Jumat, Pekan Biasa XVIII, 11 Agustus 2017 Pw. St. Klara
“Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku.” (Mat 16:24). Salib jelas suatu aib bagi manusia. Itu sandungan. Membuat jurang yang dalam dalam relasi manusia dan Tuhan. Yesus menguraikannya. Yesus membuat jurang tidak dalam lagi. Yesus telah membuka pandang bukan menyalahkan mereka yang tidak sanggup memanggul dan menolak salib melainkan bersama-sama dengan Yesus membawa salib kita masing-masing. St Klara bersikukuh dengan hidupnya bahwa tidak ada orang yang boleh menjamahnya. Kecantikan dan penyerahan pada Yesus menjadi senjata bagi musuh untuk merebutnya tetapi ia tetap menolak. Kematian dalam kemurnian. Seorang yang nyaman dengan waktu paginya memilih untuk bangun dan bergegas untuk Ekaristi di gereja. Atau seorang bapak yang memilih mau menghantar anaknya ke sekolah daripada menyibukkan diri dengan gawainya. Atau bisa juga seseorang yang mau membaca dan merenungkan sabdaNya. Ini cara bersama memikul salib Yesus. Soter@bdtoro.
Kategori:RENUNGAN, Renungan Harian