Rabu dalam Oktaf Paskah, 19 April 2017
Bacaan I: Kis 3:1-10
Mazmur: Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Injil: Luk 24:13-35
“Saat itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka satu sama lain “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab suci kepada kita?” (Luk 24:13-35). WnB (Word and Bread). Sabda dan Roti. Ini tanda nyata kita untuk melihat atau menjumpai Tuhan. SabdaNya memberi kesaksian. Pengalaman iman hadir dalam sabdaNya. Membaca KS merupakan keharusan kalau demikian. Murid-murid Emaus berkobar hatinya saat Yesus menerangkan seluruh isi kitab suci, saat kesepian atau kesedihan dialami murid-murid. Berkobar saat membaca atau mendengarkan KS tentu menjadi refleksi kita sendiri apakah hal yang sama juga membuat kita berkobar atau justru membuat kita lesu karena malu (tidak pernah atau jarang membuka KS). Sedangkan roti terjadi dalam Ekaristi. Kita merayakan Ekaristi tiap hari atau mingguan tanda kehadiran Yesus. Dia yang bertindak sebagai pelayan utamanya. Selama Ekaristi dengan memecah roti itu kita menyediakan diri, seperti murid Emaus menyediakan perjamuan buat Yesus. Kita menyediakan diri supaya Yesus bertindak untuk kita. Marilah kita hidupi kebangkitan Yesus dengan pergi ke gereja tiap hari agar bisa mendengarkan sabdaNya dan memecahkan roti. Soter@bdtoro
Kategori:RENUNGAN, Renungan Harian