Salah satu peran penting orangtua adalah menjadi teman atau guide iman anak-anaknya. Anak-anak yang telah memasuki usia 9 th atau kelas 4 SD telah berhak menerima komuni suci. Mereka secara penuh dapat ambil bagian dalam perayaan Ekaristi yang menjadi puncak dan sumber kehidupan iman. Demikianlah peneguhan yang diberikan oleh pastor paroki dalam kesempatan rekoleksi orangtua calon komuni pertama pada hari minggu 4 Juni.

Sharing kelompok ortu calon komuni pertama (foto: Mikael Yoyok)

Rekoleksi diberikan kepada para orangtua. Ada 23 anak yang akan menerima komuni pertama. Selain bersama pastor paroki, rekoleksi juga didampingi oleh Tim Kerja Keluarga. Mereka menyampaikan sharing pergulatan hidup dalam mendampingi anak-anak. Sharing ini kemudian dilanjutkan dengan sharing bersama secara berkelompok.

Sementara untuk anak-anak didampingi oleh tim pewartaan. Di dalam kesempatan itu sharing keterlibatan dalam tugas Ekaristi diberikan oleh anak-anak PPA. Selain itu menjadi kesempatan mempromosikan PPA supaya anak-anak yang telah menerima komuni pertama mau terlibat dalam kegiatan tersebut. Formulir dibagikan kepada anak-anak.

Dalam kesempatan terakhir, diadakan ibadat bersama orangtua dan anak-anak. Ibadat persembahan dengan doa-doa supaya anak-anak dengan didampingi oleh orangtuanya dapat mempersiapkan perayaan komuni pertama. Sekitar setengah jam ibadat ini berlangsung. Kemudian diakhiri dengan makan bersama.

“Mohon doa dan bimbingannya agar anak saya ini minat panggilannya menjadi imam tidak luntur. Dia sudah bilang sejak kecil”, pinta seorang bapak yang juga seorang pendidik kepada pastor paroki dalam kesempatan bincang-bincang saat sesi istirahat. Menjadi Misdinar memang modal pertama untuk menjadi imam.
Semoga kehendak Tuhan sungguh terjadi.
Soter@bdtoro

Penulis:
RD Ag. Dwiyantoro
Romo Paroki Sanyos