Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
2-3 Juni 2018
Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13.15.16abc,17-18; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26
Diterbitkan oleh Tim Kerja Kitab Suci – DPP. Santo Yoseph Purwokerto
UT OMNES UNUM SINT
Supaya mereka semua menjadi satu (Indonesia), Sedaya nyawiji (Jawa), Sadayana ngahiji (Sunda)
Saya beberapa kali pindah dari satu paroki yang satu ke paroki yang lain, diantaranya Paroki Trinitas Cengkareng-Jakarta, Paroki Santo Agustinus Karawaci-Tangerang, Paroki Santo Agustinus Purbalingga, Paroki Roh Kudus Rungkut-Surabaya, dan terakhir di Paroki Santo Yoseph Purwokerto. Dari semua paroki yang pernah saya tinggali saya mengemukakan gagasan pemecahan lingkungan karena jumlah umat melebihi jumlah yang ideal, dan hampir semua lingkugan dimana saya pernah tinggal menolak gagasan tersebut dengan alasan serupa, kalau dipecah nanti jumlah umat yang terlibat dalam kegiatan lingkungan menjadi lebih sedikit.
Hari Minggu ini gereja semesta memperingati hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, banyak paroki mengisinya dengan penerimaan Sakramen Komuni Pertama pada mereka yang telah memenuhi syarat. Demikian pula di paroki kita, Paroki Santo Yoseph tercinta. Kita menghantar 27 anak-anak kita untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya.
Pada perjamuan malam terakhir Yesus pertama kalinya merayakan Perayaan Ekaristi, pada kesempatan itu Yesus mengambil roti dan cawan berisi anggur, dan memecahkan roti serta menyerahkan cawan berisi anggur dengan bersabda : “Terimalah dan makanlah …………… serta bersabda “terimalah dan minumlah inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu.”
Tubuh Yesus yang satu dipecah-pecah dan dibagikan kepada para murid-Nya, tetapi tetap satu. Lalu apa yang dimaksudkan dan menjadi tujuan Yesus sampai rela membagi-bagikan tubuh-Nya?
Semua makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita akan menyatu dan memberi daya hidup dan menjadi berkat bagi sesama.
Tentu Yesus menaruh harapan barangsiapa menerima tubuh dan darah Kristus akan mempunyai semangat pengabdian dan rela berkorban demi cinta kepada sesama. Kita menjadi Tubuh Kristus sendiri. Lalu dimana posisi saya sekarang? Apakah melihat dan sudah puas melihat dan memandang dan melihat Tubuh Kristus? Atau saya lebih mencintai Yesus dan sesama? Lebih rendah hati, berteman dengan orang miskin, orang kecil? Dengan begitu saya berani berkata “tidak hanya melihat dan memandang Tubuh Kristus tetapi saya sudah berani menjadi sama dengan Tubuh Kristus sendiri seperti yang dikehendaki Kristus.
Tuhan Yesus sendiri bersabda : “Yang makan tubuh-Ku tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia.”. Dengan demikian setiap kali kita menerima komuni yang berarti menerima tubuh-Nya, Tuhan Yesus tinggal di dalam kita. Di dalam diri kita semua. Ini berarti kita semua disatukan di dalam Tuhan Yesus. Karena Tubuh Yesus adalah satu maka kita pun juga menjadi satu yaitu sebagai jemaat-Nya.
A.M. Karsono Budhi
Ini adalah tulisan / renungan beliau terakhir sebelum beliau dipanggil Bapa, memasuki kehidupan abadi. Beliau telah menggenapi tugas pelayanannya mengisi renungan mingguan paroki.
Terima kasih Bapak A.M. Karsono Budhi. Terima kasih atas kesetiaan dalam pelayanan selama ini. Terima kasih atas inspirasi-inspirasi-nya yang menyemangati dalam membangun peguyuban umat. Selamat memasuki kehidupan abadi.
Tim Kitab Suci DPP Santo Yoseph Purwokerto
Kategori:Renungan Minggu