DINAMIKA

Teladani Maria Dalam Wujudkan Visi Keselamatan Allah (1)

Meneladan Sikap Bunda Maria Dalam Mewujudkan Visi Keselamatan Allah

Itulah tema yang direnungkan bersama dalam rekoleksi para legioner dari 3 Komisium yang berada dalam naungan Regia Ratu Para Rasul Semarang. Rekoleksi diadakan di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Sabtu-Minggu, 21-22 Juli 2018. Ketiga Komisium itu adalah Komisium Pohon Sukacita Yogyakarta, Komisium Bunda Kristus Solo dan Komisium Ratu Damai Purwokerto.  Sekitar 80 legioner mengikuti rekoleksi yang dibimbing oleh Romo Emmanuel Wahyu Widodo Pr (biasa disapa Romo Emil), Pemimpin Rohani Senatus “Sinar Bunda Karmel” Malang.*)

Rekoleksi Regia-13

Romo Emil membimbing rekoleksi para legioner Regia Semarang (210718)

Pada sesi pertama, Romo Emil mengajak para legioner untuk membuka buku pegangan Legio Maria halaman 26 Bab 6 (Tugas Para Legioner Terhadap Maria). Ditekankan bahwa setiap legioner harus menghormati dan menjunjung tinggi Maria dengan melakukan meditasi yang serius dan memraktekkannya dengan penuh semangat. Legio bertujuan membawa Maria ke dunia sebagai sarana yang ampuh untuk merebut dunia bagi Yesus. Seperti benih, semangat itu hendaknya bertumbuh dan berbuah nyata dalam kehidupan seorang legioner.

Romo Emil juga mengingatkan bahwa Legio Maria bukanlah sebuah persekutuan doa semata tetapi sebagai kerasulan awam. Tujuan Legio Maria adalah kemuliaan Allah melalui pengudusan anggotanya yang dikembangkan dengan doa dan kerjasama aktif, di bawah bimbingan Gereja, dalam karya Maria dan Gereja untuk menghancurkan kepala ular  (baca: iblis, kuasa jahat) dan meluaskan kerajaan Kristus. Hendaknya setiap kegiatan pelayanan Legio Maria (seperti kunjungan orang sakit / Lapas / panti asuhan / panti wredha, dll) diketahui dan dilaporkan ke Romo Paroki setempat. Meskipun ada beberapa Romo Paroki yang kurang perhatian terhadap keberadaan Legio Maria, tetapi tugas kerasulan itu harus tetap dijalankan dengan semangat Bunda Maria yang senantiasa tekun dan sabar.

Presidium-presidium yang ada di paroki hendaknya sehat, semangat, berkomitmen, taat dan militan sehingga dapat menjalankan tugas kerasulan awam dengan baik, sekaligus membantu Kuria serta Komisium. Presidium itu ibarat AKAR. Jika akar itu kuat dan sehat tentu akan bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Setiap Presidium bisa membantu tugas Kuria dan Komisium, misalnya:
1. Membantu pengembangan Presidium yang baru di kota atau paroki terdekat dengan melakukan sosialisasi Legio Maria.
2. Membantu dengan melakukan pendekatan ke suatu Presidium yang sedang tidak bersemangat agar bisa bangkit kembali.

Penampilan devosi Legio tercermin dalam doa-doa. Legio dibangun terutama berdasarkan kepercayaan penuh kepada Allah dan dalam kasih Allah kepada putera-puteri-Nya. …Tumpuan kekuatan yang paling utama bagi setiap legioner adalah keyakinan akan penyertaan Allah, Bapa Yang Baik, dalam tugas ganda mereka untuk pengudusan diri sendiri dan pelayanan sesamanya. (Buku Pegangan Legio Maria Bab 5, hlm. 18, dst).

Devosi kepada Maria

Para legioner berdevosi kepada Maria karena Maria adalah mukjizat luhur karya Allah, yang telah memberikan lebih banyak karunia dalam diri Maria daripada dalam makhluk ciptaan-Nya yang lain. Maria diikutsertakan dalam rencana Allah dan Maria menanggapinya dengan sempurna. Doa dan pelayanan kasih yang diberikan para legioner sebagai balasan kasih kepada Maria akan dihantarkan kepada Allah. Kita mengasihi Maria yang menjadi “pengantara segala rahmat”.

“Kasih yang begitu membara, dengan kasih ini Allah menghendaki kita menghormati Maria karena dalam diri Maria telah diletakkan olehNya kepenuhan segala kemurahan dengan cara sedemikian sehingga semua harapan rahmat, penyelamatan mengalir kepada kita dari Maria – Aku berkata dan janganlah kita meragukannya” (St. Bernard: Sermo de Aquaeductu)

Selain itu, devosi kepada Maria dilakukan karena gambaran “Maria Yang Tak Bernoda” yang memenangkan pergulatan melawan dosa. Para Legioner juga menghormati Maria karena dialah “Bunda Kita”. Sebagai anak-anak Maria, para legioner meneladan Maria menjadi hamba PutraNya, bertumbuh menyerupai Yesus dan ikut serta dalam tugasNya melawan dosa dan mengalahkannya.

