Kamis Pekan Biasa XXII, 31 Agustus 2017
“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.”(Mat 24:42-51). Hamba yang diibaratkan Yesus dalam pekerjaan di rumah tuan menampilkan beberapa peran. Pertama, hamba pelayan. Ia tidak hanya melayani tuan tetapi sesama rekan kerja. Ia tidak hanya beres dalam pekerjaan di hadapan tuan tetapi juga bisa melayani sesamanya. Ia tidak menjadi pribadi yang diatas rekan-rekannya. Juga bukan pribadi yang acuh tak acuh terhadap rekan sendiri. Kedua, pengawas. Posisi pengawas mempunyai tanggungjawab yang kebih besar. Ia mengatur bukan hanya orang tetapi juga materi, kepunyaan. Ia menjaga supaya keadaan terpelihara dengan baik. Ketiga, pemilik. Tentu yang terjadi tidak sepenuhnya sampai demikian. Hamba yang setia dan bijak melaksanakan tugas pelayanan dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan bersama pemilik. Yesus menegaskan bahwa menjadi murid itu perlu bersemangat hamba. Hamba bukan pemilik. Kita bisa mengabdi dengan baik dan mendapatkan kepercayaan yang lebih besar tetapi semua berjalan dalam kesetiaan. Bagaimana kita setia dengan iman kita? Setia dengan pekerjaan pelayanan kita? Setia dengan persaudaraan dan bijak dalam bersaudara? Soter@bdtoro.
Kategori:RENUNGAN, Renungan Harian