dua tubuh: Tubuh Jasmani dan Tubuh Rohani. Kedua tubuh manusia ini sama-sama butuh makan, butuh diperhatikan kesehatannya. Tetapi, pada umumnya manusia hidup lebih cenderung memperhatikan tubuh jasmaninya dari pada tubuh rohaninya. Mungkin karena tubuh jasmani bisa dilihat mata, sementara tubuh rohani tidak bisa dilihat oleh mata. Tetapi kedua tubuh ini sama-sama membutuhkan makan dan perhatian,  supaya dapat tetap terawat kesehatannya dengan baik. Maka, kalau kita tahu cara merawat tubuh jasmani dengan baik, maka tubuh rohani kita pun perlu dirawat dengan baik, seperti kita merawat tubuh jasmani.

Merawat tubuh rohani berbeda dengan merawat tubuh jasmani. Merawat tubuh rohani adalah dengan mengajak roh kita berdoa, mengajak roh kita datang ke rumah Tuhan, merayakan Ekaristi Kudus, menyambut Tubuh dan Darah Tuhan sebagai sumber hidup, agar roh kita ini dilindungi oleh Tuhan, tetap hidup, dikuatkan oleh daya ilahiNya, dan terikat menjadi satu dengan Tuhan.

Hal yang tidak kalah penting adalah,  mungkin kita perlu sadari juga, ketika kita mau menyambut Tuhan dan makan Roti Hidup. Menyambut dan makan Roti Hidup tidak sama seperti kita menyambut dan makan makanan jasmani di rumah dan di luar rumah, hanya cukup membersihkan tangan dan berdoa mengucap syukur, lalu kita nikmati makanan di hadapan kita. Menyambut Roti Hidup, kita menyambut Tuhan Yang Kudus! Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan batin dengan baik dan pantas: misalnya, satu jam sebelum datang ke gereja, kita berpantang makan dan minum; membersihkan sampah-sampah di dalam hati; memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita. Kemudian, pada saat di dalam ruang gereja, usahakan tidak ngobrol, tidak main HP. Hal ini kita lakukan sebagai persiapan diri, persiapan hati untuk menghadap Tuhan, untuk menyambut Tuhan, dan menyantap Tubuh Tuhan Yang Maha Kudus.

Saya pernah membaca kesaksian dari seorang yang diberi karunia penglihatan; orang ini menyatakan; bahwa ketika perayaan Ekaristi berlangsung, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan para Malaekat dan orang kudus, hadir mendampingi imam yang mempersembahkan Misa. Bahkan para Malaekat dan orang kudus, mereka bersujud di hadapan Tuhan. Saya membayangkan, kalau Malaekat dan Para Orang Kudus saja berlutut di hadapan Tuhan, maka tidak berlebihan, saya pun harus merendahkan hati  di hadapan Tuhan, menyembah Tuhan dengan hati yang bersih, dengan sikap yang pantas mengikuti perayaan Ekaristi di gereja. Supaya setelah keluar dari ruang gereja, saya sungguh-sungguh merasakan dan mengalami berkat dari Tuhan, merasakan kehadiran Tuhan di dalam hati saya, mengalami hidup yang baru, mengalami suasana hati yang gembira, karena Tuhan berkenan datang di hati saya.

Sahabat Yesus terkasih.

Marilah kita semakin menghayati kasih Tuhan Yesus yang telah mengorbankan diriNya bagi keselamatan kita, memberikan Tubuh dan DarahNya agar kita tetap hidup, dan bersatu denganNya sampai kekal. Semoga rahmat kasih karunia Tuhan yang berlimpah senantiasa menyertai kita, sekarang dan selama-lamanya. Amin. Amin. Amin.

DY. Chandra

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.