Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga
(11-12 Agustus 2018)
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56
Diterbitkan oleh Tim Kerja Kitab Suci – DPP. Santo Yoseph Purwokerto
“ Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring : diberkatilah Engkau di antara semua perempuan dan di berkatilah buah rahim Mu “ (Lukas 1 : 41 – 42)
Saudara – saudari pernahkah kita menyadari bahwa apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari–hari itu dapat menjadi berkat bagi sesama kita? Tidak harus dengan tindakan–tindakan kita yang luar biasa dalam suatu acara yang meriah, melainkan dari kebiasaan hidup kita yang baik. Misalnya, dengan rajin mengikuti perayaan Ekaristi harian sehingga akhirnya dapat membawa orang lain yang melihatnya pun mengikuti perayaan Ekaristi harian juga, atau kunjungan kita kepada warga–warga di sekitar lingkungan kita, tidak harus menunggu mereka sakit atau mendapat suatu masalah, namun karena kita merasa sebagai saudaranya.
Membaca bacaan Injil hari ini mengingatkan saya, bagaimana suatu hal kecil dalam kehidupan saya dapat menjadi berkat bagi sesama di sekitar kita. Setelah saya mengikuti Camp Priskat dan tergerak dalam pelayanan–pelayanan, banyak hal yang saya dapatkan dari pelayanan tersebut, baik dari teman – teman sepelayanan maupun dari orang–orang yang saya layani. Pengalaman iman saya adalah ketika mengikuti kunjungan ke lapas bersama teman–teman Persekutuan Doa Paroki, walau di sana saya hanya berkunjung dan saling sharing dan mendoakan, ternyata itu dapat menjadikan berkat bagi mereka yang kita kunjungi. Mereka berterima kasih karena telah mau menjadi saudara dan peduli kepada mereka. Pengalaman ini sungguh membuat saya semakin terpanggil untuk lebih lagi dalam melayani sesama.
Saya jadi teringat akan perkataan seorang Romo saat homili, bahwa kasih itu memberi bukan menerima. Memberi itu tidak harus berupa materi, tetapi memberi perhatian, memberi pelayanan dengan hati yang tulus itu pun sudah dapat menjadi berkat bagi mereka. Dari situlah saya mulai mencoba memberikan yang terbaik yang ada pada saya untuk sesama yang lebih membutuhkan sehingga bisa menjadi berkat bagi mereka.
Puji Tuhan dari kerinduan saya untuk selalu dekat dengan Tuhan sehingga saya selalu berusaha untuk mengikuti perayaan Ekaristi harian juga menjadi berkat bagi beberapa orang yang akhirnya pun mengikuti perayaan Ekaristi harian tersebut. Yang membuat saya sukacita adalah ketika mereka sharing bahwa dengan mengikuti perayaan Ekaristi harian mereka semakin dekat dengan Tuhan dan merasa tenang serta damai sejahtera. Dari pengalaman ini pun saya dapat belajar dari ketaatan dan kesetiaan Bunda Maria yang dengan ketulusan hatinya, taat dan setia mengikuti kehendak Allah walau harus menderita karena melihat Puteranya yang sangat dikasihinya disiksa sampai mati di kayu salib.
Jika kita mau bersungguh–sungguh taat dan setia kepada setiap kehendak Allah, maka apa yang kita perbuat dalam kehidupan kita dapat menjadi berkat bagi orang lain yang melihatnya. Bapa yang baik, terima kasih atas perkenanan Mu sehingga aku boleh berbagi berkat Mu kepada orang lain. Kiranya Engkau senantiasa berkarya di dalam diriku ini sehingga dapat menjadi berkat yang berlimpah bagi sesama. Ajari aku ya Bapa ketaatan dan kesetiaan agar dengan kerendahan hati aku boleh melayani Mu melalui sesama.
Berkah Dalem
Willy Kity 19
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu