AKTUALIA

Dengan Semangat Kerja Bersama Dan Metode 5 Faktor Umat Sanyos Siap Berdayakan Diri

Semiloka tahap2

Kata pengantar oleh Pak Upik menjelaskan proses semiloka (21/08/2017/photo by Hendry)

Semangat kerja bersama memberdayakan umat

Senin, 21 Agustus 2017 pkl. 18.00 WIB, para pengurus stasi, lingkungan dan kelompok kategorial Paroki St. Yoseph mulai berdatangan di aula Paroki. Mereka akan mengikuti semiloka tahap II bertema Pelayanan Pastoral Berbasis Data. Setelah mengisi daftar hadir, mereka dipersilahkan menikmati santap malam sederhana berupa soto ayam.

 

Dari daftar hadir diperoleh data jumlah peserta 119 orang dan sebagian besar juga hadir dalam semiloka tahap I. Ini merupakan suatu hal yang patut diapresiasi karena menunjukkan adanya komitmen untuk melibatkan diri dalam gerak bersama yang menjadi fokus pastoral di paroki Sanyos.

Bapak Yulius Supriyana mewakili DPP dan tim Litbangsus mengucapkan selamat datang kepada para pengurus stalingkat. Kemudian Pak Marwoto memimpin doa pembukaan. Setelah itu Pak Upik (panggilan akrab Yulius Supriyana) menyampaikan penjelasan singkat tentang proses yang telah dilalui sejak semiloka tahap I sampai saat ini. Diingatkan tentang output yang diperoleh dari semiloka I adalah disusunnya Profil Lingkungan/Kelompok Kategorial dan update data umat.

(baca: PENTINGNYA PARTISIPASI UMAT DALAM PELAYANAN PASTORAL BERBASIS DATA)

Semiloka tahap2-13
Sambutan Rm Toro  (210817/by Hendry)

Selanjutnya Rm Toro memberikan sambutan singkat yang diawali dengan sebuah pantun. Pada intinya, Romo mengingatkan tentang semangat kemerdekaan dan cinta Indonesia. “Kita sedang berada di bahtera Nuh yang sama yang menyelamatkan. Semangat pada semiloka ini adalah siap kerja bersama, tidak diam dan menunggu atau menjalani rutinitas yang biasa saja. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan keterlibatan para pengurus Stalingkat, Juga diperlukan suatu metode yang disepakati bersama untuk digunakan dalam pelayanan di paroki agar lebih menjawab kebutuhan umat di tengah konteks jaman ini.”

Sharing pengalaman mengisi data umat dan menyusun profil lingkungan/kelompok kategorial

Proses pertama dari semiloka II ini adalah sharing pengalaman para pengurus stalingkat dalam menyusun Profil Lingkungan/Kelompok Kategorial. Proses ini diawali dengan pemaparan oleh Pak Agus tentang kondisi terkini data umat dan profil lingkungan/kelompok kategorial yang sudah masuk ke sekretariat paroki.

Semiloka tahap2-2

Pak Upik memandu sharing pengalaman yang diawali oleh bp Yohanes Supriyanto (21/08/2017/by Hendry)

Dari data kondisi terkini tersebut, Pak Upik memandu proses sharing pengalaman para pengurus stalingkat dalam menyusun profil dan meng-update data umat. Keberhasilan yang dialami dan kendala yang dihadapi oleh para pengurus stalingkat diharapkan dapat dibagikan sebagai pembelajaran bersama.

Yohanes Supriyanto (Ketua Lingkungan St. Markus) membagikan pengalamannya demikian, “Kami sebenarnya punya kesulitan karena lingkup wilayah yang cukup luas meliputi 3 kecamatan. Umat lingkungan St. Markus pada umumnya adalah pendatang dan tinggal di lingkungan desa dengan pekerjaan sebagai tani, buruh, guru, pegawai dan lain-lain. Setiap kegiatan bukan hanya butuh dukungan dan partisipasi dari umat lingkungan namun juga membutuhkan umat yang memiliki potensi. Misalnya dalam bernyanyi atau koor, partisipasi umat sudah cukup baik, namun kualitasnya belum karena kurangnya potensi. Sedangkan terkait data umat, dia menuturkan, “Ada 66 KK dari total 70 KK yang sudah selesai input datanya. Formulir pendataan sebelumnya dibagikan ke pengurus blok. Ketika mereka mengalami kesulitan atau hambatan, pengurus lingkungan mendatangi dan membantu blok-blok tersebut. Strategi lain yang dilakukan selain menggunakan formulir hard copy, lingkungan Markus juga menggunakan WA untuk mengumpulkan data sehingga menjadi lebih cepat.”

Semiloka tahap2-3

Sharing Bu Stefani mewakili kelompok Santa Monika dalam menyusun profil (21/08/2017/by Hendry)

Dari kelompok kategorial, Ibu Stefani mewakili Ibu-ibu St.Monika yang telah memasukkan profil kelompok diminta membagikan pengalamannya. “Untuk menyusun profil, pengurus berkumpul dan membahasnya secara bersama-sama. Hasil dari pembahasan itu diserahkan kepada romo pendamping untuk diperiksa dan mendapat masukan. Kemudian pengurus berkumpul lagi untuk memperbaikinya.” Proses itu dikonfirmasi oleh romo Kris yang mengapresiasi semangat dan kebersamaan Ibu-ibu sehingga dapat menyelesaikan profil kelompok Santa Monika dengan cepat. Mereka juga berusaha mengikuti kerangka yang diberikan sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan dan dapat mempermudah analisanya.

Memberdayakan umat dengan metode Lima Faktor

Proses selanjutnya adalah mendalami bersama metode Lima Faktor dalam membangun atau memberdayakan umat. Rm Kris mengawali proses ini dengan menunjukkan gambar tumpeng. Para peserta semiloka diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atau kesan spontan terhadap gambar tersebut. Ada banyak tanggapan yang muncul dari berbagai sudut pandang, misalnya dari segi ukuran, bentuk, penampilan, rasa, makna atau pesan, beaya, komposisi dan sebagainya.

Semiloka tahap2-11

Menganalisa gambar tumpeng dan foto instagram Rm Toro (21/08/2017/by Hendry)

Berikutnya ditampilkan foto instagram Romo Toro  yang sedang bergelantungan di akar pohon beringin. Para peserta semiloka mengungkapkan analisa dari berbagai dimensi dan faktornya. Lewat dua gambar itu para peserta dapat menarik kesimpulan bahwa tumpeng dan foto Romo Toro itu memiliki banyak dimensi dan faktor-faktor yang membentuknya menjadi suatu kesatuan yang sarat makna. Begitu pula tentang umat paroki St. Yoseph, jauh lebih banyak dan kompleks dimensi serta faktor yang membentuknya. Hal ini diteguhkan oleh pengalaman Romo Toro dalam mendampingi ziarek PPA 20 Agustus lalu. (baca: ZIAREK PPA SanYos – SanLuk)

 

Mengingat begitu kompleksnya realitas umat, maka dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk menganalisa dan mengembangkan umat dalam berbagai dimensi dan faktornya. Realitas umat paroki dapat dipilah menjadi 5 dimensi hidup yakni koinonia, liturgia, kerygma, diakonia dan martyria. Sedangkan untuk menganalisa dan mengembangkannya dipilih metode 5 (Lima) Faktor (bdk. Dr. Jan Hendriks, Jemaat Vital dan Menarik; Kanisius, 2002).

430

Kessan spontan dari seorang peserta tentang foto yang ditampilkan dalam semiloka tahap II (21/08/2017)

Kelima faktor itu ialah iklim, kepemimpinan, struktur, tujuan dan identitas. Di dalam profil lingkungan/ kategorial, 5 dimensi hidup menggereja dan 5 faktor pemberdayaan umat itu sebenarnya sudah tercakup.

(lihat: Kategori : PROFIL STASI, WILAYAH DAN LINGKUNGAN )

Pengembangan umat paroki mesti memperhatikan kelima faktor tersebut. Penjelasan singkat dari 5 faktor itu adalah sebagai berikut:

  • IKLIM: keseluruhan prosedur dan tata cara pergaulan yang khas bagi organisasi. Setiap pribadi atau “orang biasa” dihargai sebagai subyek yang bertanggungjawab atas pembangunan umat secara khas
  • KEPEMIMPINAN: berfungsi menggairahkan anggota untuk berpartisipasi dengan senang dan efektif. Sifat kepemimpinan adalah melayani, mengintegrasikan kepentingan tujuan yang mau dicapai dan kepentingan memelihara relasi anggota. Gayanya adalah memperlakukan setiap anggota sebagai subyek.
  • STRUKTUR atau JARINGAN RELASI: relasi antarindividu, relasi individu dengan kelompok dan sebaliknya relasi kelompok dengan individu serta kelompok dengan kelompok dalam organisasi
  • TUJUAN yang menggairahkan atau menarik: jelas, konkret, dan melibatkan/bersama orang lain. Maka tujuan perlu dirumuskan bersama dan memperhitungkan keadaan umat, problem anggota umat dan masyarakat, berada dalam relasi bermakna dengan tujuan dasar umat/kelompok/lingkungan.
  • IDENTITAS: di satu pihak menunjukkan yang khas/membedakan, di lain pihak menunjukkan yang tetap sekalipun terjadi perubahan atau perkembangan. Identitas mengungkapkan siapa dan apa misinya (tugas/yang harus dilakukan). Identitas menjadi pusat, sebab dalam rumusan identitas terkandung refleksi teologis, visi atau arah masa depan, misi atau tugas, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh umat dan menunjukkan kaitannya dengan faktor-faktor yang lain. (bdk. Seri Pastoral 429, Pelayanan Pastoral Berbasis Data; Kanisus dan PPY, 2016; 8-9).

