Cintanya akan Hati Kudus Yesus menghantar Pater Chevalier untuk menghormati Hati Kudus dengan pelbagai manifestasi dan juga untuk mempelajari semuanya itu. Dalam bukunya tentang Hati Kudus ia melukiskan Hati Yesus sebagai pusat rencana Allah tidak hanya dalam penebusan, tetapi juga dalam penciptaan: “Yesus Kristus adalah titik awal, pusat dan puncak seluruh ciptaan…. Segala sesuatu dirangkum dalam Yesus. Dan dalam Yesus segala sesuatu menghantar kembali ke Hati-Nya” (Sacré Coeur de Jésus, 1900, p. 77).
Mengenai penciptaan umat manusia Chevalier menegaskan: “Ketika Allah menciptakan hati manusia pertama, jelaslah perhatian-Nya tertuju pada Hati Putera-Nya, yang akan dibentuk nanti oleh Roh Kudus dari darah seorang Perawan” (Sacré Coeur de Jésus, 1900, p. 139). Oleh karena itu, cintanya bagi Hati Kudus Yesus dan perannya dalam penciptaan menghantar Pater Chevalier untuk juga menghargai setinggi-tingginya tempat umat manusia dalam penciptaan. Dalam visi Chevalier, segala sesuatu diciptakan bukan hanya untuk Yesus Kristus, tetapi juga untuk kita semua. “Segala sesuatu diciptakan untuk kita dan dijadikan milik kita.” Namun, keluhuran sedemikian membawa-serta tanggungjawab. Atas nama seluruh ciptaan, “menjadi tugas kita untuk melambungkan madah syukur, untuk memberikan suara kita, hati kita, kemampuan-kemampuan kita demi memuliakan Allah. Tanpa kita alam semesta akan bisu, tetapi bersama dengan kita segala sesuatu dalam alam berbalik ke surga, berdoa, menyembah.” (Retraite de huit jours selon la méthode de Saint Ignace, Issoudun 1904, p. 22; Daily Readings March 2).
Dalam Laudato Si, Paus Fransiskus memaklumkan pesan yang sama: “Ketika kita menyadari bahwa Allah tercermin dalam semua yang ada, hati mengalami keinginan untuk memuji Tuhan karena semua ciptaan-Nya, dan bersama-sama dengan mereka” (Laudato Si n. 87). Sri Paus bahkan memperluas visi kita dengan menyatakan bahwa: “Rasa persatuan mendalam dengan makhluk lain dan alam tidak mungkin menjadi nyata jika pada saat yang sama hati kita tidak dipenuhi kelembutan hati, kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama manusia (Laudato Si n. 91).
Maka semboyan Keluarga Chevalier: “Semoga Hati Kudus Yesus dikasihi di mana-mana” mengungkapkan suatu undangan untuk memraktekkan cinta tanpa batas. Kita diundang untuk mencintai Hati Kudus Yesus sebagai pusat alam semesta dan memasukkan seluruh alam semesta ke dalam suatu komunitas suci dari seluruh ciptaan. Kehidupan sesama kita manusia dan juga alam dalam keberagaman ciptaannya adalah suci dan patut kita hargai dan kagumi. Karena, sebagaimana Paus Fransiskus katakan: “karena diciptakan oleh Bapa yang sama, kita dan semua makhluk alam semesta disatukan oleh ikatan yang tak kelihatan, dan membentuk semacam keluarga universal, suatu persekutuan luhur yang memenuhi kita dengan rasa hormat yang suci, lembut dan rendah hati” (Laudato Si n. 89).
Saat untuk refleksi
Doa Umat Kristen Bersama Semua Makhluk
Kami memuji Engkau, Ya Bapa,
bersama semua makhluk-Mu,
yang berasal dari tangan-Mu yang kuat.
Mereka adalah milik-Mu,
dipenuhi dengan kehadiran dan cinta-Mu yang lembut.
Terpujilah Engkau!
Putra Allah, Yesus,
segala sesuatu diciptakan melalui Engkau.
Engkau dibentuk dalam rahim Maria,
Engkau telah menjadi bagian dari bumi ini,
dan Engkau telah melihat dunia
dengan mata manusia.
Sekarang ini Engkau hidup dalam setiap makhluk
dengan kemuliaan kebangkitan-Mu.
Terpujilah Engkau!
Roh Kudus, dengan terang-Mu
Engkau mengarahkan dunia ini kepada kasih Bapa
dan menyambut rintihan segala makhluk;
Engkau juga hidup dalam hati kami
untuk mendorong kami melakukan apa yang baik.
Terpujilah Engkau!
Ya Allah Tritunggal,
persekutuan kasih yang agung dan tanpa batas,
ajarkan kami untuk menatap Engkau
dalam keindahan alam semesta,
di mana segala sesuatu berbicara tentang Dikau.
Bangkitkan puji dan syukur kami
atas semua makhluk ciptaan-Mu.
Anugerahilah kami
agar dapat merasakan ikatan mendalam
dengan semua yang ada.
Allah yang mahakasih,
tunjukkan tempat kami di dunia ini
sebagai sarana kasih-Mu
untuk semua makhluk di bumi ini,
karena tiada yang Engkau lupa.
Terangilah para pemegang kekuasaan dan modal
agar mereka menjaga diri
terhadap dosa ketidakpedulian,
mencintai kesejahteraan umum,
memajukan orang lemah,
dan merawat dunia yang kami huni.
Orang-orang miskin bersama bumi memohon:
Ya Tuhan, peganglah kami
dengan kuasa dan terang-Mu
untuk melindungi segenap yang hidup,
untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik
untuk mendatangkan Kerajaan-Mu,
Kerajaan keadilan, damai, cinta, dan keindahan.
Terpujilah Engkau!
Amin.
(Paus Fransiskus, Laudato Si n. 246).
Kategori:Kursus Spiritualitas Hati Online, RENUNGAN