
***
St. Yohanes Paulus II (Ensiklik
Evangelium Vitae): “Penerimaan aborsi dan eutanasia dalam pandangan populer, dalam perilaku dan bahkan dalam hukum sendiri menandakan dengan jelas adanya krisis kesadaran moral yang sangat berbahaya sekali. Orang semakin tidak mampu membedakan antara yang baik dan jahat, juga bila hak atas hidup dipertaruhkan. Mengingat gawatnya situasi itu, sekarang lebih dari sebelumnya, dibutuhkan keberanian untuk menatap kebenaran, dan membicarakan hal itu blak-blakan, tanpa menuruti kompromi-kompromi yang mengenakkan atau godaan yang mengelabui diri.”

***
Paus Benediktus XVI (Pesan untuk Hari Perdamaian Sedunia 2013): “Jalan untuk mewujudkan kebaikan bersama dan perdamaian adalah pertama-tama menghormati hidup manusia dalam banyak aspeknya, mulai dari pembuahan, pertumbuhannya, sampai pada kematiannya yang alami. Hidup seutuhnya adalah puncak dari perdamaian: sehingga, siapa saja menginginkan perdamaian tidak dapat mentolerir serangan-serangan dan kejahatan-kejahatan melawan kehidupan.
***Paus Fransiskus (Pesan untuk Perkumpulan Dokter Katolik): “Praktek Aborsi, Eutanasia dan Bayi tabung adalah sikap belas-kasih yang palsu. Ideologi yang mendominasi saat ini menganggap aborsi sebagai bantuan kepada wanita, eutanasia sebagai sikap bermartabat, dan keberhasilan saintifik untuk “memproduksi” anak dilihat sebagai suatu hak daripada menerimanya sebagai karunia. Tetapi semua itu adalah sikap belas-kasih yang palsu.”
(Shirley Hadisandjaja)
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Related