I. INFORMASI SEPUTAR TAHBISAN USKUP KAS, MGR ROBERTUS RUBIYATMOKO:
- SALVE AGUNG: Kamis 18 Mei 2017, pkl. 18.00 di Gereja Katedral Semarang
- Dihadiri oleh 40 Uskup
- Pemberkatan Insignia (lambang) Keuskupan dan lainnya
- Dikidungkan oleh Suster-suster Trapistin Gedono
- Terbuka untuk semua, tanpa undangan
2. TAHBISAN USKUP: Jumat, 19 Mei 2017, pkl. 14.00 di Lap. Bhayangkara AKPOL Semarang
- Terbatas, mewakili Paroki dan Kategori di KAS
- Dengan kartu tanda masuk
- Acara:
- 14.00 WIB: Acara dari umat untuk umat, sambutan selamat datang, among tamu.
- 15.30 WIB: Prosesi perarakan misdinar, para imam, uskup, nuntio, lainnya.
- 16.00 WIB: Misa tahbisan episkopal Mgr. Robertus Rubiyatmoko dimulai
- 18.15 WIB: Aneka sambutan
- 19.00 WIB: Ramah tamah
3. MISA STATIONALE PERDANA: Sabtu, 20 Mei 2017, pkl. 17.30 di Gereja Katedral Semarang
- Misa perdana Bapak Uskup
- Terbuka untuk semua, tanpa undangan
II. LIPUTAN SALVE DI GEREJA KATEDRAL RANDUSARI SEMARANG

Para suster Trappistin dari Biara OCSO Gedono yang dipimpin oleh Sang Abdis, Sr. Martha Driscoll OCSO melambungkan mazmur berpadu dengan nuansa gending-gending Jawa. (Matius Bramantyo/Dokpen KWI)).
DALAM rangka menyambut Uskup Agung baru mereka Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Keuskupan Agung Semarang (KAS) mengadakan perhelatan agung selama tiga hari (18–20 Mei 2017). Mgr. Rubiyatmoko telah ditunjuk secara resmi oleh Bapa Suci Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung KAS pada 18 Maret 2017.
Persiapan untuk menyelenggarakan perhelatan agung selama tiga hari ini telah berlangsung sejak pengumuman tersebut disampaikan kepada umat. Hajatan agung ini sekaligus menjadi tonggak sejarah dimulainya penggembalaan uskup keenam di KAS. Seluruh komponen Gereja beserta umat di KAS ikut berpartisipasi untuk menyambut kehadiran gembala utama baru mereka.

