Mendalami Pelayanan Pastoral Berbasis Data dan meningkatkan partisipasi umat
Senin, 17 Juli 2017 Para pengurus stasi, lingkungan dan kelompok kategorial Paroki St. Yoseph Purwokerto hadir dalam acara Semiloka Tahap I di aula paroki. Sekitar pukul 18.00 para peserta berdatangan dan langsung dipersilahkan menikmati sajian makan malam sederhana berupa bakso sapi dengan tambahan pilihan nasi atau kupat. Ada sekitar 120 orang yang hadir dalam acara ini. Ini patut diapresiasi sebagai tanda semangat dan kerelaan para pengurus stalingkat untuk belajar bersama dan terlibat dalam pelayanan di tengah umat.

Suasana Semiloka Pelayanan Pastoral Berbasis Data tahap I di paroki St. Yoseph Purwokerto (17/07/2017/foto by hendry huang)

Sambutan Rm Dwiyantoro dalam Semiloka Pelayanan Pastoral Berbasis Data (17/072017/foto v.marwoto)
Semiloka tahap pertama yang mengambil tema “Pelayanan Pastoral Berbasis Data” ini dibuka dengan doa dan pengantar dari Pak Yulius Supriyana. Kemudian Rm Ag. Dwiyantoro selaku Pastor Paroki memberikan sambutan yang menyampaikan contoh pentingnya data dalam hidup dan pelayanan kita. Setelah itu, para peserta diajak untuk memasuki acara inti semiloka yang dibagi menjadi dua bagian, yakni pendalaman tema dan kerja kelompok untuk meng-update profil stalingkat.
Pada bagian pertama dijelaskan latarbelakang atau alasan, pengertian, tujuan, manfaat, proses dan implementasi dari Pelayanan Pastoral Berbasis Data. Konteks perkembangan teknologi informasi dan tuntutan profesionalitas dalam mengelola suatu organisasi, termasuk gereja menjadi salah satu kondisi yang melatarbelakangi perlunya PPBD ini. Namun alasan terpentingnya adalah adanya pergeseran paradigma tentang Gereja pasca Konsili Vatikan II dengan gerakan agiornamento (pembaruan) yang membuat Ecclesia semper reformanda (Gereja selalu diperbarui) dan pola pelayanannya bergeser dari pastor-sentris dan top down kepada perlunya keterlibatan umat atau peran awam dan bottom up.
Pelayanan pastoral berbasis data merupakan salah satu wujud konkrit dari pergeseran paradigma itu. Gereja ingin memberikan pelayanan lebih baik dengan mengetahui secara lebih tepat dan mendalam kebutuhan dan harapan umat terkini. Untuk itu dibutuhkan data yang akurat, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis dengan bantuan ilmu-ilmu modern (lewat penelitian dan analisis). Data itu dapat berupa sensus umat, profil paroki dan stalingkat, serta dokumen-dokumen (arsip, notulensi rapat, program kerja, foto, tulisan tentang kegiatan umat, dll). Data umat tersebut perlu diolah dan dianalisis lalu hasilnya menjadi dasar untuk membuat kebijakan dan program yang terencana, dapat dilaksanakan, dievaluasi dan direfleksikan. Umat dilibatkan sejak pengumpulan data sampai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Pelayanan yang melibatkan umat ini berorientasi pada data, proses dan hasil.
Pelayanan pastoral berbasis data tetap bersumber pada pelayanan penggembalaan Allah yang dilaksanakan dalam diri Yesus, Gembala yang baik (Yoh 10) dan memberikan kuasa penggembalaan itu pada Petrus dan pengganti-penggantinya (Yoh 21). Dengan demikian pelayanan ini bersifat rohani sebagai salah satu perwujudan iman untuk ikut ambil bagian dalam tugas penggembalaan Allah dalam diri Yesus dan rasul-rasul serta para penggantinya. Pelayanan pastoral bukan hanya tugas para Uskup dan para pastor saja, tetapi menjadi bagian dari tugas seluruh umat beriman agar pelayanan di dalam gereja maupun di tengah masyarakat dapat menjadi lebih efektif, relevan dan kontekstual. Pelayanan pastoral berbasis data juga meliputi semua dimensi kehidupan gereja (5 bidang: liturgi, persekutuan, pewartaan, pelayanan, kesaksian dan pengelolaan harta benda serta keuangan) dan 5 faktor (iklim, kepemimpinan, struktur, tujuan dan identitas). Singkatnya, pelayanan pastoral berbasis data bertujuan untuk melakukan pembangunan umat dengan menggunakan data secara metodis, sistematis, terencana, dan terpadu supaya umat dapat terlibat dalam melihat situasi dan kondisinya secara nyata dan tepat dalam usaha mewujudkan karya penggembalaan Allah di dalam Gereja dan di tengah masyarakat

