Minggu pagi 30 Juli 2017, pertama kali ikut dalam tim dokumentasi DID-AYD 2017 (Days in Diocese-Asian Youth Day 2017) di Keuskupan Purwokerto merupakan suatu hal yang menarik bagi saya.
Baru hari pertama, sudah penuh dengan pengalaman sukacita. Mulai dari berkenalan dengan Frater Galuh dimana saya sempat dikira delegasi dari Thailand, namun begitu saya bilang dari Indonesia, langsung frater berbicara dengan bahasa Indonesia. Ternyata memang dia berasal dari Makasar, hanya saja ditugaskan di Jepang. Frater Galuh sempat berbagi cerita sedikit tentang kebingungan dia ketika ditanya untuk menjelaskan bagaimana Purwokerto kepada rombongan delegasi dari Jepang, karena memang Frater Galuh berasal dari Indonesia tetapi “ini pertama kali saya ke Purwokerto”, kata dia. “Cuaca di sini sangat berbeda dengan di Jepang, di mana sekitar 2 minggu ke depan di Jepang sedang panas-panasnya. Setiap hari suhu akan mencapai 40 derajat celcius”, kata frater.
Lalu saya melihat ulah delegasi Jepang yang terkagum dengan seekor cicak, sampai ada beberapa yang ikutan memotret cicak saat mereka sedang makan. Namun ada suatu yang menarik lagi dari delegasi Jepang ini, doa setelah mereka selesai makan seperti sebuah yel-yel dengan gerakan yang begitu menarik.
Meskipun delegasi dari Jepang dan Thailand belum sempat benar-benar istirahat, namun mereka begitu antusias. Terlihat semangat mereka yang luar biasa saat latihan untuk pementasan Culture Night Performance.
Juga saat istirahat sebelum menuju Paschalis Hall siang tadi, delegasi dari Jepang dan Thailand menyempatkan untuk mengunjungi Goa Maria Kaliori untuk berdoa dan berfoto di sana.
Pengalaman ini menjadi sebuah spirit tambahan bagi saya, karena banyak terdapat sukacita di sana. Semoga acara DID AYD 2017 ini dapat menjadi sukacita untuk kita semua. Amin. Berkah Dalem.
Penulis:

Hendry H.
Kategori:AKTUALIA, Seputar AYD 2017
Mantap..👍👍👍
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasi… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
SukaSuka