Perarakan Salve Agung di rangkaian acara jelang tahbisan episkopal Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Gereja St. Perawan Maria Ratu Rosario Katedral, Randusari, Semarang. (Matheus Bramantyo/Dokpen KWI).
Rangkaian tiga hari perhelatan agung itu dimulai pada Kamis petang (18/5/2017) dengan menggelar Ibadat Sore (salve) di Gereja Katedral Randusari, Semarang. Tepat pukul 17.00 WIB perarakan Ibadat Salve itu dimulai dan dipimpin oleh Julius Kardinal Darmaatmaja SJ didampingi oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan RP Triatmoko MSF, Sekretaris KAS.
Salve ini diselenggarakan dengan acara utama pengingkraran kesetiaan kepada Bapa Suci dan pengakuan iman Uskup Agung KAS terpilih serta pemberkatan insignia (atribut penanda uskup) yang akan dipakai oleh Uskup Agung baru dalam tugas penggembalaannya sepanjang hidupnya.
Para Suster Trappistin Turun gunung
Semangat baja para suster Trappistin menyanyi dalam Ibadat Sore jelang rangkaian tahbisan Uskup Agung KAS melambungkan lantunan mazmur. (Matius Bramantyo/Dokpen KWI)
Salve yang terselenggara pada sore ini memiliki atmosfer yang cukup istimewa karena lantunan mazmur dilambungkan oleh paduan koor yang didatangkan khusus dari Biara Trappistin di Gedono lereng Gunung Merbabu yang berpadu dengan nuansa gending-gending Jawa. Para suster Trappistin ini ‘turun gunung’ dan langsung dipimpin oleh Sang Abdis, Sr. Martha Driscoll OCSO.
“Kami ‘dipaksa” turun gunung untuk ikut serta memeriahkan perhelatan istimewa ini. Seluruh umat yang memenuhi Gereja Katedral tampak mengikuti ibadat ini dengan suasana khusyuk dan khidmat,” kata Sang Abdis OSCO.
Dalam kesempatan terpisah di akhir acara, Sr. Martha Driscoll OCSO menceritakan bahwa dia dihubungi oleh Rm. FX Sukendar Wignyosumarta, Administrator Diosesan KAS, yang meminta para suster Trappistin untuk menjadi paduan koor dalam Ibadat Salve ini. Rm. Kendar berharap bahwa ibadat dapat berlangsung dalam suasana doa yang sakral dan khusyuk melalui lantunan mazmur para suster Trappistin.
“Saya merasa terkejut sekaligus terharu mendapat permintaan ini. Kami para suster Trappistin juga merasa mendapat kehormatan istimewa karena boleh terlibat dalam perhelatan agung ini,” demikian ungkapnya.
Mereka sudah berlatih sejak Paskah untuk persiapan penampilan ini. Bahkan, segala peralatan gamelan didatangkan khusus dari biara mereka di Gedono, Salatiga.
Untuk memuji Allah
-
Sementara itu, dalam homili singkatnya, Kardinal Darmaatmaja SJ sebagai pemimpin ibadat mengatakan demikian, “Tujuan diadakannya Salve ini adalah untuk memuji Allah dan memohon berkat-Nya. Kita memuji Allah karena Dia sudah berkenan menunjuk Uskup Agung baru bagi KAS dan juga memohon berkat-Nya untuk segala sarana yang akan dipakai olehnya sepanjang hidupnya. Karena sekarang baru malam midodareni, aksesorinya dulu yang dimintakan berkat. Besok dalam pentahbisan uskup baru pribadinya yang diberkati.”
III. SALVE AGUNG DIPIMPIN OLEH JULIUS KARDINAL DARMAATMADJA, SJ
USKUP Agung Emeritus Keuskupan Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja SJ yang pernah menjadi gembala utama di KAS memimpin Salve Agung dalam rangkaian acara pentahbisan Uskup Agung KAS terpilih. Beliau mengawali homilinya dengan menceritakan kisah Samuel (bdk. 1Sam 16:1-13) yang harus memilih satu dari delapan anak laki-laki Isai untuk diurapi sebagai raja.
“Tujuh anak Isai yang dikira Samuel ada yang menjadi pilihan Allah karena ia melihat paras dan perawakannya justru tidak dipilih, tetapi ternyata pilihan Allah malah jatuh pada si bungsu yang masih muda dan belum berkumis. Demikian juga, kasak-kusuk di antara para imam, siapa yang akan dipilih menjadi Uskup Agung Semarang juga sudah terjadi, baik di antara para imam diosesan maupun imam tarekat. Bahkan, ada seorang uskup disebut-sebut sebagai calon Uskup Agung Semarang karena perawakannya yang tinggi dan gagah, tetapi yang dipanggil oleh Bapak Duta Besar Vatikan untuk Indonesia ternyata adalah Si Kumis,” kata Kardinal.
“Si Kumis yang dulu biasa menggembalakan bebek dan kambing dengan mengenakan caping gunung, sekarang menjadi gembala umat,” demikan seloroh Bapak Kardinal tentang sosok Uskup Agung KAS Terpilih yang disambut tawa geerr oleh seluruh umat yang hadir di Gereja Katedral Semarang.“
Kalau dulu Daud dipilih Allah untuk bisa mengalahkan Goliat yang berbadan raksasa, sekarang Allah memilih si Ahli Hukum Gereja untuk secara bijaksana menjalankan ajaran dari Paus Fransiskus yang tertuang dalam tiga tulisan: wajah kerahiman Allah, Yesus hakim yang adil dan kegembiraan kasih dalam hidup berkeluarga. Dengan keahliannya dalam hukum Gereja beliau akan menggembalakan umat selayaknya gembala yang baik yang memiliki hati penuh belas kasih. Kita bersyukur atas pilihan Tuhan ini dan mohon curahan berkat rahmat-Nya bagi beliau,” tandas Kardinal.
Janji setia kepada Gereja dan ajarannya

Setelah homili, Mgr. Robertus Rubiyatmoko di hadapan Nuntius, Mgr. Antonio Guido Filipazzi. menyatakan pengakuan iman serta bersumpah setia pada Paus sebagai wakil Kristus dan penerus para rasul.
Mgr. Ruby juga menyatakan janjinya untuk taat pada Allah dan Yesus Kristus sebagai Gembala Utama, mewartakan dan mengamalkan Injil Suci, menjalankan Tradisi Suci dan Ajaran para Bapa Gereja serta menegakkan Hukum Kanonik, dan menjunjung tinggi tata tertib dalam Gereja Katolik.
Beliau juga berjanji untuk menggembalakan umat KAS dengan penuh kasih dan kebapakan pada umatnya, terutama membawa pulang mereka yang tersesat.
Pemberkatan insignia (atribut penanda uskup)

Acara kemudian dilanjutkan pemberkatan insignia yang akan dikenakan sepanjang hidupnya oleh Mgr .Ruby seperti mitra, cincin, tongkat, kalung salib serta takhta uskup oleh Bapak Kardinal. Dalam upacara itu juga diberkati segala perlengkapan yang akan digunakan untuk kegiatan liturgis oleh Uskup Agung KAS terpilih itu. “Takhta keuskupan sudah diberkati lima kali untuk uskup-uskup pendahulu dan kini untuk uskup yang baru,” jelas Bapak Kardinal.
Melalui ritus pemberkatan ini, juga telah dipanjatkan doa permohonan agar semua perlengkapan yang akan dikenakan Uskup terpilih dikuduskan oleh Allah, Juga doa harapan agar Mgr. Rubiyatmoko dapat memimpin Keuskupan Agung Semarang dalam semangat setia melanjutkan karya pewartaan para rasul melalui perkataan dan perbuatannya.
Ibadat ditutup dengan berkat penutup oleh Kardinal Darmaatmadja SJ.
Dengan berakhirnya Ibadat Sore tadi, Mgr. Robertus Rubiyatmoko telah siap menerima perutusan untuk menggembalakan umat Katolik di empat wilayah kevikepan (Semarang, Surakarta, Yogyakarta, dan Kedu).
sumber: http://www.dokpenkwi.org
Kategori:AKTUALIA, Gereja Indonesia