Rekoleksi Regia-2

Para Legioner Presidium Regina Angelorum Paroki St Yoseph Purwokerto

Devosi yang mendalam kepada Maria akan membuat kita makin mengasihi Yesus, Gereja makin diluhurkan dan jiwa-jiwa diselamatkan. Sebaliknya devosi yang dangkal tidak membuat Yesus dicintai, GerejaNya tidak diluhurkan dan banyak jiwa-jiwa yang rontok dan layu.

Devosi sejati kepada Bunda Maria mewajibkan adanya tindakan Kerasulan yang nyata. Persembahan pelayanan kita kepada Bunda Maria yang hanya di mulut saja tidak akan menghasilkan apa-apa. Dengan meneladan kerendahan hati Maria dan bersandar kepadanya, para legioner ambil bagian dalam tugas Maria melalui doa dan kerasulan nyata untuk menghancurkan “ular”. Ular sebagai lambang egoisme, kekerasan hati, kesombongan, sikap mudah emosi, mudah tersinggung dan hal-hal negatif lainnya akan dihancurkan jika kita betul-betul bertekun dalam doa Rosario dan bersandar pada Bunda Maria. Upaya itu kemudian diwujudnyatakan dalam pelayanan yang kreatif dan penuh kasih.

Antisipasi terhadap berbagai keberatan dan tantangan

Rekoleksi Regia

Legioner Komisium Ratu Damai Keuskupan Purwokerto di sela-sela rekoleksi (210718)

Pada sesi kedua, para peserta rekoleksi diajak untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan keberatan yang timbul dalam tugas dan pelayanan legio. Disebutkan dalam Buku Pegangan Bab 32 hlm. 201-209, tantangan atau keberatan itu berupa pendapat bahwa legio tidak dibutuhkan di sini, tidak ada orang yang cakap untuk menjadi anggota, kunjungan para legioner tidak disukai. Juga ada keberatan bahwa legio tidak cocok bagi anak muda karena mereka terlalu sibuk dan butuh istirahat.

Tantangan lain muncul dari pendapat yang mengatakan bahwa di dalam gereja sudah terlalu banyak organisasi atau kelompok. Legio hanya salah satu dari sekian banyak organisasi yang mempunyai cita-cita dan program yang sama, atau karya Legio dapat tumpang tindih dengan kelompok lain. Dan masih banyak keberatan atau tantangan lainnya.

Menghadapi semua itu, para legioner diharapkan tetap percaya kepada Allah, bersandar pada pertolongan Bunda Maria, lalu bertekun dalam doa dan pelayanan dengan meneladani semangat Bunda Maria. Hidupi identitas (visi-misi-tujuan) dan kekhasan legio dalam semangat loyalitas dan kesatuan dengan Gereja. Para legioner diharapkan selalu siap sedia dipakai Allah untuk terlibat dalam karya penyelamatan jiwa-jiwa. Tidak mudah menyerah dan tetap mengandalkan Allah yang akan menyempurnakan karyaNya.

Rekoleksi hari pertama diakhiri dengan doa malam. Para legioner masuk ke kamar dan melepas lelah dengan membaringkan diri. Dinginnya malam tak mampu mengusik karena selimut kasih Tuhan dan Bunda Maria menghangatkan kami.

Bersambung…….

Penulis:

Mba Atiek

Anastasia Atiek Wibisono

 

 

 

 

 

 

*) Di Indonesia terdapat dua Senatus: Senatus “Sinar Bunda Karmel” Malang, dengan wilayah karya meliputi Jawa Tengah ke timur sampai Papua, dan Senatus Jakarta, dengan wilayah kerja bagian Indonesia yang tersisa (Jabar-DKI-Banten-Kalimantan-Sumatera). Senatus Malang diresmikan pada 5 Juli 1964 oleh Sr. Joaquina Lucas, utusan Konsilium dari Dublin. Senatus Malang kini mengasuh 3 Regia (Maumere, Kupang dan Semarang), 3 Komisium (Surabaya, Manado dan Makassar), 11 Kuria, dan 3 Pra-Kuria (Tanah Miring-Merauke, Bupul-Merauke dan Ambon). Senatus Malang mempunyai anggota aktif tercatat 25.465; sedangkan anggota auksilier diperkirakan berjumlah dua kali lipat anggota aktif. (sumber: http://www.legiomariamalang.org)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.