RENUNGAN

Bergegas “Tiang Awan”

Selasa Pekan Biasa XVII, 1 Agustus 2017 Pw. St. Alfonsus Maria de Liguori

“Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya.” (Kel 33:7-11). Tiang awal menjadi simbol kehadiran Tuhan. Musa yang langsung berbicara dengan Tuhan seperti berbicara dengan teman sendiri. Tiang awan melingkupi kemah suci tempat tabut perjanjian ditahtakan. Perintah Tuhan, Sabda Tuhan atau Tuhan sendiri hadir di situ. Atas kehadiran itu di pintu kemah masing-masing orang bersujud menyembah. Mereka tidak berada di dalam rumah melainkan di pintu kemah. Perbuatan atau tindakan kesiapsediaan untuk menyembah Tuhan. Apa yang bisa dibuat terhadap kehadiran Tuhan? Apakah mau bersujud senantiasa mengakui dan menghormati Tuhan? Ataukah juga mau bergegas menghadap Tuhan? Soter@bdtoro

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.