Renungan Minggu

Roh Kudus Sebagai Penolong Kita

Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus

26-27 Mei 2018

Ul. 4:32-34,39-40; Mzm. 33:4-5,6,9,18-19,20,22; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20.

Diterbitkan oleh Tim Kerja Kitab Suci – DPP. Santo Yoseph Purwokerto  

 

“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “Ya Abba, ya Bapa!” (ay 15)

Tri Tunggal-1Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus! Roh Kudus bagi kita adalah pribadi ketiga dalam Tritunggal Mahakudus. Kita mengenal Bapa, kita mengenal Putra, kita juga mengenal Roh Kudus. Bapa dan Putra sering dikenal tetapi Roh Kudus sering dilupakan. Roh Kudus justru merupakan jiwa dari seluruh kehidupan Gereja, kehidupan orang Kristen. Memang Yesus mengatakan bahwa Roh Kudus akan bersama kamu memberi kesaksian dan Roh Kudus akan memberikan kesaksian tentang Yesus. Dan kita tahu bahwa Yesus begitu menekankan betapa pentingnya Roh Kudus. Sebelum Dia naik ke surga, dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menjanjikan Roh Kudus, bahwa setelah Dia ditinggikan Dia akan mengutus Roh Kudus kepada kita. Dan Roh Kudus ini kemudian yang diutus oleh Yesus.

Saudara-saudari yang terkasih, Roh Kudus yang kita harapkan itu mempunyai dua fungsi yang berbeda. Pertama, sebetulnya Dia adalah Roh Pengudus, Roh yang menguduskan kita, menolong kita supaya kita betul-betul bisa menjadi anak-anak Allah. Kedua, Dia memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus dan karya Yesus. Karya pewartaan ini hanya mungkin oleh kuasa Roh Kudus saja. Pada kesempatan ini saya akan membahas satu aspek itu yaitu ‘Roh Kudus sebagai Penolong kita’, Roh Kudus sebagai Pengudus yang menguduskan kita.

Dalam surat Paulus kepada umat di Roma, Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus dalam karya kita sering kali tidak tahu apa yang harus kita katakan dan kita doakan, bahwa sebetulnya kalau kita lihat dalam Roma 8, Paulus banyak berbicara tentang aktivitas Roh kudus dan peranan-Nya dalam kehidupan kita.

Saudara-saudari yang terkasih, dalam perjalanan hidup kita pada permulaan bila kita mulai bertobat kita diberi kekuatan dan bisa disebut masa berbulan madu, rasa enak, rasa mudah, dan sebagainya. Tetapi saudara, perlahan-lahan kita akan disadarkan, bila kita maju jauh kita akan sadar bahwa sebetulnya yang mengerjakan semuanya itu adalah Tuhan Allah.

Sebetulnya Tuhanlah yang selalu menggendong kita, tanpa rahmat yang mendorong kita, kita tidak akan mampu melakukan satu kebaikan pun. Dari pihak lain, kalau kita dalam diri kita tidak bisa, lalu apa yang diharapkan Tuhan dari kita? Yaitu kita juga dengan rahmat yang diberikan kita melakukan apa yang mampu kita lakukan.

Saudara-saudari yang terkasih, ada macam-macam jalan dari Tuhan yang Dia berikan kepada manusia, hanya tergantung pada manusia, apakah mau membuka hati pada Tuhan. Satu hal yang sebetulnya yang disampaikan Santa Theresia dari Lisieuk yaitu jalan kecilnya. Kalau kita disebut jalan kecil bukan sambil tiduran begitu saja atau santai-santai saja, maunya instan tanpa jerih payah. Tetapi Santa Theresia melakukan satu jalan kecil yaitu ‘melakukan segala sesuatu semata-mata demi cinta kepada Tuhan’. Karena Dia lebih dahulu mengasihi kita dan dalam hal ini tidak ada perhitungan.

Theresia melakukan itu semua hanya untuk menyenangkan hati Allah, tanpa menuntut jasa sedikit pun dari Tuhan karena Dia sudah lebih dahulu mencinta kita. “Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”. Kita dijadikan mampu mengasihi, karena Dia lebih dahulu mengasihi kita.

