Hari Minggu Biasa XI – 16-17 Juni 2018
Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; 2 Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34
Diterbitkan oleh Tim Kerja Kitab Suci – DPP. Santo Yoseph Purwokerto
“Lalu kata Yesus : beginilah hal Kerajaan Allah itu : seumpama orang yang menabur benih di tanah, pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu semakin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu “ (Markus 4 ; 26 – 27)
Membaca bacaan dari Injil Markus hari ini, saya jadi teringat tentang diri saya sendiri. Ya saya teringat ketika awalnya saya mau membuka hati untuk Tuhan berkarya dalam kehidupan saya. Saya akui sungguh sangat susah mengubah kebiasaan yang telah lama dilakukan, apa lagi kebiasaan itu sudah membuat nyaman. Saya mengalami betapa susahnya berubah menjadi orang yang benar. Jika berbuat baik mungkin akan jauh lebih mudah karena baik belum tentu benar, tetapi benar sudah pasti baik. Salah satu contohnya adalah kita memberikan bantuan kepada orang–orang miskin dari hasil mencuri, mungkin baik karena menolong orang–orang miskin, namun tidak benar karena bantuan itu didapat dari hasil mencuri.
Saya berusaha semampu saya untuk mengubah kebiasaan–kebiasaan saya yang lama berganti dengan kebiasaan–kebiasaan yang baru yaitu hidup seturut kehendak-Nya. Ketika saya berani melangkah untuk melakukan perubahan itu, banyak orang yang menertawakan, apakah saya bisa mengubah kebiasaan–kebiasaan buruk saya tersebut karena saya sudah terlalu lama hidup dalam zona nyaman. Tadinya saya sempat goyah dan akan kembali ke kebiasaan saya yang lama lagi, bersyukur banyak teman–teman komunitas saya yang selalu mendukung dan menguatkan niat saya untuk mengubah kebiasaan hidup yang lama untuk memulai membangun kebiasaan hidup yang baru. Perlahan namun pasti, langkah demi langkah saya berusaha untuk terus melakukan hal yang benar dalam kehidupan saya. Kini saya mulai berdoa dulu ketika akan melakukan suatu pelayanan maupun pekerjaan, saya berusaha taat kepada setiap kehendak-Nya dalam setiap hidup saya.
Ketika saya sudah mau membuka hati dengan ketulusan penuh, benih–benih yang Tuhan tanamkan dalam hidup saya mulai terasa semakin bertumbuh dan semakin berbuah. Iman saya semakin mantap, dan banyak dari sesama yang merasakan perubahan saya tersebut. Memang perubahan tersebut belum begitu besar, namun saya dapat merasakan bertumbuh dan berbuahnya iman saya. Itu semua bukan karena kuat dan hebat saya, melainkan karena kasih-Nya yang begitu besar kepada saya sehingga saya yang penuh dengan dosa masih diperkenankan oleh Tuhan untuk melakukan pertobatan dan dipakai sebagai alat-Nya untuk menaungi sesama yang membutuhkan kasih-Nya dalam kehidupan mereka. Sungguh saya sendiri tidak mengerti mengapa saya dapat bertumbuh dan berbuah seperti ini. Yang saya tahu adalah saya berusaha untuk selalu taat kepada setiap kehendak-Nya.
Jadi jika semua pelayanan saya berkenan bagi sesama, itu adalah karena karya Tuhan dalam diri saya, sehingga orang lain mampu melihat kebenaran-Nya dalam setiap tindakan saya. Karena itu marilah kita siapkan hati kita untuk Tuhan berkarya penuh dalam diri kita agar kita bisa semakin bertumbuh dan berbuah, sehingga dapat berbagi kepada sesama kita.
“Bapa yang baik, terima kasih untuk semua berkat-Mu dalam kehidupanku, sehingga aku dapat semakin bertumbuh dan berbuah dalam setiap pelayananku. Kiranya Engkau selalu memimpin setiap langkahku agar selalu berada dalam jalan kebenaran-Mu. Amin.”
Tuhan Yesus memberkati.
Willy Kity 19
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu