AKTUALIA

Komunikasikan Iman Dan Harapan Lewat Pekan Komsos Ke 51

 

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

dokumentasi: Lily Karlina

Dua penari lengger terlihat menjadi “cucuk lampah” di barisan depan perarakan misdinar, 30 an romo dan Bapak Uskup Hilarion Datus Lega memasuki Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto. Mgr Hilarion adalah Uskup Manokwari-Sorong sekaligus Ketua Komisi Komunikasi Sosial KWI bertindak selaku konselebran utama perayaan ekaristi Pembukaan Pekan Komunikasi Sosial (PKSN) ke 51, Senin 22 Mei 2017.

Sebelumnya, di halaman Paschalis Hall ditampilkan beberapa kesenian tradisional dari wilayah Banyumas dan sekitarnya, seperti buncisan, kentongan, calung, dan tari ndolalak. Musik dan tarian ini cukup menarik perhatian umat Katolik dan masyarakat yang hadir sejak pukul 15.00. Rombongan para tamu dari berbagai daerah yang menjadi peserta PKSN pun disambut oleh Romo T. Puryatno (Administrator Diosesan Keuskupan Purwokerto) dan RD Teguh Budiarto (Ketua Komsos KP) secara simbolis dengan memakaikan blangkon dan selendang pada mereka.

Tepat pkl. 18.00 perayaan ekaristi berlangsung dengan hikmat diiringi oleh musik calung dari Banyumas, gamelan dari Gombong, keroncong dan koor dari paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto. “Sebagian dari para penari dan pemusik itu adalah muslim”, begitu penjelasan RD. Teguh Budiarto.

Mgr Datus Lega di awal kotbahnya menyapa hangat Bapak Uskup Emeritus Julianus Sunarka yang datang terlambat dan duduk di antara umat, “Hi Brother, Welcome”. Mgr. Sunarka pun berdiri memberi salam balik dan disambut tepuk tangan meriah oleh ratusan umat yang hadir. Umat yang datang dari paroki Kroya, Gombong, Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Purwokerto Timur dan Katedral itu pun lalu menyimak homili Mgr Datus.

Dalam homilinya, Mgr Datus mengupas tema yang diangkat dalam PKSN tahun ini yaitu “Jangan takut, Aku besertamu; Komunikasikan harapan dan iman”. Itu merupakan gagasan lama dalam Kitab Suci yang menunjukkan penyertaan Tuhan (Imanuel: Allah beserta kita) atau Maranatha (Datanglah Tuhan). Umat mengundang Tuhan untuk datang supaya menyertai pergumulan mereka. Tuhan pun bertindak, maka tidak perlu takut. Tindakan Tuhan itu diwujudkan dalam bentuk komunikasi sosial yang pada hakekatnya merupakan relasi, interaksi, dialog dan penghargaan pada martabat manusia.

Lebih konkrit, Mgr Datus mengajak seluruh umat untuk bertanggungjawab terhadap media sosial sebagai salah satu alat komunikasi modern. Medsos mestinya menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan, sukacita dan harapan, bukannya untuk menyebarkan berita bohong (hoax), fitnah, kebencian dan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk martabat manusia. Tak lupa, beliau juga mengapresiasi Panitia yang memilih hashtag “#saynotohoax”.

Mengakhiri homilinya, Mgr Datus mengajak seluruh peserta PKSN dan umat yang hadir untuk menjadikan Pekan Komunikasi ini sebagai gerakan yang bergema dan bergulung-gulung kepada masyarakat luas. “Yakinlah Tuhan akan menyertai niat baik ini.”, pungkasnya

Sebelum berkat penutup, RD. Kamilus Pantus sebagai Sekretaris Eksekutif Komsos KWI mengucapkan terima kasih kepada Keuskupan Purwokerto yang bersedia menjadi tuan rumah PKSN ke 51 yang akan berlangsung 22-28 Mei 2017. Selanjutnya diperkenalkan kepada umat, seluruh tim komsos KWI dan peserta PKSN yang datang dari berbagai keuskupan.

Seusai misa, acara ramah tamah digelar di gedung Paschalis Hall yang diisi dengan sambutan RD Puryatno dan Bapak Uskup Emeritus Sunarka SJ. Kemudian Bapak Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein memberikan sambutan dan membuka secara resmi PKSN ke 51. Rangkaian acara pembukaan diakhiri dengan jamuan makan malam bersama. Selamat ber-pekan komunisasi sosial dengan beberapa kegiatan seperti workshop audio visual, menulis kreatif, literasi media, lomba debat, character building, menggambar karikatur, seminar dan pagelaran budaya. Diharapkan semua kegiatan dalam PKSN ini dapat bermanfaat bagi seluruh peserta dan umat dalam mengomunikasikan iman dan harapan di tengah masyarakat.

2 replies »

  1. Mantap..semoga Jalinan komunikasi antar kita dg berbagai saudara seiman semakin terjalin akrab dan menguatkan iman, jg hub komunikasi dg saudara2 kita yg berbeda iman dpt semakin akrab tnp tendensi negatif dan saling menghargai perbedaan sbg suatu bentuk kekayaan rohani masing2.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.