Praktek mengisi kuesioner ujicoba

Proses selanjutnya dari semiloka II adalah mengujicoba pengisian kuesioner secara online menggunakan google forms. Para peserta semiloka diminta mengaktifkan gawainya masing-masing dan membuka link kuesioner ujicoba, kemudian mengisi data responden dan 8 pertanyaan. Sebagian besar peserta dapat melakukannya dengan cepat, namun ada beberapa yang mengalami kesulitan koneksi. Peserta yang sudah selesai mengisi kuesioner segera membantu peserta lain yang mengalami kesulitan dengan meminjamkan gawai nya. Secara real time hasil rekapitulasi data kuesioner itu segera dapat dilihat dan dijamin kerahasiaannya. Dinamika seperti inilah yang diharapkan dapat berlangsung di tengah umat pada saat kuesioner yang definitif disebarkan.

Semiloka tahap2-12

Pak Agus dan Ogi yang bersinergi dalam semiloka II (21/08/2017/by Hendry)

Kuesioner yang definitif/resmi akan disebarkan kepada umat paroki Sanyos pada bulan September. Adapun tema kuesioner perdana ini adalah “Analisa Tingkat Vitalitas dan Kedewasaan Umat Paroki St. Yoseph Purwokerto Tahun 2017”. Tema ini sejalan dengan visi misi Paroki St Yoseph sebagai paguyuban umat beriman Katolik yang hidup dan dewasa dalam menghadirkan Kerajaan Allah. Diharapkan data yang diperoleh dari kuesioner dapat memberikan gambaran realitas konkrit dan aktual umat paroki Sanyos.

Rencana kunjungan tim ke lingkungan

Semiloka tahap2-7

Duo Romo yang bersinergi dalam pelayanan pastoral berbasis data untuk menjawab kebutuhan umat Sanyos (21/08/2017/by Hendry)

Secara singkat, pelayanan pastoral berbasis data merupakan suatu pendekatan atau model pelayanan yang bertitik tolak dari kenyataan atau praksis hidup umat dan bertujuan untuk menjawab kebutuhan umat dan masyarakat. Model ini menegaskan bahwa pelayanan pastoral bukanlah sekedar tindakan reaktif, yang muncul dari emosi atau feeling seseorang, tetapi melalui perencanaan yang sistematis dan terpadu, yang melibatkan para pelaku pastoral dan seluruh umat. Setiap pribadi umat adalah subyek penting yang didengar suaranya (kebutuhan, harapan, potensi dan peluang yang dimilikinya). Setiap pribadi dilibatkan sejak mengisi data yang sesuai kenyataan, menganalisa atau melihat kenyataan dirinya, merencanakan suatu program atau strategi, menjalankan, mengevaluasi dan merefleksikannya. Dengan kata lain, dibutuhkan keterlibatan, kerjasama dan sinergi semua pihak dalam karya penggembalaan untuk menghadirkan Kerajaan Allah.

Semiloka tahap2-5

Diskusi peserta untuk membangun sinergi dalam pelayanan pastoral berbasis data (21/08/2017/by Hendry)

Agar keterlibatan, kerjasama dan sinergi itu dapat terjadi, maka perlu diadakan sosialisasi dan pelibatan umat di lingkungan-lingkungan dalam menjalankan pelayanan pastoral berbasis data ini. Secara konkrit disepakati jadwal kunjungan tim ke lingkungan-lingkungan yang akan dimulai tanggal 18 September 2017. Dalam kunjungan tersebut, tim akan mengenalkan pelayanan pastoral berbasis data, mendampingi umat dalam mengisi kuesioner serta melengkapi profil maupun data umat. Semoga proses pelayanan pastoral berbasis data dapat terlaksana dengan baik dalam memberdayakan umat dan menjawab kebutuhan serta harapan umat. *_*

Diolah dari notulensi yang ditulis Ogi Hermawan

Ogi Hermawan-1

Ogi Hermawan

 

 

2 replies »

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.