Artikel 17
Introduksi Pada Bagian Ketiga
Dalam artikel-artikel terdahulu (bagian 8 sampai 16) kita mengikuti pola yang mencirikhaskan karisma Pater Chevalier. Sebagaimana sudah ditunjuk terlebih dahulu (lihat bagian 7), di dalam pola ini terkandung aspek-aspek berikut: suatu semangat membara untuk Yesus Kristus; suatu visi yang berkembang tentang Devosi kepada Hati Kudus; perutusan Hati; perutusan sosial; perutusan bersama; perutusan di mana-mana; dan perutusan bersama dengan Bunda Hati Kudus.
Dengan tetap setia pada karisma Chevalier, dewasa ini Spiritualitas Hati sebagaimana dihayati oleh Keluarga Chevalier seyogianya secara mendasar menunjukkan pola yang sama, tetapi diperkaya oleh potensi-potensi dari budaya di mana kita hidup, dan sebagai jawaban atas tantangan-tantangan abad ke-21. Kita hendaknya berterima kasih kepada Paus Fransiskus, yang melalui kata-kata, tulisan-tulisan serta tindakan-tindakannya dengan jelas mempromosikan suatu Spiritualitas Hati di dalam Gereja di dunia dewasa ini.
Dalam bagian-bagian berikut ini kita akan membaca beberapa tulisan Paus Fransiskus untuk menunjukkan bagaimana suatu Spiritualitas Hati membentuk pemahaman Paus tentang tugas perutusan atau misi Gereja. Secara khusus, kita akan menaruh perhatian pada Ekshortasi Apostolik ‘Evangelii Gaudium’ (Sukacita Injil) tentang pewartaan Injil di dunia dewasa ini dan Ensiklik ‘Laudato Si, mi Signore’ (Terpujilah Engkau, Tuhanku) tentang merawat rumah kita bersama, yakni bumi dan alam semesta. Sejumlah penulis baik dari kalangan dalam maupun luar Keluarga Chevalier, yang dalam tulisan-tulisan mereka mengembangkan suatu Spiritualitas Hati, akan juga berkontribusi pada refleksi-refleksi kita. Atas cara ini, akan menjadi jelas bahwa, syukur atas Spiritualitas Hati sebagaimana diwariskan dari Pater Chevalier, kita sebagai anggota-anggota Keluarga Chevalier mengambil bagian dalam suatu spiritualitas yang sungguh bermakna bagi seluruh Gereja dan misinya.
Pertama-tama, kita akan menaruh perhatian pada suatu ciri khas dari evangelisasi, yang sangat penting bagi Pater Chevalier dan juga Keluarga Chevalier. Ciri ini secara jelas disoroti oleh Paus Fransiskus, yakni bahwa daya dorong evangelisasi ditemukan dalam suatu jawaban PENUH SUKACITA terhadap Kabar Gembira Injil. Sukacita yang sama, yang memenuhi Pater Chevalier ketika ia menemukan Devosi kepada Hati Kudus, bersinar juga di dalam Ekshortasi Paus Fransiskus yang berjudul ‘Evangelii Gaudium’ atau Sukacita Injil. James Cuskelly MSC, salah seorang dari antara mereka yang pertama-tama menyebut Devosi kepada Hati Kudus seperti dihayati oleh Chevalier sebagai “Spiritualitas Hati”, juga menggarisbawahi bahwa pengalaman sukacita adalah akar dari suatu spiritualitas yang otentik dan misioner (tentang James Cuskelly lihat juga artikel 4).
Saat untuk Refleksi
Uskup James Cuskelly MSC menggarisbawahi bahwa
“spiritualitas yang otentik dimulai pada saat Allah memasuki hidup kita,
pada saat kita menerima Dia sebagai Allah kita,
dan pada saat kita bersukacita karena menjadi putra-putri Allah…
Kita benar-benar masuk ke dalam Tuhan
atau membiarkan hidup kita dimasuki Tuhan,
kalau sukacita memasuki hati kita.”
Paus Fransiskus membuka Ekshortasinya dengan kata-kata:
“Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang
yang berjumpa dengan Yesus.
Mereka yang membiarkan dirinya diselamatkan oleh-Nya,
dibebaskan dari dosa, kesedihan, kehampaan batin dan kesepian.
Dengan Kristus, sukacita senantiasa lahir dan ditampilkan kembali.”
(Paus Fransiskus, Evangelii Gaudium, no. 1).
________________
Bacaan Lanjut Dalam bagian-bagian berikut teks-teks ‘Waktu untuk Refleksi’ akan diambil dari Paus Fransiskus, “Evangelii Gaudium”, Ekshortasi Apostolik tentang Pewartaan Injil Di Dunia Dewasa Ini (November 2013) dan dari Ensiklik Laudato Si’ tentang Merawat Rumah Kita Bersama (Mei 2015). Kedua teks tersedia di internet. (Terjemahan bahasa Indonesia: Evangelii Gaudium “Sukacita Injil” oleh R.F. Bhanu Viktorahadi pr, PT Kanisius, 2015). Publikasi-publikasi lain dari Paus Fransiskus juga mengungkapkan inspirasi suatu Spiritualitas Hati. Misalnya: “Misericordiae Vultus” (Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Bapa), yakni bulla tentang pemakluman Yubileum Luar Biasa tentang Kerahiman, April 2015 (juga tersedia di internet). Paus Fransiskus, “The Name of God is Mercy” (Nama dari Allah adalah Kerahiman), suatu percakapan dengan Andrea Tornielli, Randaom House, USA, 2016). Esai dari E.J. Cuskelly MSC, “Walking the way of Jesus, an essay on Christian Spirituality” (St Paul’s 1999) secara jelas diinspirasikan oleh Spiritualitas Hati. Kata-kata Cuskelly yang dikutip dalam “Saat untuk Refleksi”diambil dari halaman 29-30 (Dalam terjemahan bahasa Indonesia: “Berjalan di Jalan Yesus – Esai tentang Spiritualitas Kristiani oleh K.J. Veeger dan diterbitkan oleh Komisi Spiritualitas MSC Provinsi Indonesia, Jakarta 2004, pada halaman 21). |
Kategori:Kursus Spiritualitas Hati Online, RENUNGAN