Implementasi PPBD di paroki St. Yoseph Purwokerto sampai akhir tahun 2017
Pelayanan pastoral berbasis data bermanfaat untuk mengenal kondisi umat lebih tepat dan mendalam, pelayanan umat menjadi lebih efektif dan efisien, serta keterlibatan umat lebih meningkat. Selain itu pelayanan pastoral berbasis data juga menjadi upaya nyata pemberdayaan umat sehingga bisa terwujudlah suatu persekutuan umat yang hidup dan dewasa dalam menghadirkan Kerajaan Allah (bdk. visi Paroki St. Yoseph).
Pendalaman tema PPBD ini berlangsung sekitar 1 jam dan diwarnai dengan dialog interaktif berupa pertanyaan kepada peserta. Peserta yang dapat menjawab diberi doorprize berupa buku terkait tema tersebut. Selain itu sempat diperkenalkan juga anggota tim penelitian dan pengembangan khusus (litbangsus) yang akan membantu proses pelayanan pastoral berbasis data di paroki Sanyos.
Praktek meng-update profil dan data umat stalingkat
Pada bagian kedua dari semiloka, para pengurus stalingkat diajak melihat sepintas Sistem Informasi Data Umat Keuskupan (SIDUK). Pak Agus Gudyana dan mas Aris (sekretariat Paroki) memaparkan profil paroki St. Yoseph dan beberapa hal penting terutama tentang kerahasiaan data dalam sistem ini dan perlunya melengkapi data Kepala Keluarga di tiap lingkungan. Masih ada beberapa lingkungan yang data KK nya belum lengkap. Dalam SIDUK ini juga sudah dapat dilihat profil stasi dan lingkungan dalam beberapa kategorinya (jumlah jiwa, jumlah KK, jenis pekerjaan, golongan darah, dsb).

Suasana gembira para pengurus stalingkat saat kumpul dalam kelompok (17/07/2017)
Selanjutnya Pak Romanus selaku salah satu anggota tim litbangsus mengantar peserta untuk mengerjakan pembaruan (up date) Profil Stasi, Lingkungan dan Kelompok Kategorial masing-masing. Para peserta segera berkumpul di setiap kelompoknya dan bekerja menggunakan laptop yang dibawa. Beberapa lingkungan dan kelompok kategorial sudah mengerjakan profil mereka beberapa saat sebelum semiloka ini. Sebagian besarnya baru mulai mengerjakan pembaruan profil mereka dalam semiloka ini. Masih diberi waktu sekitar sebulan ke depan untuk menyelesaikan profil dan juga data sensus KK yang belum lengkap.
Sebelum semiloka ini diakhiri, tim kerja usaha dana paroki diberi kesempatan menyampaikan penggalangan dana untuk rencana program pengecatan gedung gereja. Kondisi gedung gereja memang dindingnya sudah mulai kusam dan kotor, sehingga mendesak untuk dilakukan pengecatan. Untuk itu diharapkan partisipasi seluruh umat sebagai wujud kecintaan dan rasa memiliki gereja parokinya. Akhirnya acara diakhiri dengan doa penutup dan berkat Tuhan melalui Romo Paroki.

Seorang peserta sedang menjawab pertanyaan dalam Semiloka Pelayanan Pastoral Berbasis Data di Paroki Sanyos (17/07/2017/foto: v.marwoto)
Yang cukup berkesan bagi penulis ialah banyaknya peserta yang hadir karena yang diundang adalah para pengurus stalingkat, bukan hanya ketuanya saja. Selain itu antusiasme para pengurus stalingkat dalam mengikuti semiloka tahap I ini juga menunjukkan bahwa umat Paroki Santo Yoseph memiliki hati dan kesediaan untuk berperan aktif di dalam pelayanan lewat kegiatan-kegiatan Gereja yang bersifat membangun umat. Saya merasa sangat senang dan termotivasi untuk lebih terlibat aktif dalam memajukan Paroki bersama umat lainnya.
Penulis:

Cindy Adeline OMK Voltus
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki
1 reply »