Jadi kalau demikian kita lakukan ini tanpa berpikir ini sudah berapa banyak dan sebagainya. Lalu tanpa disadari dari hari ke hari melakukannya, mungkin kemudian, kita melihat ternyata barangkali kita berjalan sudah cukup jauh berjalan kita. Tetapi perjalanan rohani tidak baik tiap-tiap kali lihat saya ini sudah sampai di mana? Saya ini dalam puri batin sudah tingkat ke berapa? Kalau lebih-lebih membaca Puri  Batin Santa Theresia Avila, sudah ruang keempat, ruang kelima atau ada yang berkhayal berarti ruang ketujuh, padahal masuk saja baru di muka pintu. Tetapi kalau kita lakukan itu semua demi cinta kepada Tuhan Saudara, itu saya kira hidup yang terindah, sehingga kita tidak ada beban, kalau kadang-kadang terpeleset, tersandung, tergelincir atau jatuh, bangunlah lagi, tidak apa-apa. Seratus kali tergelincir, seratus kali kita bangun. Karena itu juga kadang-kadang orang bertanya: “Kok saya mengaku dosa, sama saja dosanya, lalu bagaimana ini kalau tergelincir, misalnya selip lidahnya itu, tetapi kalau sadar Tuhan ampunilah saya”. Katakan sebulan Anda tergelincir seratus kali, tetapi tiap kali sadar kurang sembilan-puluh sembilan kali, kurang satu kali, lama-lama bisa habis, karena itu juga arti sakramen sebagai ungkapan kasih Allah kepada kita.

Lalu satu hal yang kadang-kadang pernah saya dengar dari kelompok-kelompok lain yang mengatakan itu, seperti dalam surat Yohanes mengatakan: “Mereka yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi”. Tetapi itu ditafsirkan demikian oleh kelompok-kelompok itu : “Saya sudah lahir baru lahir dari Allah kerena itu apa pun yang saya lakukan bukan dosa, kalau saya merampok, saya mencuri itu bukan dosa, saya sudah lahir baru”, lha itu keblinger, ini pernah terjadi dan saya jumpai orang itu mengatakan demikian, “Saya tidak berdosa karena saya sudah lahir baru, semua yang saya lakukan itu bukan dosa”. Maksud Santo Yohanes itu, kalau Anda betul-betul lahir dari Allah tidak lagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Allah, tidak bertentangan dengan firman-Nya. Misalnya mencuri, walau bagaimanapun itu tetap dosa. Contohnya kalau dulu kamu mencuri, setelah kamu lahir-baru tidak lagi mencuri. Jangan dibalik karena saya sudah lahir baru apa pun yang saya lakukan itu bukan dosa.

Saudara, saya kemukakan demikian karena ada orang yang mengajarkannya demikian, ini pasti SESAT. Jadi, Roh Kudus itulah yang menjadi kekuatan kita. Karena itu, marilah kita mohon kepada Tuhan, supaya betul-betul Roh Kudus menguasai kita dan kalau demikian perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit kita akan berkembang maju dan bahwa kita merasakan ketidak berdayaan, ketidakmampuan. Kalau Anda merasakan itu janganlah berputus asa, kalau Anda merasa tidak mampu, minta tolonglah kepada Bunda Maria, mohon bantuan doanya, minta tolong  Yesus untuk membentuk, mengubah, dan memberi jalan seperti yang dikatakan Santo Filipus, “Tuhan kalau Engkau tidak menolong aku, aku binasa, tolonglah aku hidup sesuai dengan kehendak-Mu”, karena untuk tiap perbuatan baik kita membutuhkan rahmat.

Dalam teologi dikatakan demikian: “Untuk setiap perbuatan baik, kita butuh rahmat aktual”, dan rahmat itu berarti karunia Tuhan. Seperti yang dikatakan Santo Paulus: “Allah yang mengerjakan dalam diri kita baik kemauan maupun pekerjaan”.

Rahmat itu diberikan kepada kita, tetapi bekerjanya rahmat itu begini: kalau Anda melemparkan batu di air yang tenang, dari satu gelombang menjadi gelombang-gelombang lain, itu menimbulkan reaksi. Rahmat yang diberikan Tuhan dan kita tanggapi akan menghasilkan rahmat yang besar dan terus menerus. Rahmat yang diberikan Tuhan dan kita tanggapi dan itu akan menghasilkan rahmat baru dan rahmat yang lebih besar lagi.

Puji Tuhan karena Allah itu Mahabaik, rahmat yang tidak ditanggapi dan kemudian kita sungguh bertobat dan menyesal itu diberikan rahmat baru. Dia selalu menunggu kita, untuk kita Tuhan itu seolah-olah tidak punya gengsi. Berapa kali kita mengecewakan Dia, Tuhan tetap setia dan menunggu kita, kita lari dan jatuh dalam dosa, kita tetap diterima-Nya. Tetapi memang rahmat yang ditanggapi akan menghasilkan rahmat baru, rahmat yang ditolak terus lama-lama juga akan hilang begitu saja yaitu orang yang mengeraskan hatinya dan hatinya lama-lama bisa jadi batu, sehingga tidak mempan apa pun juga.

Saudara yang terkasih, inilah karya Roh Kudus, semakin kita menyadari, semakin kita sadar, bahwa kita betul-betul membutuhkan kuasa Roh Kudus untuk hidup kita.

Amin

Oedji

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.