Motto:
“Ora et Labora”
(Berdoa dan Bekerja)
LAHIRNYA LINGKUNGAN SANTA THERESIA
Berdirinya lingkungan St. Theresia secara resmi diperkirakan sekitar November 1980, yang merupakan pemekaran dari lingkungan St. Maria Immaculata. Ketua lingkungan pertama adalah Ibu Kwee Lan Sioe. Yang pernah menjabat sebagai ketua lingkungan antara lain Bpk. Andreas Sutikno. Pemilihan nama pelindung Santa Theresia diberikan oleh Dewan Pastoral Paroki pada waktu itu.
NAMA DAN PENGURUS LINGKUNGAN
I. Nama Lingkungan
- Nama Lingkungan : SANTA THERESIA
- Pesta Nama : 1 Oktober
- Wilayah : III
- Ketua Wilayah : Anastasia Herlina
II. Pengurus Lingkungan
Ketua : Fransiskus Bektiono
KETELADANAN HIDUP SANTA THERESIA
St. Theresia dari kanak-kanak Yesus atau Theresia kecil, adalah seorang biarawati Karmelit yang mempersembahkan hidupnya dengan berjanji di depan sebuah kayu salib, bahwa hidupnya dipersembahkan untuk pertobatan banyak orang berdosa. Pada usia 12 tahun, Ia sudah diperbolehkan menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya. Pada usia 15 tahun, Ia diizinkan oleh Paus menjadi anggota biara Carmel di Liseux Perancis. Kedua kakaknya sudah terlebih dahulu menjadi suster di biara tersebut. Sebagaimana suster muda lainnya, ia melaksanakan tugas hariannya dan doa-doa harian dengan tekun dan setia. Ia berusaha mengatasi perasaan tersinggung, marah, iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin di dalam hidup membiara. Ia berjuang menempuh jalan sederhana menuju kesucian. Dan dengan cara tersebut, Ia mencintai Tuhan. St. Theresia selalu berwajah jernih.
Ia menderita sakit paru-paru dan semakin parah, akhirnya meninggal dunia di usia 24 tahun. Ia meninggalkan sebuah catatan riwayat pribadi yang ditulisnya atas permintaan Ibu biara tentang kisah “Satu Jiwa”. St. Theresia menunjukkan bahwa kesucian dapat dicapai oleh siapa saja, betapapun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cinta kasih yang murni kepada Tuhan.
Pada tahun 1925 Ia digelar santa oleh Paus Pius XI dan diangkat sebagai pelindung Misi Gereja bersama Santo Fransiskus Xaverius. Kemudian oleh Paus Pius XII St. Theresia diangkat sebagai Pelindung Negara Perancis.
WILAYAH LINGKUNGAN
- Secara Geografis : Wilayah Lingkungan St. Theresia batas-batasnya adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Lingkungan St. Ignatius
- Sebelah Selatan : Lingkungan St. Stefanus
- Sebelah Barat : Paroki Katedral Kristus Raja
- Sebelah Timur : Lingkungan St. Maria Immaculata
- Secara Pemerintahan : Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur
- Secara Sosial Kemasyarakatan : terdapat Mesjid Kauman Lama, Sekolah TK Kristen dan SD Kristen 2, merupakan pemukiman kota padat penduduk, Klinik bersama IDI di Kauman.
DATA UMAT
- Jumlah KK : 24 KK
- Jumlah jiwa : 50 orang
- Kehidupan sosial ekonomi : Wiraswasta, karyawan, pensiunan
PROGRAM KEGIATAN
KEGIATAN LIMA (5) BIDANG GEREJA
- Kerygma
Pendalaman kitab suci, pendalaman iman saat masa Adven dan Paskah
- Liturgia
Misa lingkungan : peringatan arwah, pemberkatan rumah.
Pelayanan di Gereja : koor, lektor, kolektan, penerima tamu.
- Koinonia
Doa Rosario saat bulan Maria dan bulan Rosario, Novena , Perayaan syukur peringatan Santa Theresia sebagai nama pelindung lingkungan setiap tanggal 1 Oktober dengan membuat tumpeng. Dengan adanya perayaan syukur pesta santa pelindung ini keakraban dan kebersamaan antar warga terjalin lebih erat.
- Diakonia
Kunjungan orang sakit.
- Martyria: –
USUL & SARAN
- Warga lingkungan mengharapkan kunjungan Pastor paroki ke warga lingkungan supaya dapat lebih mengenal dekat warga lingkungan.
- Transparansi dari Dewan Paroki mengenai keuangan proyek Gereja yang dananya berasal dari donatur. Beberapa masukan dari warga yang menjadi donatur selama ini bahwa tidak pernah ada laporan keuangan yang diberikan oleh Dewan Paroki perihal pelaksanaan proyek tersebut. Harapannya supaya pengelolaan dana lebih transparan.
KESAN UMUM
Warga lingkungan yang aktif tidak terlalu banyak dan cenderung pasif, hanya sekitar 14 KK saja, itu pun sebagian besar dari kalangan orang tua. Kegiatan umat adalah apa yang merupakan agenda kegiatan Paroki.
Kurangnya partisipasi dari warga disebabkan karena sebagian besar warga adalah pedagang yang beraktivitas di toko dari pagi hingga sore hari. Hal tersebut membuat warga enggan mengikuti kegiatan lingkungan yang biasanya diadakan malam hari karena sudah lelah. Kaum muda di lingkungan pun tidak aktif.
Pengurus lingkungan yang sesuai SK terakhir sudah tidak aktif lagi. Sedangkan pengurus yang aktif sekarang ini belum mendapatkan SK dari DPP dan belum dilantik.
PENUTUP
Pengurus lingkungan perlu melakukan pendekatan secara personal kepada warga lingkungan yang belum aktif agar semangat partisipatif warga meningkat. Selain itu kunjungan dari Pastor Paroki dan Dewan Paroki juga perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi umat lebih dalam, mengetahui dan membantu mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di lingkungan.
Purwokerto, 15 Februari 2014
Clara Lifiatri & Reneta Sahila Fasha